Bulan Ramdhan telah sampai semua orang menyabutnya dengan suka cita dari kakek-kakek,
nenek-nenk, bapak-bapak, ibu-ibu, dan muda-mudi sekalian. Tradisi dari menyambut
dan mengisi bulan puasa ini banyak
sekali yang di laksanakan seperti melaksankan yang wajib berupa puasa dan
beribadah akan tetapi masih banyak lagi tradisi lain yang sudah menjadi budaya
di laksanakan.
Bukan orang tua saja yang memiliki tradisi atau budaya dalam mengisi bulan
Ramdhan, anak-anak remaja (muda) pun dengan tradisinya sendiri mengisi bulan
Ramdhan ini yaitu dengan kegiatan Ngabuburit dan jalan-jalan setelah subuh atau
dalam bahsa Banjarnya yang disebut Menyubuh.
Kegiatan anak muda dalam mengisi bulan Rahmadan ini tidak lepas dari
kegiatan balapan lian (BALI), yaitu suatu fenomena biasa di lakukan pada malam
dan subuh hari. Kegiatan ini hampir semua anak muda di Indonesia melakukannya. Ini
pun tidak terkecuali orang tua pun bisa menyaksikan bahkan ikut.
Akan tetapi kegiatan ini sering di bubarkan Pak Polisi bahkan sampai
ditangkap. Tetapi kita tidak bisa menyalahkan Pak Polisi dalam hal ini karena
ini adalah tugas mereka semua untuk menertibkan masyarakat. Penomena ini tidak
akan berhenti setelah bulan puasa berakhir karena ini adalah sudah menjadi
budaya anak muda dalam mengisi bulan Ramadhan.
Dari itu semua Apakah kegiatan balapan ini tidak bolah ataukah sebaliknya.?
Menurut pendapat penulis dalam penomena ini ada hal negatif dan posotif. Dalam
hal negatifnya anak muda sering melakukan kegiatan BALI di jalan umum bukan
tempat trek balapan sehingga dapat meganggu orang-orang yang sedang lewat. Hal positifnya
yaitu pemuda bisa menyalurkan bakatnya dalam olahraga balap (otomotif).
Sebenarnya masalah ini bisa diselesaikan tanpa anda pihak yang dirugikan nyaitu
dengan kerja sama pemerintah daerah dan pemudanya. Pemerintah daerah bisa
membuat susatu lahan tempat anak muda ini untuk melaksankan budaya mereka dalam
mengisi Ramadhan ini yang tidak mengusik kenyamanan orang lain, dan bagi
pemudanya harus bisa menempatkan budayanya ini di lokasi yang telah di tetapkan
dan tidak menggunakan jalan raya. Sehingga kenyamanan bersama tidak terganggu.
Akan tetapi pemerintah tidak mengerti dengan pemenomena ini pemerintah
hanya ingin menghantikan fenomena ini. Dengan usaha apasa pasti tidak bisa
bahkan tak akan pernah bisa karena ini adalah budaya remaja “ingat orang yang
ikut kegiatan balapan ini tidak semua orang nakal saja”. Sehingga solosinya
dengan cara yang di atas itu bisa diterapkan agar tidak saling merasa
dirugikan.
Komentar yang membangun sangat dinantikan