Pencarian

Kamis, 03 Juli 2014

Budaya Remaja dalam Mengisi Bulan Ramadhan


Bulan Ramdhan telah sampai semua orang menyabutnya dengan suka cita dari kakek-kakek, nenek-nenk, bapak-bapak, ibu-ibu, dan muda-mudi sekalian. Tradisi dari menyambut  dan mengisi bulan puasa ini banyak sekali yang di laksanakan seperti melaksankan yang wajib berupa puasa dan beribadah akan tetapi masih banyak lagi tradisi lain yang sudah menjadi budaya di laksanakan.
Bukan orang tua saja yang memiliki tradisi atau budaya dalam mengisi bulan Ramdhan, anak-anak remaja (muda) pun dengan tradisinya sendiri mengisi bulan Ramdhan ini yaitu dengan kegiatan Ngabuburit dan jalan-jalan setelah subuh atau dalam bahsa Banjarnya yang disebut Menyubuh.
Kegiatan anak muda dalam mengisi bulan Rahmadan ini tidak lepas dari kegiatan balapan lian (BALI), yaitu suatu fenomena biasa di lakukan pada malam dan subuh hari. Kegiatan ini hampir semua anak muda di Indonesia melakukannya. Ini pun tidak terkecuali orang tua pun bisa menyaksikan bahkan ikut.
Akan tetapi kegiatan ini sering di bubarkan Pak Polisi bahkan sampai ditangkap. Tetapi kita tidak bisa menyalahkan Pak Polisi dalam hal ini karena ini adalah tugas mereka semua untuk menertibkan masyarakat. Penomena ini tidak akan berhenti setelah bulan puasa berakhir karena ini adalah sudah menjadi budaya anak muda dalam mengisi bulan Ramadhan.
Dari itu semua Apakah kegiatan balapan ini tidak bolah ataukah sebaliknya.?
Menurut pendapat penulis dalam penomena ini ada hal negatif dan posotif. Dalam hal negatifnya anak muda sering melakukan kegiatan BALI di jalan umum bukan tempat trek balapan sehingga dapat meganggu orang-orang yang sedang lewat. Hal positifnya yaitu pemuda bisa menyalurkan bakatnya dalam olahraga balap (otomotif).
Sebenarnya masalah ini bisa diselesaikan tanpa anda pihak yang dirugikan nyaitu dengan kerja sama pemerintah daerah dan pemudanya. Pemerintah daerah bisa membuat susatu lahan tempat anak muda ini untuk melaksankan budaya mereka dalam mengisi Ramadhan ini yang tidak mengusik kenyamanan orang lain, dan bagi pemudanya harus bisa menempatkan budayanya ini di lokasi yang telah di tetapkan dan tidak menggunakan jalan raya. Sehingga kenyamanan bersama tidak terganggu.

Akan tetapi pemerintah tidak mengerti dengan pemenomena ini pemerintah hanya ingin menghantikan fenomena ini. Dengan usaha apasa pasti tidak bisa bahkan tak akan pernah bisa karena ini adalah budaya remaja “ingat orang yang ikut kegiatan balapan ini tidak semua orang nakal saja”. Sehingga solosinya dengan cara yang di atas itu bisa diterapkan agar tidak saling merasa dirugikan.
Komentar yang membangun sangat dinantikan