Pencarian

Sabtu, 07 Juni 2014

Laporan Praktikum Pengetahuan Lingkungan "FAKTOR ABIOTIK TANAH"

I.              Topik Praktikum

Faktor Abiotik Tanah

II.           Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat melakukan pengukuran faktor abiotik tanah dengan menggunakan alat-alat pengukur dan dapat menjelaskan interaksi faktor-faktor abiotik.

III.        Dasar Teori

Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. Tanah merupakan habitat bagi hewan darat terutama yang hidup di bawah tanah seperti cacing, semut dan lain-lain. Selain itu tanah merupakan tempat tumbuh bagi tumbuhan. Kehidupan hewan dan tumbuhan tersebut di pengaruhi oleh faktor-faktro abiotik tanah seperti pH, suhu tanah, kadar oksigen, kelembaban, dan lain-lain. pH tanah yang terlalu asam atau basa dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Fungsi utama tanah adalah tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman, penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara), penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh, hormon, vitamin, asam-asam organik, antibiotik, toksin anti hama, dan enzim yang dapat meningkatkan ketersediaan hara) dan siklus hara, dan sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama dan penyakit tanaman, lokasi pembangunan berbagai infrastruktur, seperti bangunan rumah, kantor, supermarket, jalan, terminal, stasiun dan bandara. Integrasi kelima fungsi utama tanah disajikan dalam Gambar berikut.
Sifat Biologi tanah terdiri total mikroorganisme tanah. Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Dengan demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah.
Tekstur tanah adalah suatu parameter umum untuk mengetahui ciri khas dari tipe tanah. Tekstur tanah ini menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separate) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relative antara fraksi pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay). Tekstur tanah terdiri dari partikel tanah yaitu pasir, debu dan liat yang bervariasi ukurannya, yaitu pasir 0,05 – 2 mm, debu : 0,05 – 0,002 mm dan liat < 0,002 mm. Ukuran partikel tersebut berhubungan erat dengan sirkulasi air dan udara, kemampuan jerapan nutrisi/unsur hara dan struktur tanah. Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (besar) (disebut lebih poreus), tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori meso (sedang) (agak poreus), sedangkan yang didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus.
Struktur tanah merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling merekat satu sama lain karena adanya perekat misalnya eksudat akar, hifa jamur, lempung, humus, dll. Ikatan partikel tanah berwujud sebagai agregat tanah yang membentuk tanah tersebut, yang mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda. Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang dikehendaki ialah struktur tanah yang remah. Keuntungan struktur tanah demikian ialah udara dan air tanah berjalan lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan jasad renik tanah yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di dalam tanah. Oleh karena itu, untuk memperbaiki strutur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk organik (pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau). Salah satu contoh tanah yang berstruktur jelek adalah tanah liat. Tanah ini tersusun atas partikel-partikel yang cukup kecil. Sangat kecil kalau dibandingkan dengan tanah pasir. Partikel tanah liat kurang lebih sama dengan seperseratus kali partikel tanah pasir. Kehalusannya membuat tanah liat cenderung menggumpal, terlebih pada musim hujan, dan sangat banyak menghisap air. Jeleknya lagi, tanah liat akan menahan air dengan ketat sehingga keadaannya menjadi lembab dan udara pun berputar cukup lambat. Bila nantinya kering, tanah liat akan menggumpal seperti batu dan sifatnya pun kian kedap terhadap udara. Itu sebabnya kerap kali dijumpai tanah liat banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat keramik dan batu bata. Tentunya tanaman kalau ditanam pada tanah tersebut akan sulit tumbuh dan berkembang karena akarnya tak mampu menembus lapisan tanah padat. Ada pula tanah yang struktur terlalu porous, seperti tanah pasir. Pada tanah tersebut tanaman juga tidak akan tumbuh subur. Karena, sifat porous tanah tersebut sangat mudah merembeskan air yang mengangkut zat-zat makanan hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya, zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman tersebut tidak bisa terjangkau oleh akar.
Warna tanah secara langsung mempengaruhi penyerapan sinar matahari dan salah satu faktor penentu suhu tanah. Secara tidak langsung berhubungan dengan sifat-sifat tanah, misal informasi subsoil drainase, kandungan bahan organik, pembeda antar horison. Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning, dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan bercak (rust), kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan (mottling). Warna tanah disebabkan oleh adanya bahan organik, dan atau status oksidasi senyawa besi dalam tanah.
Temperatur (suhu) tanah adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah.
Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne.
Jenis-Jenis tanah antara lain yaitu:
1.             Tanah Gambut
Jenis-jenis tanah lainnya yang ada di Indonesia adalah tanah Gambut. Sama halnya dengan tanah humus, tanah ini termasuk kedalam golongan tanah organosol yang diperoleh dari pembusukan bahan-bahan organik. Hal yang membedakan adalah tanah gambut ini dihasilkan dari pembusukan tumbuhan (bahan-bahan organik) yang berada disekitar rawa-rawa.
2.             Tanah Pasir
Jenis-jenis tanah lainnya yang bisa ditemukan di Indonesia adalah tanah pasir. Tanah jenis ini umumnya bisa dijumpai didaerah-daerah pesisir atau daerah-daerah yang berdekatan dengan pantai seperti di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Tanah jenis ini termasuk tanah yang tidak subur karena memiliki unsur hara yang sedikit sehingga tidak mungkin dijadikan tanah untuk pertanian.
3.             Dan lain-lain.

IV.         Alata dan Bahan


a.    Tabel Alat
No.
Alat
Keterangan
1.
Cawan Petri
1 (satu buah)
2.
Timbangan / Neraca Digital
1 (satu buah)
3.
Plastik
Secukupnya
4.
Alat Tulis
Seperlunya

b.   Tabel Bahan
No.
Bahan
Keterangan
1.
Tanah
50 gram

V.            Prosedur Kerja


A.           Mengukur Kandungan Air Tanah
1.             Menimbang berat cawan petri.
2.             Memasukkan tanah yang akan di timbang ke cawan petri seberat 50 gram.
3.             Menjemur tanah sampai kering selama 2 hari.
4.             Menimbang cawan pertri beserta tanah yang sudah kering (2 hari kemudian).
5.             Menentukan kandungan air tanah (%) dalam tanah dengan menggunakan rumus.

B.            Menentukan Tekstur Tanah
1.             Mengambil tanah kira-kira  50 gram.
2.             Meneteskan dengan air dan membentuk tanah menjadi gumpalan berbentuk bola.
3.             Menekan bola tanah dengan menggunakan jempol atau jari tengah.
4.             Jika tanah tersebut dapat membentuk pita, berarti tanah tersebut termasuk kedalam tanah liat.
5.             Jika tidak membentuk pita berarti tanah tersebut termasuk tanah berpasir.

VI.         Hasil Pengamatan


Tabel Hasil Pengamatan
No.
Data Pengamatan
Hasil Pengamatan
1.
Berat Tanah Basah
50 gram
2.
Berat Tanah Kering (setelah dijemur 2 hari)
40,58 gram
3.
Tekstur Tanah
Tanah Berpasir
4.
Kandungan Air Dalam Tanah


VII.      Pembahasan

Pada praktikum faktor abiotik tanah kali ini kami menggunakan sampel tanah yang berda pada lingkungan sekitar kampus STAIN Palangka Raya, lokasi tepatnya yaitu sampel tanah lapangan bola STAIN Palangka Raya yang diambil pada hari Senin, 28 Mei 2014. Disini kami mengamati tekstur dari tanah dan kandungan air yang berada pada tanah tersebut. Hasil pengamatan yang diperoleh tekstur tanah tersebut memiliki tekstur tanah berpasir dan memiliki kandungan air sebesar 81,16 %, untuk memperolah kandungan air tanah tersebut kami melakukan penimbangan sampel tanah masih dalam keadaan basah dengan berat 50 gram setelah penimbangan selesai tanah tersebut kami jemur selama dua hari sebelum ditimbang lagi. Setelah dua hari penimbangan sampel tanah dalam keadaan kering dilakukan dan memperoleh berat sebesar 40,58 gram mengalami penyusutan berat. Selanjutnya menghitung persentasi kandungan air dengan rumus   sehingga di peroleh hasil  .
A.           Berdasarakan hasil pengamatan tersebut tekstur tanah termasuk tanah berpasir.
Tanah berpasir merupakan tanah yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Kapasitas serap air pada tanah pasir sangat rendah, ini disebabkan karena tanah berpasir tersusun atas 70% partikel tanah berukuran besar (0,02-2mm).  Tanah berpasir bertekstur kasar, dicirikan adanya ruang pori besar diantara butir-butirnya. Kondisi ini menyebabkan tanah menjadi berstruktur lepas dan gembur. Melihat dari ciri-ciri tanah berpasir tersebut dapat dengan mudah dijelaskan bahwa tanah pasir memiliki kemampuan mengikat air yang sangat rendah.
Melihat tekstur tanah ini sangat mempengaruhi penyerapan sinar matahari dan penentu suhu tanah. Secara tidak langsung keadaan tanah seperti ini memepengaruhi respirasi mikroorganisme di tanah dan di dalam tanah, sehingga tanah dengan tekstur ini tidak bisa ditumbuhi oleh tumbuhan yang memerlukan air serta nutrien dalam keadaan banyak di tanah. Keadaan ini diperkuat dengan kenyataan di lapangan karena di lapangan hanya ditemukan rumput gajah saja dan tidak ditemukan tumbuhan lain. Tumbuhan rumput gajah ini jenis tanaman yang dapat bertahan di lokasi yang kekurangan air dan memiliki akar yang menjalar panjang yang dapat melampaui lokasi tanah yang berpasir sehingga dengan akar yang menjalar ini memperoleh nutrien dan air untuk kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat dikatakan tanah yang memiliki tekstur berpasir tidak baik atau tidak cocok temapat menanm tanaman tanpa diolaAh terlebih dahulu.
B.            Kandungan air pada sampel tanah.  
Berdasarkan percobaan dan uraian diatas bahwa kandungan air pada tanah yang berpasir sangatlah sedikit dimana tanah berpasir tidak dapat mengikat kandungan air karena tanah berpasir memiliki tekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang berstekstur halus. Tanah berpasir umumnya lebih capat dan mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur berlumpur atau liat dan fungsi air pada tanah sebagai pelapukan mineral dan bahan organik tanah yang mempersiapkan hara laur bagi pertumbuhan tanaman dan sebagai media gerak hara keakar tanaman terhambat, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan subur.
Berdasarkan ini pula temperatur (suhu) tanah  ikut terganggu. Temperatur suhu tanah adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah.
Bukan hanya pada temperatur tapi pada respirasi mikroorganime juga berpengarauh terhadapa keterbatasannya kesediaan air pada tanah berpasir. Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne.

VIII.   Kesimpulan dan Sara


A.           Kesimpulan
Ada pun kesimpulan yang dapat kami tarik dari praktikum kali ini adalah:
*      Tanah pada lapangan bola STAIN Palangka Raya termasuk memiliki tekstur berpasir.
*      Dalam menghitung kandungan air menggunakan rumus  .
*      Tanah berpasir merupakan tanah yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Kapasitas serap air pada tanah pasir sangat rendah, ini disebabkan karena tanah berpasir tersusun atas 70% partikel tanah berukuran besar (0,02-2mm). 
*      Tanah berpasir bertekstur kasar, dicirikan adanya ruang pori besar diantara butir-butirnya.
*      kandungan air pada tanah yang berpasir sangatlah sedikit dimana tanah berpasir tidak dapat mengikat kandungan air karena tanah berpasir memiliki tekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang berstekstur halus.