I.
Topik
Praktikum
Pengelolaan sampah domestik di kota Palangka Raya
II.
Tujuan
Praktikum
1.
Untuk
mengetahui upaya masyarkat dalam pengelolaan sampah domestik di kota Palangka
Raya.
2.
Untuk
mengetahui partisipasi atau kesadaran anggota masyarakat dalam pengelolaan sampah
tersebut.
III.
Dasar Teori
Menurut hasil survei WHO, tingkat kesehatan masyarakat di negara-negra
berkembang masih rendah, bahkan beberapa negara miskin di benua Afrika tingkat
kematian bayi dan ibu melahirkan tergolong tinggi. Selain lingkungan merupakan
peyebab terbesar dari permasalahan kesehatan masyarakat.
Senitasi merupakan istilah untuk kesehatan lingkungan dari bahaya penyakit
yang ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme dengan berbagai vaktor berupa
hewan-hewan seperti tikus, kecoa, lalat, anjing, maupun kucing. Sumber utama
penyakit senitasi umumnya adalah sampah domestik yang tidak ditangani secara
benar.
Penanganan masalah sampah di kota Palangka Raya dikoordinasikan oleh aparat
pemerintahan daerah dengan mengikutsertakan partisipasi dari semua lapisan
masyarakat. Perlu adanya pengawasan secara teratur menegenai kinerja petugas
kebersihan dan senitasi kota, termasuk membuka diri terhadap keluhan-keluhan
yang berkaitan dengan pengelolaan sampah.
Sampah domestik dapat merupakan ancaman yang selalu mengintai kesehatan
masyarakat, namun dapat juga dijadikan sumber daya yang menguntungkan. Hal ini
tergantung dari sistem dan kinerja pengelolaan sampah.
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Banyak
sampah organik masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan (re-using),
walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat digunakan
kembali.
Menurut Gilbert
sumber-sumber timbulan sampah adalah sebagai berikut :
a.
Sampah dari
pemukiman penduduk
Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu kluarga yang
tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung
organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu
plastik dan lainnya.
b.
Sampah dari
tempat – tempat umum dan perdagangan
Tempat- tempat umum
adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan
kegiatan. Tempat – tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam
memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar.
Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa – sisa makanan, sampah kering,
abu, plastik, kertas, dan kaleng- kaleng serta sampah lainnya.
c.
Sampah dari
sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah
Yang dimaksud di sini misalnya tempat hiburan umum, pantai, masjid, rumah
sakit, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya yang menghasilkan
sampah kering dan sampah basah.
d.
Sampah dari
industri
Dalam pengertian ini termasuk pabrik – pabrik sumber alam perusahaan kayu dan
lain – lain, kegiatan industri, baik yang termasuk distribusi ataupun proses suatu
bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah,
sampah kering abu, sisa – sisa makanan, sisa bahan bangunan.
e.
Sampah
Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah pertanian, misalnya sampah
dari kebun, kandang, ladang atau sawah yang dihasilkan berupa bahan makanan
pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman.
Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah
dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu :
1.
Berdasarkan
zat kimia yang terkandung didalamnya
a.
Sampah
anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastik.
b.
Sampah
Organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan sebagainya.
2.
Berdasarkan
dapat tidaknya dibakar
a.
Mudah
terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu.
b.
Tidak mudah
terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas.
3.
Berdasarkan
dapat tidaknya membusuk
a.
Mudah
membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging.
b.
Sukar
membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca.
Karakteristik Sampah yaitu:
1.
Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa
potongan hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri
dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
2.
Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang
tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan,
kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage.
3.
Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang
mudah terbakar baik dirumah, dikantor, industri.
4.
“Street
Sweeping” (Sampah Jalanan)
berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun
dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.
5.
“Dead
Animal” (Bangkai Binatang) yaitu
bangkai-bangkai yang mati karena alam, penyakit atau kecelakaan.
6.
Houshold
Refuse yaitu sampah yang terdiri
dari rubbish, garbage, ashes, yang berasal dari perumahan.
7.
Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan)
yaitu bangkai- bangkai mobil, truk, kereta api.
8.
Sampah
Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-industri,
pengolahan hasil bumi.
9.
Demolition
Wastes yaitu sampah yang berasal
dari pembongkaran gedung.
10.
Construction
Wastes yaitu sampah yang berasal
dari sisa pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.
11.
Sewage
Solid terdiri dari benda-benda
kasar yang umumnya zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat
pengelolahan air buangan.
12.
Sampah khusus
yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya kaleng-kaleng cat, zat
radiokatif.
IV.
Alata dan
Bahan
a.
Tabel Alat
No.
|
Alat
|
Keterangan
|
1.
|
Sepeda Motor
|
2 (dua) buah motor
|
2.
|
Meteran
|
1 (satu) buah
|
3.
|
Alat Tulis
|
Seperlunya
|
4.
|
Kamera
|
1 (satu) buah
|
b.
Tabel Bahan
No.
|
Bahan
|
Keterangan
|
1.
|
Sampah yang ada di TPS
|
Seperlunya
|
V.
Prosedur
Kerja
1.
Melaku survei
ke TPS yang berada di kawasan jalan RT. A. Milono Palangka Raya.
2.
Melakukan
pengamatan sampah yang ada pada TPS tersebut.
3.
Menentukan
jenis sampah yang dominan, dan mengamati keadaan sampah tersebut.
4.
Mengukur TPS
tersebut.
5.
Melakukan
wawancara terbatas pada warga setempat.
VI.
Hasil
Pengamatan
DATA YANG DIKUMPULKAN TPS 1
|
|||
TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH
|
|||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
|
1
|
Alamat TPS yang di Observasi
|
Jalan Christopel Mihing
|
|
2
|
Jarak TPS dengan jalan umum
|
170 cm
|
|
3
|
Jarak TPS dengan ruwah warga
|
7 m
|
|
4
|
Daya tampung sampah di TPS
|
5,86 m2
|
|
5
|
TPS mampu menampung sampah domestik
|
20-30 rumah
|
|
6
|
Kondisi fisik TPS
|
Rusak
|
|
7
|
Kondisi sampah pada TPS
|
Sampah berserakan disekitar TPS
|
|
8
|
Sampah pada TPS dari rumah berjarak
|
-
|
|
PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN PAMPAH
|
||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Semua warga sekitar TPS yang membuang sampah di TPS
|
Semua warga
|
2
|
Alasan warga tidak membuang sampah di TPS
|
-
|
3
|
Sampah yang di buang
|
Dibungkus dengan plastik
|
4
|
Warga paling sering membuang sampah di TPS pada
waktu
|
Pagi hari
|
5
|
Ada pungutan atau iuran warga untuk kebersihan TPS
|
Ada, Rp. 2000 per hari
|
6
|
Warga setempat bertugas menjaga TPS
|
Tidak ada
|
MATERI SAMPAH DOMESTIK
|
||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Bahan sampah terdiri dari
|
Sisa makanan, sayuran, kertas, dan plastik
|
2
|
Bahan sampah yang paling dominan
|
Kertas dan plastik
|
3
|
Kondisi air pada sampah
|
Kering dan basah
|
4
|
Kondisi bahan-bahan organik sampah
|
Busuk
|
5
|
Pemulung di area TPS
|
Ada pemulung
|
6
|
Pemanfaatan sampah oleh pemulung
|
Di jual dan pakan ternak babi
|
7
|
Kondisi sampah di TPS akibat adanya pemulung
|
Sebagian sampah tercecer ke luar area TPS
|
8
|
Hewan mencari makan di area TPS
|
Jarang
|
9
|
Hewan yang sering mencari makan di area TPS
|
Kucing dan ajing
|
PENGELOLAAN SAMPAH OLEH PETUGAS PEMERINTAH DAERAH
|
||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Petuga pemungut sampah
|
Ada
|
2
|
Petuga pemungut sampah datang setiap
|
Satu hari sekali
|
3
|
Waktu pemungutan sampah oleh petugas
|
05.00-07.00 WIB
|
4
|
Sampah terangkut
|
Semua sampah terangkut
|
5
|
Alasan sampah tidak terangkut
|
Daya tampung truk yang tidak muat
|
6
|
Kondisi TPS setelah sampah di angkut
|
Masih ada sampah yang tersisa
|
7
|
Sampah tidak terangkut
|
Ada
|
8
|
Lokasi penampungan samapah yang diangkut petugas
|
Ke lokasi TPA jalan Tjilik Riwut KM. 14
|
9
|
Sampah yang diangkut digunakan untuk
|
|
10
|
Petugas pengangkut sampah menggunkan alat
|
Berupa Sarung tangan, sepatu, dan masker
|
DATA YANG DIKUMPULKAN TPS 2
|
|||
TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH
|
|||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
|
1
|
Alamat TPS yang di Observasi
|
Jalan P. Junjung Buih
|
|
2
|
Jarak TPS dengan jalan umum
|
87 cm
|
|
3
|
Jarak TPS dengan ruwah warga
|
5 m
|
|
4
|
Daya tampung sampah di TPS
|
6,2 m2
|
|
5
|
TPS mampu menampung sampah domestik
|
20-30 rumah
|
|
6
|
Kondisi fisik TPS
|
Baik tapi kurang terpelihara
|
|
7
|
Kondisi sampah pada TPS
|
Tertampung baik
|
|
8
|
Sampah pada TPD dari rumah berjarak
|
7 m
|
|
PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN PAMPAH
|
||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Semua warga sekitar TPS yang membuang sampah di TPS
|
Semua warga
|
2
|
Alasan warga tidak membuang sampah di TPS
|
-
|
3
|
Sampah yang di buang
|
Dibungkus dengan plastik
|
4
|
Warga paling sering membuang sampah di TPS pada
waktu
|
Pagi dan sore hari
|
5
|
Ada pungutan atau iuran warga untuk kebersihan TPS
|
Ada, Rp. 2000 per hari
|
6
|
Warga setempat bertugas menjaga TPS
|
Tidak ada
|
MATERI SAMPAH DOMESTIK
|
||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Bahan sampah terdiri dari
|
Plastik, bekas perabotan rumah tangga
|
2
|
Bahan sampah yang paling dominan
|
Sisa sayuran dan plastik
|
3
|
Kondisi air pada sampah
|
Kering dan basah
|
4
|
Kondisi bahan-bahan organik sampah
|
Sebagian busuk
|
5
|
Pemulung di area TPS
|
Ada
|
6
|
Pemanfaatan sampah oleh pemulung
|
Dijual dan untuk pakan ternak babi
|
7
|
Kondisi sampah di TPS akibat adanya pemulung
|
Tetap tertampung di TPS
|
8
|
Hewan mencari makan di area TPS
|
Jarang
|
9
|
Hewan yang sering mencari makan di area TPS
|
Kucing dan ajing
|
PENGELOLAAN SAMPAH OLEH PETUGAS PEMERINTAH DAERAH
|
||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Petuga pemungut sampah
|
Selalu ada
|
2
|
Petuga pemungut sampah datang setiap
|
Setiap hari (pagi dan sore hari)
|
3
|
Waktu pemungutan sampah oleh petugas
|
(05.00-08.00) dan (16.00-18.00)
|
4
|
Sampah terangkut
|
Semua terangkut
|
5
|
Alasan sampah tidak terangkut
|
Daya tampung truk yang penuh
|
6
|
Kondisi TPS setelah sampah di angkut
|
Dibersihkan tapi masih ada yang tercecer
|
7
|
Sampah tidak terangkut
|
Ada
|
8
|
Lokasi penampungan samapah yang diangkut petugas
|
TPA jalan Tjilik Riwut Km 14
|
9
|
Sampah yang diangkut digunakan untuk
|
|
10
|
Petugas pengangkut sampah menggunkan alat
|
Sarung tangan, masker, dan sepatu bot
|
DATA YANG DIKUMPULKAN TPS 3
|
|||
TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH
|
|||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
|
1
|
Alamat TPS yang di Observasi
|
Jalan Tilung
|
|
2
|
Jarak TPS dengan jalan umum
|
440 cm
|
|
3
|
Jarak TPS dengan ruwah warga
|
10 m
|
|
4
|
Daya tampung sampah di TPS
|
8,53 m2
|
|
5
|
TPS mampu menampung sampah domestik
|
20-30 rumah
|
|
6
|
Kondisi fisik TPS
|
Sangat rusak
|
|
7
|
Kondisi sampah pada TPS
|
Sebagian kecil tercecer
|
|
8
|
Sampah pada TPD dari rumah berjarak
|
-
|
|
PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN PAMPAH
|
||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Semua warga sekitar TPS yang membuang sampah di TPS
|
Semua warga
|
2
|
Alasan warga tidak membuang sampah di TPS
|
-
|
3
|
Sampah yang di buang
|
Dibungkus plastik
|
4
|
Warga paling sering membuang sampah di TPS pada
waktu
|
Sore hari
|
5
|
Ada pungutan atau iuran warga untuk kebersihan TPS
|
Ada, Rp. 2000 per hari
|
6
|
Warga setempat bertugas menjaga TPS
|
Tidak ada
|
MATERI SAMPAH DOMESTIK
|
||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Bahan sampah terdiri dari
|
Sisa sayuran, kertas, dan plastik
|
2
|
Bahan sampah yang paling dominan
|
Kertas dan plastik
|
3
|
Kondisi air pada sampah
|
Kering dan basah
|
4
|
Kondisi bahan-bahan organik sampah
|
Sebagian busuk
|
5
|
Pemulung di area TPS
|
Ada
|
6
|
Pemanfaatan sampah oleh pemulung
|
Dijula, untuk makan ternak
|
7
|
Kondisi sampah di TPS akibat adanya pemulung
|
Berserakan dan kotor
|
8
|
Hewan mencari makan di area TPS
|
Kucing dan anjing
|
9
|
Hewan yang sering mencari makan di area TPS
|
Kucing dan anjing
|
PENGELOLAAN SAMPAH OLEH PETUGAS PEMERINTAH DAERAH
|
||
No.
|
Materi Pengamatan
|
Keterangan
|
1
|
Petuga pemungut sampah
|
Selalu ada
|
2
|
Petuga pemungut sampah datang setiap
|
Setiap hari
|
3
|
Waktu pemungutan sampah oleh petugas
|
Pagi (05.00-07.00 WIB)- Sore (17.00-18.00 WIB)
|
4
|
Sampah terangkut
|
Semua sampah terangkul
|
5
|
Alasan sampah tidak terangkut
|
Daya tampung truk sudah penuh
|
6
|
Kondisi TPS setelah sampah di angkut
|
Tidak di bersihkan
|
7
|
Sampah tidak terangkut
|
Ada
|
8
|
Lokasi penampungan samapah yang diangkut petugas
|
TPA jalan Tjilik Riwut Km. 14
|
9
|
Sampah yang diangkut digunakan untuk
|
-
|
10
|
Petugas pengangkut sampah menggunkan alat
|
Sarung tangan, masker, sepatu boot
|
VII.
Gambar Hasil
Pengamatan
Tabel Gambar
No.
|
Hasil Pengamatan TPS Area Jalan RT. A. Milono
|
||
TPS Jalan Christopel Mihing
|
TPS jalan P. Junjung Buih
|
TPS Jalan Tilung
|
|
1.
|
![]() |
||
2.
|
![]() |
![]() |
VIII. Pembahasan
Sampah perkotaan merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian
yang serius. Sampah menjadi permasalahan serius seiring meningkatnya
pertumbuhan penduduk akibat arus urbanisasi, migrasi, dan aktivitas ekonomi.
Akibat dari hal tersebut, timbunan sampah Kota Palangka Raya saat ini mencapai
564 m3 per hari atau 213.972 m3 per tahun. Dari timbunan
sampah yang tertanggulangi oleh Pemerintah Kota Palangka Raya sebesar 384 m3
per hari atau 77%, sedangkan sisanya sebanyak 23% menjadi sampah liar (oleh
masyarakat dibuang sembarangan ke sungai atau dibakar).
Masalah sampah sebenarnya harus ditangani secara bersama-sama antara
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Oleh karena
itu dibutuhkan kesadaran dan komitmen bersama menuju perubahan sikap, perilaku
dan etika yang berbudaya lingkungan.
Dalam upayanya pemerintah daerah kota Palangka Raya dalam pengelolaan
sampah domestik dan sampah rumah tangga. Dinas kebersihan kota Palangka Raya
melakukan pembersihan setiap hari seklai dan di beberapa TPS yang memiliki
volume sampah yang banyak pembersihan bisa dilakukan dalam dua kali dalam
sehari. Masyrakat disekitar TPS mendapat retribusi pembersihan sampah setiap
harinya Rp. 2.000.
Upaya yang pemerintah lakukan terhadapa sampah domestik dan sampah-sampah
dari rumah tangga lainnya masih kewalahan terhadap sampah-sampah yang setiap
harinya meningkat volumenya. Menurut penilaian kalangan anggota DPRD setempat
(yang dikutip pada Palangka Raya, Ppost), manajemen pengelolaan sampah belum
baik, penanganan sampah belum berjalan optimal. Hal tersebut tidak terlepas
dari minimnya dukungan sarana dan prasarana kebersihan, termasuk jumlah armada
angkutan sampah dan minimnya sosialisasi dan tiadanya depo sampah juga
disebut-sebut menjadi kendala kebersihan di ibukota Provinsi Kalimantan Tengah
tersebut.
Menurut kami dalam pengelolaan sampah ini tidak hanya di bebankan kepada
pemerintah daerah saja karena dalam pengelolaan seperti yang telah kami katakan
diatas penanganan sampah harus dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah,
swadaya masyarakat dan masyrakata itu sendiri, dengan cara ini masalah sampah
di kota Cantik Palangka Raya akan segera terselesaikan.
Berdasarkan pengematan yang kami lakukan
pada beberapa TPS di jalan RT. A. Milono dengan metode yang kami lakukan
mengamati keadaan TPS dan mencari responden dengan melakukan wawancara singkat
warga yang tinggal di sekitar TPS.
a.
Tempat
Pembuangan Sampah (TPS) Di Jalan Chirtopel Mihing
Pada TPS ini keadaan
sampah telah di angkut oleh petugas pembersihan kota. Berdasarkan tiga
responden yang dapat kami tanyakan masalah pengelolaan sampah di TPS ini yaitu
Ibu Samitan, Bapak Bambang, dan Ibu Midah. Ketiga responden ini tinggal dekat
TPS ini selama 3 tahun. Dari pernyataan mereka tinggal berdampingan dengan TPS
yaitu tidak terlalunyaman, nyaman gak nyman, dan kurang nyaman. Ketiga responen
ini memiliki usaha rumah makan dengan keadaan ini kekawatiran meraka makin
meningkat.
Data yang dapat kami
himpun dari responden yaitu, warga sekitar dan warga bukan are TPS ini
melakukan pembuangan sampah di TPS ini dengan alasan tidak ada lagi TPS lain
yang dekat. Masyarakat paling bayak membuang sampah pada waktu sore hari, akan
tetapi masih ada warga yang membuang pada siang dan pagi hari setelah TPS di
bersihkan. Petugas Dinas Pembersih kota
datang setiap pagi sekitar pukul 6-7 pagi. Mereka mendapatkan tagihan
retribusi kebersihan Rp. 2.000 per hari.
Dari pantauan kami keadaan
TPS di are ini memiliki kondisi rusak dan sampah berserakan di sekitar TPS. TPS
memiliki jarak dari rumah warga yang terdekat 7 m dan dari jarak dari jalan
umum 170 cm dan memiliki volume 5,86 m2 diperkirakan TPS dapat
menampung 20-30 rumah dan sampah yang dibunag kebanyakan dibungkus dengan
plastik dan sampah yang dominan kertas dan plastik.
b.
Tempat
Pembuangan Sampah (TPS) Di Jalan P. Junjung Buih
Berdasarkan reponden yang
dapat kami wawancara singkat yaitu; Ibu Ayu dan Rahmah, Ibu Rurhayati, Ibu
Lili, Ibu Erna, dan Ibu Natalina. Responden ini masih penduduk baru yang berada
di sekitar TPS baru yang berkisar antara 3-5 bulan baru menempati daerah P.
Junjung Buih ini. Berdasarkan pernyataan mereka bahwa semua warga di area ini
dan warga yang di luar area ini membuang sampah pada TPS, warga yang sering
membuang sampah pada waktu pagi dan sore hari. Ada pun kekhawatiran mereka
terhadap TPS ini yaitu dari segi kesehatan dan kenyamanan, warga disekitar are
TPS merasa tidaknyaman akan bau sampah yang dihasikan ketika sampah terkena
hujan dan tidak diangkut dengan segera oleh petugas. Warga sekitar mendapatkan
biaya retribusi kebersihan TPS sebesar Rp. 2.000 per hari dan petugas pembersihan
datang satu hari dua kali pada pagi (05.00 WIB) dan pada sore (17.00-18.00
WIB).
Berdasarkan kondisi TPS
yang kami amati secara laangsung. TPS ini memiliki jarak dengan jalan umum 87
cm, jarak dari rumah warga terdekata 5 m, daya tampung TPS 6,2 m2 di
perkirakan dapat menampung sampah > 20-30 rumah, akan tetapi kondisi fisik
TPS kurang terpelihara dan sampah tertampung baik meski ada sedikit sampah yang
beserakan. Sampah di buang kebanyakan dibungkus dengan plastik, sampah terdiri
darai sampah plasti, bekas perabot rumah tangga, dan bahan sampah yang paling
dominan adalah sisa sayuran, dan plastik.
Dari pandangan kami
terhadap TPS ini memiliki penempatan yang salah dimana lokasi TPS ini berada di
depan kantor kelurahan dan Taman Kanak-Kanak (TK) yang sangat menggangu
pemandangan dan kenyamanan.
c.
Tempat
Pembuangan Sampah (TPS) Jalan Tilung
Kodisi TPS yang kami amati secara laangsung. TPS ini memiliki jarak dengan
jalan umum 440 cm, jarak dari rumah warga terdekata 10 m, daya tampung TPS 8,53
m2 di perkirakan dapat menampung sampah > 30 rumah, akan tetapi
kondisi fisik TPS sangat rusak dan sampah tertampung baik meski ada sedikit
sampah yang beserakan. Sampah di buang kebanyakan dibungkus dengan plastik,
sampah terdiri darai sampah plasti, sisa sayuran, dan kertas serta bahan sampah
yang paling dominan adalah kertas dan plastik. Keadaan organik sampah sebagian
membusuk.
Pada area ini kami dapat menemui 5
responden yaitu Bapak Hadi Kusnaidi, Bapak M. Soleh, Ibu Rana Dulin, Ibu
Indrawati dan Misran. Dari kelima reponden ini kami dapat mengumpulkan data
berupa bahwa semua warga di area ini dan warga yang di luar area ini membuang
sampah pada TPS, warga yang sering membuang sampah pada waktu pagi dan sore
hari. Ada pun kekhawatiran mereka terhadap TPS ini yaitu dari segi kesehatan
dan kenyamanan, warga disekitar are TPS merasa tidak nyaman akan bau sampah
yang dihasikan ketika sampah terkena hujan dan tidak diangkut dengan segera
oleh petugas. Warga sekitar mendapatkan biaya retribusi kebersihan TPS sebesar
Rp. 2.000 per hari dan petugas pembersihan datang satu hari seklai pada waktu
sore (17.00 WIB) atau pagi hari (06.00 WIB).
Secara umum keberadaan Tempat
Pembuangan Sampah (TPS) Palangka Raya ini juga menjadi tempat bagi para
pemulung dalam mencari penghasilan mereka. Keberadaan pemulung menjadi warna
tersendiri bahwa TPS turut berpengaruh pada sosial ekonomi sekitarnya. Pemulung
memanfaatkan bahan-bahan berupa sampah plastik dan kertas untuk dijual dan
sampah-sampah organik berupa sisa sayuran dan sisa makanan digunakan untuk
pakan ternak babi mereka. Sehingga pada pembuangan sampah ini terjadi lahan
untuk bertahan hidup.
1.
Upaya masyarakata dalam
pengelolaan sampah domestik di Kota Palangka Raya
Berdasarakan pengamatan yang kami lakukan terhadap TPS yang ada di area
jalan RT. A. Milono yang terdapat pada Jalan Chirtopel Mihing, Jalan P. Junjung
Buih, dan Jalan Tilung. Kesadaran masyarakat dan pertisipasi anggota masyarakat
dalam pengelolaan sampah domestik di kota Palangka Raya masih sangat kurung.
Warga masyarakat hanya menitik beratkan pada pemerintah daerah saja dalam
pengelolaan sampah. Tetapi masyarakaat tidak mau turun tangan mengelola sampah
itu, seperti contoh yang sering kita liat bahwa pemerintah memberi jadwal
pembuangan sampah pada TPS dilakukan pada sore hari dari pukul 17.00-subuh hari
sebelum petugas pembersih mengambil dan membersihkan sampah. Akan tetapi
masyrakat kita tidak mengindahkan peraturan itu, masyarakat dengan seenaknya
membuang sampah pada siang bahkan pagi hari setelah TPS itu dibersihkan. Maslah
ini yang menyebabkan permasalahan sampah di kota Cantik Palangka Raya masih
tidak maksimal.
2.
Upaya pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah
domestik masyarakat di Kota Masyarakat
Berdasarkan informasi
yang telah kami himpun dari pengamatan yang dilakukan dan mencarai literatur
bahwa upaya pemerintah daerah kota Palngka Raya dalam penanganan sampah
domistik berjalan dengan baik. Seperti berjalannya pembersihan TPS di area
Palangka Raya yang dilakukan setiap hari baik pagi dan sore hari secara rutin
oleh petugas. Menandakan pemerintah memiliki upaya dalam pengelolaan sampah.
Sampah yang teleh dibersihkan dibawa ketempat pembuangan akhir (TPA) yang berada
di Km 14 Tjilik Riwut Palangka Raya.
Pada TPA Km 14 Palangka Raya masih
menggunakan sistem open dumping dalam pengelolaannya, tetapi saat ini juga
sedang dicobakan sistem sanitary landfill atas bantuan anggaran dari Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah.
Ketersediaan sumberdaya manusia
dalam struktur pengelolaan ini oleh pemerintah. Untuk angkutan sampah dan TPA
terlihat ada 113 personil yang terlibat. Jika berdasarkan informasi langsung di
lokasi kunjungan bahwa ada 22 dump truck dimana 3-5 personil untuk setiap
armada, maka sebenarnya tidak ada masalah dengan jumlah personil hanya mungkin
sistem shift yang masih belum berjalan sebagaimana mestinya sehingga kadangkala
pengangkutan sampah lewat dari jam semestinya.
Tabel
1. Jumlah Tenaga Pengelola Kebersihan/ persampahan
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Status
|
Jumlah (orang)
|
1
|
Struktural bidang
kebersihan/ manajerial
|
PNS
|
5
|
2
|
Angkutan sampah dan
TPA
|
PNS/Kontrak
|
113
|
3
|
Kebersihan jalan
dan lingkungan
|
PNS/Kontrak
|
121
|
4
|
IPLT dan Workshop
|
PNS/Kontrak
|
14
|
Total
|
253
|
Sumber : Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka
Raya (2011)
Meski ada kekurangan yang harus di benahi oleh
pemerintah kota yaitu, peralatan dalam mengelola sampah yang dimiliki oleh
Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya juga dalam keadaan yang kurang
baik dari segi jumlah maupun kondisinya. Untuk standar peralatan sendiri di TPA
berdasarkan SNI 19-2454-2002 adalah:
1.
Buldoser untuk perataan, pengurugan dan pemadatan
2.
Crawl/ track dozer untuk pemadatan pada tanah lunak
3.
Wheel dozer untuk perataan, pengurugan
4.
Loader dan powershowel untuk penggalian, perataan, pengurugan dan pemadatan
5.
Dragline untuk penggalian dan pengurugan
6.
Scraper untuk pengurugan tanah dan perataan
7.
Kompaktor (landfril compactor) untuk pemadatan timbunan sampah pada lokasi
dalam
Peralatan yang dimiliki TPA km 14 Palangka Raya
secara jenis maupun jumlahnya belum memadai ditambah lagi dengan kondisi sarana
dan prasarana yang rusak jika dibandingkan dengan yang dalam keadaan baik.
Sistem pengelolaan sampah di TPA km
14 Palangka Raya belumlah memenuhi standar operasional khususnya SNI
19-2454-2002 meski belum memenuhi tindakan pemerintah sudah berjalan baik dalam
pengelolaan sampah.
IX. Kesimpulan dan Sara
a.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami petik dari
praktikum kali ini adalah:
·
sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
· Dalam upaya pengelolaan sampah domestik oleh
swadaya masyarakat dan anggota masyarakat di kota Palangka Raya masih sangat
sedikit dan bisa dikatan tidak ada, masyarakat hanya menitik beratkan
pembersihan sampah di kota Palangka Raya kepada petugas Dinas Pasar dan Kebersihan Kota
Palangka Raya saja.
·
Upaya
pemerintah kota dalam pengelolaan sudah memasuki dikatan baik karena berjalan
dengan teraturnya pembersihan tiap-tiap TPS pada pagi bahkan sore hari.
·
Pada tempat
pemuangan akhir (TPA) sudah mulai menguji cobakan sistem sanitary landfill untuk pengelolaan sampah.
1 komentar:
Kami RAJA PLASTIK INDONESIA menjual berbagai jenis, ukuran dan merk tempat sampah plastik atau tong sampah plastik seperti merk Green Leaf, Lion Star, Kirapac, Shinpo, dll... Klik website kami di : http://www.rajaplastikindonesia.com, http://www.tempatsampahplastik.net, http://www.rajaplastik.co.id
Posting Komentar