I.
Topik
Praktikum
Pertumbuhan Populasi
II.
Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
populasi dan dapat membuat kurva pertumbuhan populasi.
III.
Dasar Teori
Populasi adalah kelompok organisme satu jenis/spesies yang berbeda pada
waktu tertentu. Populasi semua makhluk hidup baik manusia, hewan, dan tumbuhan mempunyai
karakteristik tertentu yaitu adanya fertilisasi, mortalitas, migrasi,
kepadatan, persebaran pertumbuhan, dan astruktur atau komposisi. Fertilisasi,
mortalitas, dan migrasi akan
mempengaruhi jumlah penduduk atau dinamika penduduk.
Ruang tersedianya bahan-bahan yang diperlukan untuk hidup berpengaruh
terhadap pertumbuhan populasi. Pertumbuhan cenderung untuk melaju terus dengan
cepat bila ruangan dan makan berlimpah dan akan berkurang kemudian stabil jiak
ruangan makann tersedia.
Suatu populasi diaktakan tumbuh dalam laju poternsi bila pertumbuhan dalam
keadaan maksimum. Laju seperti itu akan tercapai sampai keadaan yang sangat
menguntungkan sehingga natalitas mencapai tingkat maksimum dan mortalitas dapat
dipertahankan. Pada saat populasi mulai pada kondisi ideal, kurva tumbuh
membentuk kurva sigmoid (S-shaped), yang memiliki ciri yang terdiri atas fase
adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan maksimum, fase penurunan
pertumbuhan dan fase stabil.
Macam-macam populasi:
Macam-macam populasi berdasar kuantitatif, maka Populasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1.
Populasi
Terbatas (finite population)
Adalah Populasi yang mempunyai Sumber Data yang Jelas Batasnya
secaravKuantitatif sehingga dapat dihitung Jumlahnya. Contoh : Jumlah Penduduk
Kota Surakarta 500.642 jiwa, Jumlah 49 Mahasiswa Akademi Kesehatan Rustida
Prodi D III Kebidanan , Jumlah 19 Dosen Akademi Kesehatan Rustida. Dsb.
2.
Populasi Tak
Terbatas (Tak Terhingga)/(infinite population)
Yaitu Populasi yang Sumber datanya TIDAK dapat ditentukan Batas-Batasnya
sehingga Relatif TIDAK dapat ditentukan dalam bentuk Jumlah (uncountable).
Misalnya : Penelitian tentang berapa liter kenaikan air laut saat pasang karena
bulan purnama, Populasi tanaman anggrek di dunia, dsb.
Sedangkan
berdasarkan SIFATnya, Populasi dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
1.
Populasi
Homogen
Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara
kuantitatif.
2.
Populasi
Heterogen
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batasbatasnya baik
secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Secara umum ada 3 faktor utama yang mempengaruhi populasi, yaitu :
1.
Kelahiran
(Fertilitas)
2.
Kematian
(Mortalitas)
3.
Perpindahan
(Migrasi)
Kelahiran bersifat menambah,kematian bersifat mengurangi dan mingrasi dapat
bersifat menambah(migrasi masuk)dan dapat pula bersifat mengurangi(mingrasi
keluar). untuk banyak negara ,termasuk indonesia,pertumbuhan penduduk di
tentukan oleh kelahiran dan kematian,karena mingrasi masuk dan migrasi keluar
terlalu kecil sehingga bisa diabaikan,
selain faktor demografi ,secara tidak langsung pertumbuhan penduduk juga di
pengaruhi oleh faktor-faktor nondemografi.faktor nondemografi yang penting
ialah kesaehatan dan pendidikan pengaruh kesehatan dalam pertumbuhan pentuduk
terlihat dari jumlah kematian. Semakin maju tingkatan kesehatan ,maka kecil jumlah
kematian ,yang selanjutnya dapat menyebabkan pertumbuhan pertumbuhan penduduk
besar,apabila jumlah kelahiran besar.kesehatan juga berhubungan dengan
pendidikan .semangkin tinggi pendidikan maka kesehatan akan semangkin baik,
apabila tinggkat pendidikan tinggi ,pada umumnya mereka akan lebih mudah
menerima pembaharuan atau moderenisasi .salah satu contoh ialah meningkatnya
usia kawin.semankin tinggi usia kawin ,semangkin tinggi jumlah kelahiran.
Dalam
pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate.
Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk
perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.
1.
Kelahiran
Kematian adalah hilangnya
tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi
jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir
sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi
oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian(antimortalitas).
a.
Faktor pendukung
kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah
kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
·
Sarana kesehatan
yang kurang memadai.
·
Rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
·
Terjadinya
berbagai bencana alam.
·
Terjadinya
peperangan.
·
Terjadinya
kecelakaan lalu lintas dan industry.
·
Tindakan
bunuh diri dan pembunuhan.
b.
Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini
dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
·
Lingkungan hidup sehat.
·
Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
·
Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
·
Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
·
Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ada beberapa
jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
1.
Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian
kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk
tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu.
2.
Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate =
ASDR)
Angka kematian
khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok
usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia
tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh
lebih rendah.
3.
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian
bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang
lahir. Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Besarnya angka
kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan
kesejahteraan penduduk. Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan
yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi. Selain perhitungan di atas
sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian
bayi baru lahir. Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
·
Rendah, jika IMR antara 15-35.
·
Sedang, jika IMR antara 36-75.
·
Tinggi, jika IMR antara 76-125.
2.
Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran
bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat
kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas). Faktor-faktor
penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
·
Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga
akan malu.
·
Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
·
Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
·
Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
·
Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum
ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor
pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
·
Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
·
Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun
dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
·
Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
·
Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak
diberikan hanya sampai anak ke – 2.
·
Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor –
faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
·
Kepercayaan dan agama
Faktor
kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan
tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya
peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak.
·
Tingkat pendidikan
Semakin tinggi
orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan
kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak
secara rasional.
·
Kondisi perekonomian
Penduduk yang
perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa
mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka
penduduknya menjadi banyak.
·
Kebijakan pemerintah
Kebijakan
pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah
kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi
perang akan mengurangi angka kelahiran.
·
Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan
cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang
menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih
tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan
anak laki-laki atau sebaliknya.
·
Kematian dan kesehatan
Kematian dan
kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik
memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan
menambah pula jumlah kelahiran.
·
Struktur Penduduk
Penduduk yang
sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi
dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak
dan orang-orang tua usia).
3.
Migrasi
Migrasi
penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain.
Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan
perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga
migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar
wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor
terjadinya migrasi, yaitu :
·
Persediaan sumber daya alam.
·
Lingkungan sosial budaya.
·
Potensi ekonomi.
·
Alat masa depan.
IV.
Alat dan Bahan
a.
Tabel Alat
No.
|
Alat
|
Keterangan
|
1.
|
Neraca
|
1 (satu buah)
|
2.
|
Blender
|
1 (satu buah)
|
3.
|
Sendok
|
1 (satu buah)
|
4.
|
Kompor Gas
|
1 (satu buah)
|
5.
|
Baskom
|
1 (satu buah)
|
6.
|
Pisau dan Gunting
|
Masing 1 (satu buah)
|
7.
|
Panci
|
1 (satu buah)
|
8.
|
Botol Selai
|
2 (dua buah) bisa lebih
|
9.
|
Kain kasa, kertas pupasi
|
Secukupnya
|
10
|
Selang
|
Secukupnya
|
b.
Tabel Bahan
No.
|
Bahan
|
Keterangan
|
1.
|
Pisang
|
2100 gram = 2,1 kg
|
2.
|
Tape
|
600 gram = 0,6 kg
|
3.
|
Gula Merah
|
300 gram = 0,3 kg
|
4.
|
Fermipan
|
7-10 butir per botol selai
|
5.
|
Air
|
Secukupnya
|
V.
Prosedur Kerja
Prosedur
kerja pembuatan media:
1. Menimbang semua bahan
(pisang = 2,1 kg, tape = 0,6 kg, gula merah = 0,3 kg) yang sudah dibersihkan.
2. Menambahkan pisang dan
tape dengan air secukupnya, kemudian menghaluskan menggunakan blender.
3. Mencampur bahan yang sudah
dihaluskan dengan gula merah selama kurang lebih 1 jam, kemudian memanaskan dan
mengaduk secara terus menerus agar bahan tidak gosong.
4. Menuang bahan yang sudah
dipanaskan tadi kedalam botol selai sebanyak ¼ botol.
5. Setelah itu dinginkan,
setelah dingin kemudian menaburkan fermipan kurang lebih z sampai 10 butir,
setelah itu memasukan kertas pupasi kedalam botol.
Prosedur
kerja Pengamtan:
1. menyiapkan dua ekor lalat
buah jantan dan dua ekor lalat buah betina.
2. Memasukkan ke dalam botol
yang telah berisi media dan kertas saring yang telah di sterilkan.
3. menutup botol dengan
sumbat gabus, kemudian disimpan di suhu ruangan selama 15, 12, 9, 6, 3, dan 0
hari.
4. Membius lalat dewasa pada
semua kelompok dengan menggunakan botol eterisasi, menyimpan lalat dewasa yang
telah dibius pada cawa petri yang telah diberi alas kertas saring. Mengamati
dan menghitung berapa jumlah lalat dewasa.
5. Menghitung jumlah pupa dan
larva dengan bantuan jara.
VI.
Hasil Pengamatan
TABEL
PENGAMATAN
PERTAMBAHAN
POPULASI LALAT BUAH
No.
|
Hari
|
Jumlah
|
Pengamatan
|
||
Lalat Dewasa
|
Larva
|
Pupa
|
|||
1
|
Senin,
17 Maret 2014
|
0
|
0
|
0
|
1.
Pembuatan Media,
2.
Pengarahan
Pratikum,
3.
Cara memilih lalat
buah jantan dan betina,
|
2
|
Selasa,
18 Maret 2014
|
0
|
0
|
0
|
1. Memancing lalat,
|
3
|
Rabu,
19 Maret 2014
|
0
|
0
|
0
|
1. Memisahkan lalat jantan dan betina
|
4
|
Kamis,
20 Maret 2014
|
0
|
0
|
0
|
1. Mengawinkan lalat jantan dan lalat betina,
|
5
|
Jum'at,
21 Maret 2014
|
0
|
58
|
0
|
1. Jumlah larva 58
|
6
|
Sabtu,
22 Maret 2014
|
0
|
0
|
58
|
1. Jumlah pupa 58
|
7
|
Minggu,
23 Maret 2014
|
0
|
0
|
58
|
1.
Pupa mulai matang
2.
Pemindahan pupa
kedalam media penetasan
|
8
|
Senin,
24 Maret 2014
|
0
|
0
|
58
|
1. Pematangan pupa
|
9
|
Selasa,
25 Maret 2014
|
11
|
0
|
47
|
1.
Sisi pupa 47
2.
11 pupu menetas
|
10
|
Rabu,
26 Maret 2014
|
31
|
0
|
27
|
1.
Sisi pupa 27
2.
20 pupa menetas
|
11
|
Kamis,
27 Maret 2014
|
55
|
0
|
3
|
1.
Sisa pupa 3
2.
Pupa menetas 24
|
Kamis,
27 Maret 2014
Lalat Buah Hidup:
o Lalat buah jantan = 11 ekor
o Lalat buah betina = 35 ekor
Lalat Buah Mati:
o Lalat buah jantan = 5 ekor
o Lalat buah betina = 4 ekor
Jumlah Lalat
Buah Hidup = 46 ekor
Jumlah Lalat
Buah Mati = 9 ekor
Jumlah Pupa
Belum menetas = 3 pasang
Total
Keseluruhan Lalat Meneta = 55 ekor


Gambar 1: 1 Lalat
Buah Jantan dan Betina Gambar
1: 2 Lalat
Buah Jantan dan Betina


Gambar
2: 1 Larpa
Lalat Buah Gambar
2: 2 Pupa
Lalat Buah
VII. Pembahasan
Dalam melakukan pengamatan pertumbuhan populasi dalam
topik praktikum kali ini kami menggunakan lalat buah sebagi objek pengamatan
dengan dimulainya pemilahan lalat buah jantan dan betina, kemudian meyiapakan
media tempat perkawinan lalat buah jantan dan betina sekaligus tempat
peletakkan larva lalat setelah perkawinan, selanjutnya memasukan lalat buah
betina dan jantan untuk di kawinkan (waktu yang kami perlukan dalam pengawinan
ini selama 24 jam, setelah mencapai waktu yang ditetapkan lalat buah jantan dan
betina kami lepas dan menunggu larva lalat tumbuh), setelah larva lalat buah
keliahatan pengamatan dimulai samapai larva menjadi pupa dan menjadi lalat
dewasa.
Drosophila
melanogaster merupakan jenis lalat buah yang
dapat ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara
bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan.
Berikut
merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster:
Kingdom
: Animalia
Phillum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
: Drosophilidae
Genus
: Drosophila
Spesies
: Drosphila melanogaster
Lalat buah adalah organism yang memiliki ciri yang sudah dikenal dan sesuai
untuk penyelidikan genetika karena mudah berkembang biak dan memiliki siklus
hidup singkat. Sepasang lalat buah dapat menghasilkan 300-400 butir telur.
Siklus hidup drosophila terdiri atas stadium telur, larva, pupa, dan imago.
Telur Drosophila sp. Telur Drosophila berukuran
kira-kira 0,5 mm berbentuk lonjong, permukaan dorsal agak mendatar, sedangkan
permukaan ventral agak membulat. Pada bagian anterodorsal terdapat sepasang
filament yang fungsinya yang melekatkan diri pada permukaan, agar telur tidak
tenggelam pada medium. Pada bagian ujung anterior terdapat lubang kecil yang
disebut micropyle, yaitu tempat masuknya spermatozoa. Telur yang dikeluarkan
dari tubuh biasanya sudah dalam tahap blastula. Dalam waktu 24 jam telur akan
menetas menjadi larva. Larva yang menetas ini akan mengalami 2 kali pergantian
kulit, sehingga periode stadium yang paling aktif. Larva kemudian menjadi pupa
yang melekat pada permukaan yang relative kering, yaitu pada dinding botol
kultur atau pada kertas saring.
Berdasarkan hasil pengamatan lalat buah yang
dilakukan dapat kita tarik sebagai pembahasan yaitu salama masa kawin hingga
penetasan lalat buah sekitar 11 hari, dari semua pupa yang ditetaskan
menghasilkan jumlah betina yang lebih banyak (sekitar 88%) dari lalat jantan
yang terdapat (sekitar 11%). Dari perbandingan hasil kelahiran ini dapat
menominasi pertumbuhan lalat bauah semakin besar dikarenakan angka lahir lalat
betina lebih besar, untuk satu lalat buah betina dalam sekali kawin dapat
menghasilkan lalat baru sekitar 55 ekor (dalam hitungan kasar). Dari hasil
pengamatan bahwa jumlah lalat betina berjumlah 35 ekor, dalam 35 ekor lalat
buah ini sampai pada fase kawin maka akan menghasilkan lalat buah yang baru
sekitar 1925 ekor ( masih hitungan kasar) sehingga akan menambah semakin besar
populasi lalat buah.
Pada perkawinan perlakuan lalat buah setiap lalat
buah betina dapat kawin beberapa kali dengan lalat jantan yang berbeda sehingga
akan menambah telur yang dihasilkan dari pada perkawinan yang wajar (sekali
kawin) yang awalnya persentasi lalat buah betina untuk bertelur sekali kawin
sekitar (30%). Tingkat bertelur lalat buah yang mengalami kawin beberapa kali
(perlakuan) akan meningkat dengan pesat sekitar (70%) sehingga lalat buah yang
akan menetas dari hasil perlakuan akan menghasilkan 134.750 ekor lalat buah
(hitungan kasar).
Berdasarkan perbandingan lalat buah di atas
pertumbuhan populasi manusia tidak jauh beda, pertumbuhan manusia samakin hari
semakin meningkat dengan pesatnya tanpa ada kesadaran untuk menekan pertumbuhan
tersebut. Semakin meningkatnya populasi manusia akan makin besar akan
menimbulkan masalah dan kerusakan lingkungan yang ada. Dengan alasan perusakan
untuk lahan temapat tinggal dan kebutuhan hidup.
Ada pun masal yang di timbulkan darai pertumbuhan
populasi yang membludak antara lain:
a.
Persaingan untuk mendapat pemukiman
Persaingan
untuk mendapat permukiman yang layak. Persaingan ini terutama terjadi di daerah
perkotaan yang padat, tapi tidak ada perumahan yang memadai. Dikota seperti
ini, ering kita jumpai permukiman kumuh.
b.
Persaingan lapangan pekerjaan
Di negara yang
memiliki pertumbuhan penduduk tinggi akan semakin banyak orang yang
memperebutan lapangan pekerjaan. Diperkirakan harus diciptakan 30 juta lapangan
pekerjaan baru setiap tahunnya jika setiap orang yang menginjak usia kerja
harus memiliki pekerjaan.
c.
Kesempatan pendidikan
Dengan makin
banyaknya bayi yang lahir setip tahunnya, tentu makin banyaknya diperlukan
fasilitas sekolah dan guru yang memadai. Negara miskin, mungkin tidak bisa
memenuhi fasilitas pendidikan. Sebagai hasilnya, tidak setiap anak memiliki
kesempatan untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang memadai.
d.
Meningkatnya angka pengangguran
Semakin
bertambahnya jumlah penduduk tentu akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang
tersedia. Tapi jika lapangan pekerjaan
yang tersedia tidak cukup menampung jumlah tenaga kerja yang ada maka akan
berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Ledakan penduduk adalah masalah
yang harus segera ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait karena
apabila permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang
telah dijelaskan.
e.
Dampak
Lingkungan
Dampak lingkungan yang terjadi akibat masalah ledakan penduduk adalah
polusi. Tingkat polusi bergerak naik seiring dengan semakin bertambahnya jumlah
penduduk disuatu area permukiman. Polusi ditimbulkan dari asap hasil pembuangan
kendaraan bermotor yang jumlahnya saat ini semakin meningkat tajam. Hal ini
terlihat semakin tingginya frekuensi kemacetan yang terjadi dijalan-jalan yang
membuat jalan di kota tidak lancer lagi di lalui. Ledakan penduduk itu adalah
kerusakan lingkungan dengan segala dampak ikutannya seperti menurun kualitas
pemukiman dan lahan yang ditelantarkan serta hilangnya fungsi ruang terbuka.
f.
Kesehatan
Kemiskinan berkaitan erat dengan kemampuan mengakses pelayanan kesehatan
serta pemenuhan kebutuhan gizi dan kalori. Dengan demikian penyakit masyarakat
umumnya berkaitan dengan penyakit menular seperti diare, penyakit lever, dan
TBC. Selain itu masyarakat menderita penyakit kekurangan gizi termasuk busung
lapar terutama pada bayi. Kematian bayi adalah konsekuensi dari penyakit yang
ditimbulkan karena kemiskinan.
VIII. Kesimpulan dan Saran
a.
Kesimpulan
Populasi adalah kelompok organisme satu
jenis/spesies yang berbeda pada waktu tertentu.
Macam-macam populasi berdasar kuantitatif, maka Populasi dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu, Populasi Terbatas (finite population), Populasi Tak
Terbatas (Tak Terhingga) / (infinite
population).
Sedangkan berdasarkan SIFAT nya, Populasi dapat
digolongkan menjadi 2 macam, yaitu Populasi
Homogen dan Populasi Heterogen.
Faktor utama dalam mempengaruhi populasi:
1.
Kelahiran
(Fertilitas)
2.
Kematian
(Mortalitas)
3.
Perpindahan
(Migrasi)
Masalah yang di
hasilkan dari kependudukan yang membludak adalah,
·
Persaingan untuk mendapat pemukiman,
·
Persaingan lapangan pekerjaan
·
Kesempatan pendidikan
·
Meningkatnya angka pengangguran
·
Dampak
Lingkungan
·
Kesehatan