Pencarian

Kamis, 05 Juni 2014

Laporan Praktikum Pengetahuan Lingkungan "PRODUKTIVITAS EKOSISTEM DARAT"

I.              Topik Praktikum

Produktivitas Ekosistem Darat

II.           Tujuan Praktikum

1.        Mahasiswa dapat melakukan pengukuran produktivitas ekosistem dasar (lapangan rumput).
2.        Mahasiswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi produktivitas.
3.        Mahasiswa dapat menganlisis hubungan antara produktivitas bersih dan kotor.

III.        Dasar Teori

Produktivitas adalah laju produksi makhluk hidup dalam ekosistem. Produktivitas ekosistem merupakan suatu indeks yang mengintegrasikan pengaruh kumulatif dari banyak proses dan interaksi yang berlangsung simultan di dalam ekosistem. Jika produktivitas pada suatu ekosistem hanya berubah sedikit dalam jangka waktu yang lama maka hal ini menandakan kondisi lingkungan yang stabil, tetapi jika terjadi perubahan yang dramatis, maka menunjukkan telah terjadi perubahan lingkungan yang nyata atau terjadi perubahan yang penting dalam interaksi di antara organisme-organisme yang menyusun ekosistem.
Aliran energi di dalam ekosistem berhubungan dengan konsep produktivitas. Tumbuh-tumbuhan berklorofil mampu menangkap energi cahaya dan mengolah serta menyimpannya menjadi energi kimia berupa bahan organik. Energi kimia yang disimpan oleh tumbuh-tumbuhan (produsen) disebut produksi atau lebih khusus lagi produksi primer. Energi kimia ini merupakan energi pertama dari bentuk penyimpanan energi. Kecepatan akumulasi energi pada produsen (autotrof) dikenal sebagai produktivitas primer. Produktivitas primer adalah jumlah total energi kimia berupa bahan organik yang dibentuk oleh tumbuh-tumbuhan per satuan luas, per satuan waktu, sering ditulis dengan calori/cm2/tahun atau bahan organik kering dalam gram/m2/tahun.
Jumlah bahan organik pada waktu tertentu persatuan luas disebut hasil bawaan (standing crop) atau biomassa. Hasil bawaan selalu dituliskan sebagai berat kering dalam gram/m2 atau kg/m2 atau 106 gram/hektar. Produktivitas primer merupakan hasil fotosintesis oleh tumbuhan berklorofil termasuk ganggang. Fotosintesis oleh bakteri dan kemosintesis juga menyokong produktivitas primer walupun hasil keduanya sangat kecil. Jumlah total yang ditangkap dalam bentuk bahan makanan oleh tumbuhan dengan proses fotosintesis disebut produktivitas primer kotor.
Sebagian hasil produksi primer digunakan oleh tumbuh-tumbuhan di dalam proses respirasi. Jumlah total energi kimia berupa bahan organik per satuan luas, per satuan waktu setelah dikurangi energi untuk resprasi disebut produktivitas primer  bersih. Produktivitas primer bersih inilah yang berguna untuk manusia dan hewan.
Organisme heterotrof mensintesis kembali energi yang diperolehnya dan disimpan dalam jaringan heterotrof disebut produktivitas sekunder. Produktivitas sekunder  merupakan produktivitas hewan dan saproba dalam komunitas. Produktivitas komunitas diartikan sebagai jumlah bahan organik yang tersimpan dan tidak digunakan oleh heterotrof. Contohnya produksi primer bersih dikurangi konsumen heterotrof. Hewan adalah organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof), oleh sebab itu kebutuhannya akan energi tergantung pada produksi primer bersih.
Menurut Jordan dan Wiharto,  Jika produktivitas suatu ekosistem hanya berubah sedikit dalam jangka waktu yang lama maka hal itu menandakan kondisi lingkungan yang stabil, tetapi jika perubahan yang dramatis maka menunjukkan telah terjadi perubahan lingkungan yang nyata atau terjadi perubahan yang penting dalam interaksi di antara organisme penyusun eksosistem. Menurut Campbell, terjadinya perbedaan produktivitas pada berbagai ekosistem dalam biosfer disebabkan oleh adanya faktor pembatas dalam setiap ekosistem. Faktor yang paling penting dalam pembatasan produktivitas bergantung pada jenis ekosistem dan perubahan musim dalam lingkungan.
Produktivitas pada ekosistem dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a.              Suhu
Berdasarkan gradasi suhu rata-rata tahunan, maka produktivitas akan meningkat dari wilayah kutub ke ekuator. Namun pada hutan hujan tropis, suhu bukanlah menjadi faktor dominan yang menentukan produktivitas, tapi lamanya musim tumbuh. Adanya suhu yang tinggi dan konstan hampir sepanjang tahun dapat bermakna musim tumbuh bagi tumbuhan akan berlangsung lama, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas.
b.             Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi primer bagi ekosistem. Cahaya memiliki peran yang sangat vital dalam produktivitas primer, oleh karena hanya dengan energi cahaya tumbuhan dan fitoplankton dapat menggerakkan mesin fotosintesis dalam tubuhnya. Hal ini berarti bahwa wilayah yang menerima lebih banyak dan lebih lama penyinaran cahaya matahari tahunan akan memiliki kesempatan berfotosintesis yang lebih panjang sehingga mendukung peningkatan produktivitas primer.
c.              Air, curah hujan dan kelembaban
Air merupakan bahan dasar dalam proses fotosintesis, sehingga ketersediaan air merupakan faktor pembatas terhadap aktivitas fotosintetik.  Secara kimiwi air berperan sebagai pelarut universal, keberadaan air memungkinkan membawa serta nutrient yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Air memiliki siklus dalam ekosistem. Keberadaan air dalam ekosistem dalam bentuk air tanah, air sungai/perairan, dan air di atmosfer dalam bentuk uap. Uap di atmosfer dapat mengalami kondensasi lalu jatuh sebagai air hujan. Interaksi antara suhu dan air hujan yang banyak yang berlangsung sepanjang tahun menghasilkan kondisi kelembaban yang sangat ideal tumbuhan terutama pada hutan hujan tropis untuk meningkatkan produktivitas.
d.             Nutrien
Tumbuhan membutuhkan berbagai ragam nutrient anorganik, beberapa dalam jumlah yang relatif besar dan yang lainnya dalam jumlah sedikit, akan tetapi semuanya penting. Pada beberapa ekosistem terrestrial, nutrient organic merupakan faktor pembatas yang penting bagi produktivitas. Produktivitas dapat menurun bahkan berhenti jika suatu nutrient spesifik atau nutrient tunggal tidak lagi terdapat dalam jumlah yang mencukupi. Nutrient spesifik yang demikian disebut nutrient pembatas (limiting nutrient). Pada banyak ekosistem nitrogen dan fosfor merupakan nutrient pembatas utama, beberapa bukti juga menyatakan bahwa CO2 kadang-kadang membatasi produktivitas.
e.               Tanah 
Potensi ketersedian hidrogen yang tinggi pada tanah-tanah tropis disebabkan oleh diproduksinya asam organik secara kontinu melalui respirasi yang dilangsungkan oleh mikroorganisme tanah dan akar (respirasi tanah). Jika tanah dalam keadaan basah, maka karbon dioksida (CO2) dari respirasi tanah beserta air (H2O) akan membentuk asam karbonat (H2CO3 ) yang kemudian akan mengalami disosiasi menjadi bikarbonat (HCO3-) dan sebuah ion hidrogen bermuatan positif (H+). Ion hidrogen selanjutnya dapat menggantikan kation hara yang ada pada koloid tanah, kemudian bikarbonat bereaksi dengan kation yang dilepaskan oleh koloid, dan hasil reaksi ini dapat tercuci ke bawah melalui profil tanah.
f.               Herbivora
Menurut Barbour  sekitar 10 % dari produktivitas vegetasi darat dunia dikonsumsi oleh herbivora biofag. Persentase ini bervariasi menurut tipe ekosistem darat. Namun demikian, menurut McNaughton dan Wolf bahwa akibat yang ditimbulkan oleh herbivore pada produktivitas primer sangat sedikit sekali diketahui. Bahkan hubunga antar herbivore dan produktivitas primer bersih kemungkinan bersifat kompleks, di mana konsumsi sering menstimulasi produktivitas tumbuhan sehingga meningkat mencapai tingkat tertentu yang kemudian dapat menurun jika intensitasnya optimum. 
Jordan menyatakan, bahwa walaupun defoliasi pada individu pohon secara menyeluruh sering sekali terjadi, hal ini disebabkan oleh tingginya keanekaragaman di daerah hutan hujan tropis. Selain itu, banyak pohon mengembangkan alat pelindung terhadap herbivora melalui produksi bahan kimia tertentu yang jika dikonsumsi oleh herbivora memberi efek yang kurang baik bagi herbivora.
Produktivitas harus diukur selama waktu yang tepat, karena terdapat perbedaan metabolisme selama siang dan malam hari. Perbedaan metabolisme juga terjadi antar musim, oleh sebab itu pengukuran energi dalam skala tahunan. Berbagai metode dilakukan untuk mengukur produktivitas primer, setiap prosedur memiliki keuntungan dan kerugian sendiri-sendiri. Salah satu metode dalam pengukuran produktivitas primer yang biasa digunakan adalah metode pemanenan.
Metode ini merupakan metode paling awal dalam mengukur produktivitas primer. Caranya adalah dengan memotong bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah, baik pada tumbuhan yang tumbuh di tanah maupun yang tumbuh di dalam air. Bagian tanaman yang dipotong selanjutnya dipanaskan sampai seluruh airnya hilang atau beratnya konstan. Materi tersebut ditimbang, dan produktivitas primer dinyatakan dalam biomassa per unit area per unit waktu, misalnya sebagai gram berat kering/m2/tahun. Metode ini menunjukan perubahan berat kering selama periode waktu tertentu.

IV.        Alata dan Bahan


a.    Tabel Alat
No.
Alat
Keterangan
1.
Patok
Seprlunya
2.
LKPD
Seperlunya
3.
Alat Tulis
Seperlunya
4.
Tali Rapia
4 meter
5.
Kertas Label
Seperlunya
6.
Plastik Spesies
Seperlunya
7.
Gunting
1 (satu buah)
8.
Neraca
1 (satu buah)
10.
Camera
1 (satu buah)



b.   Tabel Bahan
No.
Bahan
Keterangan
1.
Aquades
Secukupnya

V.           Prosedur Kerja

1.        Menentukan lokasi pengukuran, dengan terlebih dahulu menentukan luas ekosistem yang akan di ukur.
2.        Membuat plot seluas 2 M2.
3.        Memotong semua bagian tubuh tumbuhan yang di amati.
4.        Menimbang tumbuhan yang telah dipotong tadi.
5.        Membiarkan selama 24 jam, setelah 24 jam menimbang kembali tumbuhan tersebut.
6.        Membandingkan hasil pengamatan, dan memasukkan data kedalam tabel data hasil pengamatan.


VI.        Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan
No.
Waktu
Nama Tumbuhan
Jumlah Tumbuhan
Berat Awal
Berat Akhir
Ukuran Plot
Penimbangan
Awal
Penimbangan
Akhir
1.
Selasa, 15 April 2014
10.55 WIB
Rabu, 16 April 2014
14.30 WIB

4 batang
15 gram
8 gram
2 M2
2.
Selasa, 15 April 2014
10.55 WIB
Rabu, 16 April 2014
14.30 WIB
Chperus flauidus
3 batang
10 gram
9 gram
3.
Selasa, 15 April 2014
10.55 WIB
Rabu, 16 April 2014
14.30 WIB
Brachiara eruciformis
2 batang
5 gram
1 gram
4.
Selasa, 15 April 2014
10.55 WIB
Rabu, 16 April 2014
14.30 WIB
Brachiaria reptans
Tak terhingga
12 gram
10 gram
5.
Selasa, 15 April 2014
10.55 WIB
Rabu, 16 April 2014
14.30 WIB
Kangkung Laut
Tak terhingga
30 gram
21 gram
6.
Selasa, 15 April 2014
10.55 WIB
Rabu, 16 April 2014
14.30 WIB
Bintaro
1 batang
10 gram
9 gram
7.
Selasa, 15 April 2014
10.55 WIB
Rabu, 16 April 2014
14.30 WIB

1 batang
10 gram
1 gram
8.
Selasa, 15 April 2014
10.55 WIB
Rabu, 16 April 2014
14.30 WIB

2 batang
10 gram
8 gram
pH Tanah
6,9
Suhu Tanah
270C

VII.     Pembahasan

Praktikum produktivitas kali ini menggunakan metode pemanenan yang dilakukan dengan memotong bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah, tumbuhan yang digunakan yaitu rerumputan pada plot yang berukuran 1 m x 1 m sebanyak 1 plot. Pemotongan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 s/d 09.50 wib dalam keadaan cuaca hujan. Produktivitas harus diukur selama waktu yang tepat, karena terdapat perbedaan metabolisme selama siang dan malam hari. Bagian tanaman yang dipotong selanjutnya ditimbang, dan produktivitas primer dinyatakan dalam biomassa per unit area per unit waktu.
Aliran energi di dalam ekosistem dimulai saat terjadinya proses fiksasi pada proses fotosintesis. Melalui fotosintesis energi cahaya diubah menjadi energi kimia organik yang disimpan oleh tumbuhan sebagai batang, biji, daun, buah, umbi, dan lain-lain. Sejumlah energi yang dikumpulkan oleh tumbuhan disebut sebagai produksi atau lebih khusus disebut sebagai produksi primer. Laju penyimpanan energi pada tumbuhan disebut sebagai produktivitas primer. Seluruh energi yang disimpan sebagai akibat proses fotosintesis disebut sebagai produksi primer kotor. Tumbuhan juga membutuhkan sejumlah energi untuk hidupnya. Energi yang dipakai untuk kehidupannya diambil dari hasil fotosintesis melalui proses respirasi. Jadi energi yang disimpan oleh tumbuhan setelah dikurangi dengan proses repirasi disebut produksi primer bersih.
Keterkaitana / hubungan antara produktivitas bersih dan kotor berdasarakan urain diatas bahwa hubungan antara kedua produktivitas ini sangat berkaitan yaitu sama-sama menyimpan energi pada hasil fotosintesis pada batang, biji, buah, umbi, dan lain-lain, dimana produktivitas kotor disini adalah jumlah energi yang disimpan yang dihasilkan dari fotosintesis yang belum digunakan oleh tumbuhan, sedangkan pada produktivitas bersih adalah sisa energi yang disimpan oleh tumbuhan yang telah digunakan untuk kelangsungan hidupnya energi berupa ubi, buah, dan lain-lain.
Pada praktikum kali ini, secara umum diperoleh terjadinya penurunan berat produktivitas dari pemotongan yang dilakukan. Hal ini menunjukkan terdapat perubahan lingkungan yang nyata, perubahan yang terjai tidak begitu signifikan berdasarkan teori yang ada di atas yaitu jika produktivitas suatu ekosistem hanya berubah sedikit dalam jangka waktu yang lama maka hal itu menandakan kondisi lingkungan yang stabil, tetapi jika perubahan yang dramatis maka menunjukkan telah terjadi perubahan lingkungan yang nyata atau terjadi perubahan yang penting dalam interaksi di antara organisme penyusun eksosistem.
Terjadinya perbedaan produktivitas pada berbagai ekosistem dalam biosfer disebabkan oleh adanya faktor pembatas dalam setiap ekosistem. Faktor yang paling penting dalam pembatasan produktivitas bergantung pada jenis ekosistem dan perubahan musim dalam lingkungan. Hal ini diperjelas dengan keadaan cuaca plot yang tidak menentu yaitu terkadang hujan dan terkadang panas bahkan dalam satu hari bisa mengalami kedua cuaca tersebut. Terjadinya hujan menyebabkan banyaknya nitrogen yang terfiksasi di udara, dan turun ke bumi bersama air hujan.
Tetapi pada pada plot ini tanaman yang dominan hanyalah tumbuhan kankung laut dan tumbuhan yang lain sangat sedikit ditemukan.
pH pada plot yang diamati dalam keadaan normal dan merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah produktivitas. Berdasarkan teori menurut Jordan yaitu, “tingginya kelembaban pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas mikroorganisme. Selain itu, proses lain yang sangat dipengaruhi proses ini adalah pelapukan tanah yang berlangsung cepat yang menyebabkan lepasnya unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Suhu secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh pada produktivitas. Secara langsung suhu berperan dalam mengontrol reaksi enzimatik dalam proses fotosintetis, sehingga tingginya suhu dapat meningkatkan laju maksimum fotosintesis”. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat energi pada ekosistem ini sangatlah rendah atau kurang karena yang dapat bertahan adalah hanya tumbuhan kangkung laut saja.
Kangkung laut dapat bertahan hidup diekosistem ini disebabkan oleh memiliki spon pada bagian batang yang berfungsi untuk tempat penyimpanan nutrien / unsur hara dan air yang ada didalam pasir. Di sini juga kangkung laut lebih awet karena unsur hara yang ada di pasir pantai ini hanya dapat diserap oleh kangkung laut saja dan kangkung laut bisa menghasilkan energi pada ekosistem yang jumlah energi yang sangat kurang.
Berdasarkan keadan ini juga membuat pertumbuhan kangkung laut berbeda dengan kangkung yang ada disarat atau di air tawar, yang mana kangkung air tawar lebih halus, sedangkan pada kangkung laut memilki keadan yang sangat keras pada bagian batang dan daun. Ini disebabkan bedanya keadaan nutrien, suhu, dan tanah, yang penjelasannya dapat dilihat pada sara teori. Yang mana keadaan ini lah yang sangat mempengaruhi produktivitas dan tingkat kesuburan suatu tumbuhan pada ekosistem.
Sehingga produktivitas organisme di Pantai Pandaran memiliki tingkat energi yang sangat rendah dan di ekosistem ini hanya beberapa tumbuhan saja yang dapat hidup dengan keadaan ekosistem sepertini.

VIII.  Kesimpulan dan Sara

a.             Kesimpulan
·         Pengukuran produktivitas yang dilakukan dengan menggunakan metode pemanenan menunjukkan perubahan jumlah produktivitas.
·         Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya produktivitas adalah cahaya, suhu, kelembaban, air, nutrien, tanah dan herbivor.
·         Produktivitas  adalah Laju produksi suatu makhluk hidup dalam ekosistem perairan.
·         Produktivitas primer merupakan hasil dari proses fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan air dimana di dalam air akan dihasilkan senyawa organik dan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh organisme akuatik.
·         Produktivitas Primer ialah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya energi dari senyawa-senyawa anorganik. Jumlah seluruh bahan organik (biomassa) yang terbentuk dalam proses produktivitas dinamakan produktivitas primer kotor, atau produksi total.
·         Produktivitas bersih adalah sisa energi yang disimpan oleh tumbuhan yang telah digunakan untuk kelangsungan hidupnya energi berupa ubi, buah, dan lain-lain.
·         Produktivitas kotor disini adalah jumlah energi yang disimpan yang dihasilkan dari fotosintesis yang belum digunakan oleh tumbuhan.


Tidak ada komentar: