Pencarian

Kamis, 14 April 2016

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN (KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ARTHROPODA TANAH)



BAB I
PENDAHULUAN
A.                Topik Praktikum
Arthropoda Tanah
B.                 Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui keanekaragaman dan kemelimpahan Arthropoda Tanah.
C.                Dasar Teori
Tanah merupakan tempat tinggal berbagai bentuk  yang terhitung jumlahnya, baik berupa tanaman, hewan maupun mikroba. Kehidupan hewan sangat tergantung pada habitatnya karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu spesies hewan tanah sangat ditentukan oleh keadaan daerah. Kelompok hewan tanah sangat banyak dan beraneka ragam, mulai dari Protozoa, Porifera, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, hingga Vertebrata. Hewan tanah dapat pula dikelompokkan atas dasar ukuran tubuhnya, kehadirannya di tanah, habitat yang dipilihnya, dan kegiatan makanannya (Suin, 2003:68). Pada permukaan tanah terdapat banyak makhluk hidup terutama hewan yang sebagian besar dihuni oleh jenis-jenis Arthropoda. Hewan-hewan itu umumnya menggunakan sumber daya yang ada dipermukaan untuk melangsungkan aktivitas kehidupannya.
Keanekaragaman adalah suatu keadaan makhluk hidup yang bermacam-macam. Keanekaragaman yang dapat dilihat dari adanya perbedaan bentuk, ukuran, struktur, warna, fungsi, organ, dan habitatnya. Keanekaragaman makhluk hidup yang terdapat diantara individu sejenis disebut variasi. Lingkungan yang berperan penting dalam penganekaragaman makhluk hidup karena makhluk hidup harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar tetap hidup. Karena jumlah individu serta keanekaragamannya begitu besar, maka untuk mengenal dan mempelajari setiap individu perlu diklasifikasikan.
Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa komunitas memiliki kompleksitas tinggi karena dalam komunitas terjadi interaksi jenis yang tinggi pula. Jumlah spesies dalam komunitas  adalah penting dari segi ekologi, karena keanekaragaman jenis nampaknya bertambah bila komunitas menjadi stabil. Gangguan parah menyebabkan penurunan yang nyata dalam keanekaragaman. Keanekaragaman yang besar juga mencirikan sejumlah besar corak.Kenekaragaman cenderung jadi tinggi di dalam komunitas yang lebih tua dan rendah dalam komunitas yang baru tertbentuk. Sementara produktivitas atau arus energi seluruhnya jelas mempengaruhi keanekaragaman jenis, kedua kualitas itu tidak berhubungan dalam cara linier yang sederhana manapun.
Kemelimpahan adalah jumlah jenis pada suatu area atau lokasi tertentu. Kemelimpahan mengacu kepada jumlah jenis-jenis struktur dalam komunitas. Kemelimpahan suatu jenis dapat didefinisikan sebagai jumlah individu perkuadrat. Kemelimpahan suatu individu biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total jenis yang ada dalam komunitas, dengan demikian merupakan pengukuran yang relatif. Dalam pengambilan sampel bagi kemelimpahan suatu jenis, individu-individu jenis harus dihitung dan bukan sekedar keberadaan atau ketidakhadiran jenis yang dilakukan seperti pada saat mempelajari frekuensi jenis. Secara bersama-sama, kemelimpahan dan frekuensi sangat penting dalam menentukan struktur komunitas.
Arthtropoda merupakan phylum terbesar dalam kingdom Animalia dan kelompok terbesar dalam phylum itu adalah Insekta. Diperkirakan terdapat 713.500 jenis Arthropoda dengan jumlah itu diperkirakan 80% dari jenis hewan yang sudah dikenal. Menurut Suin Arthropoda tanah merupakan salah satu kelompok hewan tanah yang dikelompokkan atas Arthropoda 2 dalam tanah dan Arthropoda permukaan tanah. Arthropoda tanah berperan  penting dalam peningkatan kesuburan tanah dan penghancuran serasah serta sisa-sisa bahan organik . Arthropoda permukaan tanah sebagai komponen biotik pada ekosistem tanah sangat tergantung pada faktor lingkungan. Perubahan lingkungan akan berpengaruh terhadap kehadiran dan kepadatan populasi Arthropoda. Perubahan faktor fisika kimia tanah  berpengaruh terhadap kepadatan hewan tanah. Keanekaragaman hewan tanah lebih rendah pada daerah yang terganggu daripada daerah yang tidak terganggu.
Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya  bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.

BAB II
ALAT DAN BAHAN
A.                Alat dan Bahan
a.      Alat
No
Alat
Jumlah
1
Pisau
1 (satu)
2
Gelas aqua
4 (empat)
3
Plastik
4 (empat)
4
Kayu
Secukupnya
b.      Bahan
No
Bahan
Jumlah
1
Air
Secukupnya
2
Larutan detergen
Secukupnya
3
Minuman panta
Secukupnya

B.                 Prosedur Kerja
1.      Memilih beberapa lokasi yang diletakkan perangkap, yang dibagi menjadi 2 lokasi yaitu daerah terdedah dan daerah ternaung.
2.      Menggali lubang setinggi botol akua dengan menggunakan penggali lubang.
3.      Menempatkan botol bekas selai pada lubang yang telah diisi dengan larutan detergen  setengah isi botol akua yang digunakan.
4.      Meletakkan plastik diatas botol perangkap untuk menghindari masuknya ar hujan.
5.      Membiarkan perangkap tersebut selama beberapa waktu, yaitu:
a.       Pengambilan sore pada pukul 16:30 WIB.
b.      Pengambilan pagi pada pukul 05.00 WIB.
c.       Pengambilan siang pada pukul 13:15 WIB.
6.      Setelah selang waktu demikian mengambil beberapa perangkap tersebut dan hewan yang terjebak didalamnya, menyisihkan kedalam tempat khusus dan memberi tanda.
7.      Mengamati hewan teman dengan menggunakan lup unntuk mengidentifikas sampai tingkat spesies dengan bantuan buku identifikasi.
8.      Menghitung keanekaragamannya dan kemelimpahannya.


BAB III
DATA HASIL PENGAMATAN
A.                Hasil Pengamatan
a.      Pengambilan sore pukul 16:30 WIB.
No
Nama spesies
plot
1
2
3
4
1
Semut hitam
-
-
1
1
2
2
Semut gula
-
5
30
-
35
3
Lintah
2
-
-
-
2
4
Semut merah
5
-
-
-
5
5
Kumbang hitam
-
-
-
1
1
Jumlah
45

b.      Pengambilan pagi pukul 05:00 WIB
No
Nama spesies
plot
1
2
3
4
1
Semut kecil
-
2
2
-
4
2
Semut hitam
1
-
4
-
5
Jumlah
9

c.       Pengambilan siang pukul 13:15 WIB
No
Nama spesies
plot
1
2
3
4
1
Semut merah
7
-
-
-
7
2
Semut hitam
-
3
-
2
5
3
Semut hitam besar
-
-
6
-
6
4
Rengit
-
-
-
5
5
Jumlah
23

Perhitungan Seluruh Spesies
spesies
Jam pengambilan
∑ Cup
K
KR
F
FR
NP
Pi
∑ ind
H
Semut hitam
16:30
3
0.5
2.59
0.5
0.125
2.71
0.04
3
0.05
Semut gula
3
8.75
45.45
0.5
0.125
45.57
0.77
35
0.08
Semut merah
3
0.5
2.59
0.25
0.062
2.65
0.04
2
0.05
Lintah
3
1.25
6.49
0.25
0.062
6.55
0.11
5
0.10
Kumbang
3
0.25
0.01
0.25
0.062
0.07
0.02
1
0.03
Semut kecil
05:00
3
1
5.9
0.5
0.125
6.02
0.44
4
0.15
Semut hitam
3
1.25
6.49
0.5
0.125
6.61
0.55
5
0.14
Semut merah
13:15
3
1.75
9.09
0.25
0.062
9.96
0.30
7
0.15
Semut hitam
3
1.25
6.49
0.5
0.125
6.61
0.21
5
0.14
Semut hitam besar
3
1.5
7.79
0.25
0.062
7.82
0.26
6
0.15
Rengit
3
1.25
6.49
0.25
0.062
6.55
0.21
5
0.14
Jumlah
19.25
98.76
4
1.55
101.12
3.49
77
3.21
Rumus yang digunakan dalam pengamantan:



B.                 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami mengamati keanekaragaman dan kemelimpahan Arthropoda Tanah. Pengamantan kami lakukan selama 3 kali pengambilan yaitu pada sore (16:30),  pagi (05.00) dan siang (13:15). Pada praktikum artrhopoda tanah binatang yang ditemuakan kebanyakan adalah spesies semut dan sedikit sekali spesies yang lain.
Berdasarkan hasil pengamatan pengambilan yang dilakukan pada sore hari (16:30)  ditemukan semut hitam 2, semut gula 35, lintah 1, semut merah 5 dan kumbang 1.  Plot yang digunakan ada 4 yaitu  2 plot berisi air detergen dan 2 plot lagi berisi air Fanta (air berwarna).  Jumlah dari seluruh spesies yang diambil adalah 45 spesies.  Pengambilan yang dilakukan pada pagi hari (05:00) hanya ditemuka 2 spesies yaitu semut kecil 2 dan semut hitam 5. Jumlah seluruh spesies yang diambil pada pagi hari adalah 9. Pengambilan yang dilakukan pada siang hari (13:15) ditemukan beberapa spesies serangga yaitu semut merah 7, semut hitam 5, semut hitam besar 6 dan rengit 5. Jumlah keseluruhan yang diambil pada siang hari adalah 23. Sedangkan jumlah keseluruhan dari spesies yang diambil dari pemngambilan sore, pagi dan siang adalah 77. Dari semua plot yang digunakan tidak semua spesies yang sama berada didalam plot tersebut.
Dari setiap plot yang digunakan plot 1 dan plot 2 berisi air larutan detergen sedangkan plot 3 dan plot 4 berisi air fanta yang berwarna merah. Setip pencuplikan yang kami lakukan kebanyakan serangga yang ditemukan berada diplot 3 dan plot 4 yaitu plot yang berisi air fanta (air berwarna). Pada plot yang berisi larutan detergen juga terdapat beberapa spesies namun hanya sedikit dari setiap pengambilan.
Berdasarakan hasil pengamatan pada perhitugan seluruh spesies yaitu mencari H’ (indeks keanekaragaman) nya  dapat dikatakan pada praktikum kali ini bahwa H’>1 maka Indeks keanekaramagannya Tinngi karena didapat H’= 3,21. Faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman suatu spesies adalah sebagai berikut:
1.      Waktu
Keragaman komunitas bertambah sejalan dengan waktu, berarti komunitas tua yang sudah lama berkembang, lebih banyak terdapat organisme dari pada komunitas muda yang belum berkembang.  Dalam ekologi, waktu dapat berjalan lebih pendek atau hanya sampai puluhan generasi. Keragaman jenis suatu komunitas bergantung pada kecepatan penambahan jenis melalui evolusi tetapi bergantung pula pada kecepatan hilang jenis  melalui kepenuhan dan emigrasi.
2.      Heterogenitas ruang
Semakin heterogen suatu lingkungan fisik semakin kompleks komunitas flora dan fauna di tempat tersebut dan semakin tinggi keragaman jenisnya. Faktor  heterogenitas berlaku pada skala makro maupun mikro.
3.      Kompetisi
Terjadi apabila sejumlah organisme (dari spesies yang sama atau yang berbeda) menggunakan sumber yang sama ketersediaannya kurang, atau walaupun ketersediaan sumber tersebut cukup namun persaingan tetap terjadi  juga bila organisme-organisme itu memanfaatkan sumber tersebut, yang satu menyerang yang lain atau sebaliknya.
4.      Pemangsaan
Pemangsaan yang mempertahankan komunitas populasi dari jenis bersaing yang berbeda dibawah daya dukung masing-masing selalu memperbesar kemungkinan hidup berdampingan sehingga mempertinggi keragaman, apabila intensitas dari pemengsaan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menurunkan keragaman jenis.
5.      Kestabilan Iklim
Makin stabil keadaan suhu, kelembaban, salinitas, pH dalam suatu lingkungan yang stabil lebih memungkinkan keberlangsungan evolusi.
6.      Prduktivitas merupakan syarat mutlak untuk keanekaragaman yang tinggi
Keenam faktor ini saling berinteraksi untuk menetapkan keanekaragaman jenis dalam komunitas yang berbeda. Keanekaragaman spesies sangatlah penting dalam menetukan batas kerusakan yang dilakukan terhadap sistem alam akibat turut campur tangan manusia. Dalam keadaan ekosistem yang stabil, populasi suatu jenis organisme selalu dalam keadaan keseimbangan dengan populasi organisme lainnya dalam komunitasnya. Keseimbangan ini terjadi karena adanya mekanisme pengendalian yang bekerja secara umpan balik negatif yang berjalan pada tingkat antar spesies (persaingan, predasi) dan tingkat inter spesies (persaingan, teritorial).
Adapun ayat yang menyinggung tentang serangga yaitu: ( An:naml :18)
#Ó¨Lym !#sŒÎ) (#öqs?r& 4n?tã ÏŠ#ur È@ôJ¨Y9$# ôMs9$s% ×'s#ôJtR $ygƒr'¯»tƒ ã@ôJ¨Y9$# (#qè=äz÷Š$# öNà6uZÅ3»|¡tB Ÿw öNä3¨ZyJÏÜøts ß`»yJøŠn=ß ¼çnߊqãZã_ur óOèdur Ÿw tbrããèô±o ÇÊÑÈ 
Artinya :          
Hingga apabila mereka sampai dilembah semut berkatalah seekor semut: hai semut-semut, masuklah kedalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak dinjak oleh sulaiman dan tentanranya sedangkan mereka tidak menyadari (an:naml/27:18)
Ayat di atas menggambarkan bahwa semut-semut tersebut sedang mencari makanan untuk di bawah ke sarangnya, salah satu semut melihat Nabi Sulaiman dan tentaranya akan melewati tempat tersebut sehingga semut itu  menyuruh teman-temannya untuk kembali ke sarang. Begitu besarnya jumlah tentara itu yang akan melintas di sini, sedang kamu adalah makhluk yang sangat  kecil. Kamu pasti akan hancur terkena injak kakinya, dan kaki kendaraannya.  Beribu-ribu kamu akan binasa, sedang Sulaiman dan tentaranya tidaklah akan  sadar atau meskipun mereka tahu, meskipun mereka lihat bangkai semut telah  bergelimpangan tidaklah akan jadi perhatian mereka, karena kita bangsa semut adalah makhluk kecil saja dibanding dengan mereka. Semut mampu memikul beban yang jauh lebih besar dari badannya.

BAB IV
PENUTUP
A.                Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pada pukul 16:30 (sore) pengambilan serangga berjumlah 45, pada pukul 05:00 (pagi) pengambilan serangga berjumlah 9 dan pengambilan pada pukul 13:15 (siang) berjumlah 23. Dari semua pengambilan  bahwa jumlah keseluruhan spesies yang diambil adalah berjumlah 77 serangga, dengan 4 plot yaitu 2 plot air larutan detergen dan 2 plot air fanta (air berwarna).
2.      H’>1 maka indeks keanekaragaman Spesies tinggi karena dari hasil perhitungan bahwa H’=3,21.
3.      Faktor-faktor yang memepenggaruhi keanekaragaman Spesies yaitu, Waktu Heterogenitas ruang, Kompetisi, Pemangsaan, Kestabilan Iklim dan Prduktivitas merupakan syarat mutlak untuk keanekaragaman yang tinggi.
B.                 Saran
Semoga semua praktikum yang sudah dilaksanakan dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat digunakn untuk para mahasiswa ataupun mahasiswi di IAIN Palangka Raya.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mudianto. Keanekearagaman ekosistem. Cahaya Ilmu, Bandung. 2001
Putra, N.S.,. Serangga di sekitar kita. Kanisius, Yogyakarta. 1994.
Usmiyatun. Penuntun Praktikum Ekologi Hewan. IAIN Palangka Raya. 2015.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25008/4/Chapter%20II.pdf
(Minggu, 27 Desember 2015)
http://etheses.uin-malang.ac.id/1056/6/09620028%20Bab%202.pdf (Minggu,27 desember 2015)
https://id.scribd.com/doc/247978696/Laporan-Arthropoda (Minggu, 27 Desember 2015)
http://odonpaidz.blogspot.co.id/2012/11/keanekaragaman-arthropoda-permukaan.html (Minggu, 27 Desember 2015)
Komentar yang membangun sangat dinantikan