Pencarian

Rabu, 13 April 2016

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN (POLA PEMBAGIAN NICHE OLEH SERANGGA)



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Topik Praktikum
Pola Pembagian Niche Oleh Serangga
B.            Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui pola pembagian niche pada serangga.
C.           Dasar Teori
Relung ekologi adalah adalah status atau peran suatu mahluk hidup di dalam komunitas atau ekosistem. Relung ekologi tergantung pada adaptasi struktural mahluk, respons fisiologis dan perilakunya. Relung ekologi bukanlah ruang fisik, tetapi suatu abstraksi mencakup semua faktor-faktor fisik,kimia,fisiologis dan biotik yang diperlukan mahluk untuk hidup, dalam ekologi tidak pernah ada dua jenis menempati relung ekologi yang sama. Suatu spesies dapat menempati relung ekologi sangat berbeda di daerah yang berbeda tergantung pada suplai makanan yang tersedia dan pada jumlah macam pesaing-pesaingnya.[1]
Konsep relung (niche) dikembangkan oleh Charles Elton ilmuwan Inggris, dengan pengertian relung adalah “status fungsional suatu organisme dalam komunitas tertentu”. Dalam penelaahan suatu organisme, kita harus mengetahui kegiatannya, terutama mengenai sumber nutrisi dan energi, kecepatan metabolisme dan tumbuhnya, pengaruh terhadap organisme lain bila berdampingan atau bersentuhan, dan sampai seberapa jauh organisme yang kita selidiki itu mempengaruhi atau mampu mengubah berbagai proses dalam ekosistem.[2]
Relung menurut Resosoedarmo adalah profesi (status suatu organisme) dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu yang merupakan akibat adaptasi struktural, fungsional serta perilaku spesifik organisme itu. Berdasarkan uraian diatas relung ekologi merupakan istilah lebih inklusif yang meliputi tidak saja ruang secara fisik yang didiami oleh suatu makhluk, tetapi juga peranan fungsional dalam komunitas serta kedudukan makhluk itu di dalam kondisi lingkungan yang berbeda. Relung ekologi merupakan gabungan khusus antara faktor fisik (mikrohabitat) dan kaitan biotik (peranan) yang diperlukan oleh suatu jenis untuk aktivitas hidup dan eksistensi yang berkesinambungan dalam komunitas.[3]
Niche (relung) ekologi mencakup ruang fisik yang diduduki organisme, peranan fungsionalnya di dalam masyarakatnya (misal: posisi trofik) serta posisinya dalam kondisi lingkungan tempat tinggalnya dan keadaan lain dari keberadaannya itu. Ketiga aspek relung ekologi itu dapat dikatakan sebagai relung atau ruangan habitat, relung trofik dan relung multidimensi atau hypervolume. Oleh karena itu relung ekologi sesuatu organisme tidak hanya tergantung pada dimana dia hidup tetapi juga apa yang dia perbuat (bagaimana dia merubah energi, bersikap atau berkelakuan, tanggap terhadap dan mengubah lingkungan fisik serta abiotiknya), dan bagaimana jenis lain menjadi kendala baginya. Hutchinson telah membedakan antara niche pokok (fundamental niche) dengan niche yang sesungguhnya (relized niche). Niche pokok didefinisikan sebagai sekelompok kondisi-kondisi fisik yang memungkinkan populasi masih dapat hidup. Sedangkan niche sesungguhnya didefinisikan sebagai sekelompok kondisi-kondisi fisik yang ditempati oleh organisme-organisme tertentu secara bersamaan.[4]
Pengetahuan tentang relung suatu organisme sangat perlu sebagai landasan untuk memahami berfungsinya suatu komunitas dan ekosistem dalam habitat utama. Untuk dapat membedakan relung suatu organisme, maka perlu diketahui tentang kepadatan populasi, metabolisme secara kolektif, pengaruh faktor abiotik terhadap organisme, pengaruh organisme yang satu terhadap yang lainnya.[5]
Hutchinson membedakan antara relung dasar (Fundamental Niche) dengan relung nyata (Realized Niche). Relung dasar didefinisikan sebagai sekelompok kondisi-kondisi fisik yang memungkinkan populasi masih dapat hidup, tanpa kehadiran pesaing, relung nyata didefinisikan sebagai kondisi-kondisi fisik yang ditempati oleh organisme-organisme tertentu secara bersamaan sehingga terjadi kompetisi. Keterbatasan suatu organisme pada suatu relung tergantung pada adaptasinya terhadap kondisi lingkungan tersebut.[6]


BAB II
ALAT DAN BAHAN

A.           Alat
Tabel Alat
No.
Alat
Jumlah
1
Jaring Serangga
1 buah
2
Alat Tulis
1 buah

B.            Bahan
Tabel Bahan
No.
Bahan
Jumlah
1
Kertas Label
Secukupnya
2
Kantong Pelastik
Secukupnya
3
Karet gelang
Secukupnya
4
Tabel Pengamatan
Secukupnya
5
Literatur Pengamatan
Secukupnya

C.           Prosedur Kerja
1.        Menetapkan 1 jenis tumbuhan bunga yang sedang berbunga sebanyak 2 pohon.
2.        Mengamati jenis-jenis serangga yang hinggap pada bunga tersebut dengan rentang waktu berbeda.
3.        Mengambil sampel tiap-tiap jenis serangga yang ditemukan, kemudian memasukkan ke dalam kantong pelastik dan memberi label sesuai dengan tempat pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan untuk memudahkan mengidentifikasi jenis serangga.
4.        Memasukkan data pengamatan dalam table.

BAB III
DATA HASIL PENGAMATAN

A.           Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 1.
NO.
NAMA SPESIES
JUMLAH INDIVIDU
PARAMETER LINGKUNGAN
TEMPAT
WAKTIU
Suhu
(0­C)
pH
1.
Kumbang
1 (Satu) ekor
330C
7,00
Bunga Jarum
13.30 WIB
2.
Kupu-Kupu
2 (Dua) ekor

Tabel 2.
NO.
NAMA SPESIES
JUMLAH INDIVIDU
PARAMETER LINGKUNGAN
TEMPAT
WAKTIU
Suhu
(0­C)
pH
1.
Kupu-Kupu
2 (Dua) ekor
340C
7,00
Melati Hutan
13.10 WIB
2.
Walang Sangit
1 (Satu) ekor
3.
Spesies 1
1 (Satu) ekor

B.            Pembahasan
A. Kupu-Kupu
Klasifikasi:
Upafamil
: Eurema
Spesies
Kupu-kupu Eurema daira secara umum memiliki ciri-ciri secara umum tubuh dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen.Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli). Memiliki 2 pasang sayap serupa selaput yang tertutup sisik, tipe mulut menghisap, dan metamorfosis sempurna.[7]
B. Kumbang Xylocopa sp
Klasifikasi:
: Hymenoptera
: Xylocopidae
: Xylocopa
Spesies
: Xylocopa sp
Kumbang Xylocopa sp secara umum memiliki ciri-ciri yaitu, head/kepala, bagian kepala terdiri dari mata majemuk, antena, dan mulut. Thorax/Dada, Bagian dada terdiri dari 3 pasang kaki, pada bagian ini biasanya terdapat semacam senjata pertahanan. Abdomen/Perut, beruas-ruas. Wings, Sayap sangat rapuh dan berfungsi untuk terbang. Mata Kumbang, seperti itu dari serangga lainnya, tidak bergerak, dan lensa yang tidak  bisa fokus. Antena (antena) adalah organ yang mengumpulkan informasi mengenai sentuhan, suara, rasa, bau, suhu dan kelembaban lingkungan kumbang. Serta memiliki mulut pengisap.[8]
C. Walangsangit
Klasifikasi:
: Hemiptera
: Alydidae
: Leptocorixa
Spesies
: Leptocorixa Acuta
Walang sangit (Leptocorisa oratorius) secara umum morfologi tersusun dari antenna, caput, toraks, abdomen, tungkai depan, tungkai belakang, sayap depan dan sayap belakang. Serangga ini memiliki sayap depan yang keras, tebal dan tanpa vena. Sayap belakang bertipe membranus dan terlipat dibawah sayap dengan saat serangga istirahat. Tipe alat mulut yaitu penggigit-pengunyah dengan kemampuan mandibular berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionadae alat mulutnya terbentuk moncong yang terbentuk di depan kepala.[9]
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam").[10]
Serangga merupakan kelompok hewan yang paling dominan di muka bumi, yaitu dengan jumlah spesies hampir 80% dari jumlah total hewan di bumi. Serangga berhasil dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya karena dapat hidup pada habitat yang bervariasi, kapasitas dalam bereproduksi yang tinggi, serta kemampuan memakan jenis makanan yang berbeda dan dalam mengindari predator.[11]
Kehadiran populasi serangga di suatu  lahan dan penyebarannya (distribusinya) selalu berkaitan dengan  habitat dan relung ekologi. Habitat suatu serangga adalah tempat serangga itu hidup atau tempat serangga untuk menemukan makanan. Relung ekologi suatu populasi serangga merupakan status fungsional serangga itu dalam habitat yang ditempati berdasarkan adaptasi, fisiologi, struktural, maupun perilakunya.[12]
4ym÷rr&ur y7/u n<Î) È@øtª[$# Èbr& ÉσªB$# z`ÏB ÉA$t6Ågø:$# $Y?qãç/ z`ÏBur ̍yf¤±9$# $£JÏBur tbqä©Ì÷ètƒ ÇÏÑÈ  
Artinya: dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", (Q.S. An-Nahl 68)
Ayat di atas mengemukakan tentang suatu habitat dan relung dari serangga dimana serangga di perintahkan untuk membuat sarang atau tempat tinggalnya berdada di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia dalam upaya melestarikan kehidupanya. Selain itu ayat di atas menggambarkan bagaimana pola distribusi dari serangga.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa di lokasi atau tempat 1 (melati hutan) dan tempat 2 (bunga jarum) tidak terdapat hewan yang sejenis mendiam satu lokasi yang sama. Lokasi 1 terdapat dua jenis serangga yang teramati di lokasi tersebut yaitu satu ekor kumbang Xylocopa sp dan dua ekor kupu-kupu Eurema daira dan lokasi 2 terdapat dua ekor kupu-kupu Eurema daira, satu ekor walangsangit, dan satu ekor 1 spesies yang belum teridentifikasi. Ini menunjukkan bahwa konsep relung atau Niche yang diuraikan didasar teori bertentangan “dalam ekologi tidak pernah ada dua jenis menempati relung ekologi yang sama”. Ketika terdapat dua spesies yang sama maka akan terjadi persaingan yang sangat kuat di relung tersebut membuat salah satu akan keluar atau masing-masing akan memiliki relung yang terbatas.
Di lokasi pengamatan terjadi persainga atau kompetisi yang ketat serta pembagian relung yang terbatas, kondisi ini terjadi pada dua pasang kupu-kupu Eurema daira dua ekor di lokasi 1 dan dua ekor 2 dimana masing-masing kupu-kupu ini memiliki kepentingan yang sama di setiap lokasinya seperti kebutuhan trofik dalam jumlah yang sama di  dalam dimensi relung, sehinggga menyebebkan terjadi persaingan dan saling mengalahkan untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.
Berbeda halnya dengan spesies walangsangit, kumbang Xylocopa sp dan spesies 1 mereka di dalam satu relung hanya terdapat 1 ekor sehingga dalam memperoleh kepentingannya di relung memiliki kedudukan yang tinggi, dimana setiap individu berbeda dalam kebutuhannya misalnya kebutuhan trofik satu spesies dengan spesies lain memiliki perbedaan kebutuhan trofiknya ada yang besar, kecil, ataupun sedang. Berbeda dengan kupu-kupu Eurema daira terdapat lebih dari satu spesies yang menempati satu relung dengan kepentingan yang sama.
”Jenis-jenis popilasi yang berkerabat dekat akan memiliki kepentingan serupa pada dimensi-dimensi relung sehingga mempunyai relung yang saling tumpang tindih. Jika relung suatu jenis bertumpang tindih sepenuhnya dengan jenis lain maka salah satu jenis akan tersingkir sesuai dengan prinsip penyingkiran kompetitif. Jika relung-relung itu bertumpang tindih maka salah satu jenis sepenuhnya menduduki relung dasarnya sendiri dan menyingkirkan jenis kedua dari bagian relung dasar tersebut dan membiarkannya menduduki relung nyata yang lebih kecil, atau kedua jenis itu mempunyai relung nyata yang terbatas dan masing-masing memanfaatkan kisaran yang lebih kecil dari dimensi relung yang dapat mereka peroleh seandainya tidak ada jenis lain.”[13]

BAB IV
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu;
1.      Relung ekologi adalah adalah status atau peran suatu mahluk hidup di dalam komunitas atau ekosistem.
2.      Di dalam relung setiap spesies memiliki kepentingan yang berbeda-beda ada yang tinggi, sedang, dan rendah.
3.      Jenis-jenis popilasi yang berkerabat dekat atau dalam spesies yang sama akan memiliki kepentingan serupa pada dimensi-dimensi relung sehingga menimbulkan persaingan di dalam relung, maka salah satu jenis akan tersingkir sesuai dengan prinsip penyingkiran kompetitif dan menimbulkan relung yang tumpang tindih. Jika relung-relung itu bertumpang tindih maka salah satu jenis sepenuhnya menduduki relung dasarnya sendiri dan menyingkirkan jenis kedua dari bagian relung dasar tersebut dan membiarkannya menduduki relung nyata yang lebih kecil, atau kedua jenis itu mempunyai relung nyata yang terbatas dan masing-masing memanfaatkan kisaran yang lebih kecil dari dimensi relung yang dapat mereka peroleh seandainya tidak ada jenis lain. Ini terjadi pada kupu-kupu Eurema daira di lokasi 1 dan 2.
4.      Q.S. An-Nahl 68, merupakan ayat yang menggambarkan konsep distribusi, tempat tinggal, dan relung dari serangga.
B.            Saran
Semoga praktikum ini dapat bermanfaat, untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita semua serta dapat memberi pengalaman untuk kita dalam melakukan pembelajaran kedepanya.


DAFTAR PUSTAKA

Darmawan,Agus. 2005. Ekologi Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang
Kramadibrata, H. 1996. Ekologi Hewan. Bandung : Institut Teknologi Bandung Press
Odum, Eugene P. 1971. Fundamentals of Ecology. Saunders College Publishing
Wirakusumah. Sambas. 2003. Dasar-Dasar Ekologi. Jakarta: Penerbit UI Press
Usmiyatun, Penuntun Praktikum Ekologi Hewan Edisi Pertama. IAIN Palangka Raya. 2015.
http://www.academia.edu/11576487/Makalah_Entomologi_Serangga (Palangka Raya, 21 Desember 2015. 19.52 WIB)
http://www.academia.edu/8449820/KUMBANG (Palangka Raya, 22 Desember 2015. 03.00 WIB)
https://lailanurhayati1993.files.wordpress.com/2013/03/ekosistem.pdf (Palangka Raya, 20 Desember 2015, 04.01 WIB)


[2] Darmawan,Agus. 2005. Ekologi Hewan. (Malang: Universitas Negeri Malang, hlm. 34)
[3] Ibid, hlm 35
[4] Darmawan,Agus. 2005. Ekologi Hewan. (Malang: Universitas Negeri Malang, hlm. 35)
[5] Kramadibrata, H. 1996. Ekologi Hewan. (Bandung : Institut Teknologi Bandung Press, hlm. 50)
[6] Odum, Eugene P, 1971, Fundamentals of Ecology, (Saunders College Publishing)
[8] http://www.academia.edu/8449820/KUMBANG (Palangka Raya, 22 Desember 2015. 03.00 WIB)
[10] http://www.academia.edu/11576487/Makalah_Entomologi_Serangga (Palangka Raya, 21 Desember 2015. 19.52 WIB)
[11] http://www.academia.edu/11576487/Makalah_Entomologi_Serangga (Palangka Raya, 21 Desember 2015. 19.52 WIB)
[12] Kramadibrata, H. 1996. Ekologi Hewan. (Bandung : Institut Teknologi Bandung Press, hlm. 50)
[13] Wirakusumah, Sambas. 2003. Dasar-Dasar Ekologi. (Jakarta: Penerbit UI Press, hlm. 45)
Komentar yang membangun sangat dinantikan

Tidak ada komentar: