I.
Topik Praktikum
Komonitas
Herba Daerah Ternaung Dan Terdedah
II.
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui apakah komonitas herba anatar
terdedah dan ternaung berbeda.
III.
Dasar Teori
Salah
satu unsur yang paling penting adalah komunitas, yang dalam dunia tumbuhan
lebih dikenal dengan istilah vegetasi. Struktur komunitas tumbuhan memiliki
sifat kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian dalam deskripsi struktur
komunitas tumbuhan dapat dilakukan dengan cara kualitatif dengan parameter
kuantitatif.
Pengertian
vegetasi adalah semua spesies tumbuhan yang terdapat dalam suatu wilayah yang
luas, yang memperlihatkan pola distribusi menurut ruang dan waktu. Tumbuhan
penutup permukaan bumi merupakan vegetasi yang dapat berbeda dalam ruang dan
waktu untuk komponen spesies penyusunnya. Vegetasi terdiri atas semua spesies
tumbuhan dalam suatu wilayah (flora) dan memperlihatkan pola distribusi menurut
ruang (spatial) dan waktu (temporal).[1]
Indek
diversitas merupakan indeks keanekaragaman suatu komunitas. Dalam suatu
komunitas maka akan diperoleh beberapa kanekaragaman. Keanekaragaman dapat
berupa perbedaan jenis spesies dalam suatu komunitas, karena semakin tinggi
tingkat diversitas dalam suatu komunitas maka semakin tinggi tingkat
keanekaragamannya. Sedangkan pengertian komunitas itu sendiri merupakan
kumpulan dari beberapa populasi pada suatu tempat, ruang dan waktu yang sama.
Oleh karena itu komunitas terdiri dari beberapa populasi yang jelas spesiesnya
maka indeks keanekaragaman perlu dihitung. Perhitungan indeks diversitas
dilakukan pada dua daerah :
1.
Daerah ternaung merupakan daerah yang sinar matahari jarang
yang sampai kepermukaan tanah karena tertutup tumbuhan yang berkanopi atau
beber cover tumbuhan sehingga diduga ada beberapa seleksi untuk
mendapatkan sinar matahari.
2.
Daerah terdedah merupakan daerah yang mendapatkan sinar
matahari secara bebas atau dapat dikatakan semua tumbuhan mendapatkan sinar
matahari secara sama sehingga persaingan untuk mendapatkan sinar matahari
hampir tidak ada.
Sedangkan
nilai penting merupakan sebarnya nilai kehadiran suatu spesies tumbuhan dalam
suatu ekosistem, sehingga diperlukan analisis vegetasi. Selain itu nilai
penting juga dapat menggambarkan karakter dalam komunitas indeks nilai
merupakan gabungan dari : Nilai penting =Frekuensi relatif + dominansi relatif
+ densitas relative. Nilai penting dari suatu tumbuhan dapat digunakan sebagai
penyebut ekosistem dalam suatu tempat tersebut dengan kata lain apabia dalam
suatu tempat diperoleh suatu nilai penting tumbuhan tersebut yang terbesar maka
dapat dikatakan bahwa tumbuhan tersebut mewakili nama ekosistem tersebut.
Frekuensi dapat digunakan sebagai parameter vegetasi yang dapat menunjukkan
distribusi atau sebaran jenis tumbuhan dalam ekosistem atau memperlihatkan pola
distribusi tumbuhan. Nilai yang diperoleh dapat pula untuk menggambarkan
kapasitas produksi dan kemampuan adaptasi serta dapat pula menunjukkan jumlah
sampling unit yang menggandung jenis tumbuhan tertentu. Nilai penutup
dapat dipakai untuk mengetahui nilai dominasi suatu jenis tumbuhan, terutama
tumbuhan semak, herba, atau rumput-rumputan. Pengamatan parameter vegetasi
berdasarkan bentuk pohon, perdu serta herba. Suatu ekosistem terdiri dari dua
komponen utama yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Vegetasi atau
komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menepati habitat
tertentu hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan
komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh ekosistem lainnya yang
saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah
tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai
faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh
antropogenik. Analisis vegetasi dalam ekologi adalah cara untuk mempelajari struktur
vegetasi dan komposisi jenis tumbuhan. Analisis vegetasi bertujuan untuk
mengetahui komposisi jenis tumbuhan dalm bentuk vegetasi di wilayah yang
dianalisis . analisi vegetasi ini digunakan untuk mengetahui dampak lingkungan
dengan beberapa perameter yang harus diketahui antara lain :
1.
ada tidaknya jenis tumbuhan tertentu,
2.
luas basal area ,
3.
luas daerah cover,
presentase daerah
yang ditutpi oleh kanopi dari setiap unit cuplikan. Kanopi dari tumbuhan
membuat suatu lingkungna mikro yang lebih kecil. Penutupan dapat pula
dinyatakan dengan dominansi. Domonansi merupakan basal daerah atau naungan
tajuk per satuan luasan.
4.
Frekuensi,
presentase
terdapatnya tumbuhan dalam unit cuplikan atau merupakan fraksi (bagian) unit
cuplikan yang didapatkan adanya species tertentu.Ukuran populasi
tumbuh-tumbuhan pada mulanya kurang diteliti tetapi kemudian populasi vegetasi
sangat ditentukan oleh lingkungannya. Ukuran poplasinya dikendalikan oleh
factor habitat ketidakketergantungannya kepada kerapatannya. Apabila
pertumbuhan populasi sepenuhnya dikendalikan oleh factor-faktor ketergantungan
kerapatan, barangklai daya tahannya tidak terlalu lama. Populasi semacam itu
akan berfluktuasi sepanjang daya dukung lingkungan tergantung factor-faktor
ketidaktergantungann yang mengendalikannya. Apabila bergoyng kebawah tidak akan
ada factor ketergantungan yng mengendalikannya untuk menghalangi jumlah
penurunan. Dalam keadaan demikian factor-faktor ketidaktergantngan kepada
kerapatan nilainya berlawanan sehingga populasi dapat mengalami kepunahan. Oleh
karena itu secara alami mekanisme ketergantungan kerapatan yang mengimbanginya
akan merupakan penyangga pada peristiwa penurunan populasi yang merupakan
bencana.
5.
Kerapatan,
menggambarkan
cacah angota poplasi persatuan unit cuplikan (luas dalam metode kuadrat atau
panjang dalam metode line intercept). Dalam penggunaan metode kuadrat kerapatan
sering dinyatakan sebagai kepadatan (density). Kepadatan diartikan sebagai
cacah individu untuk setiap unit sampling (luasan). Kerapatan sering jug
disamakan dengan kelimpahan (abundance), merupakan ukuran rerata keberadaan
spesies tumbuhan pada unit cuplikan (kuadrat atau segmen) tumbuhan yang
dimkasud berada.[2]
6.
Dominansi,
komunitas yang
stabil (meluas secara regional) dan homogen memperlihatkan diversitas secara
lebih rendah dari pada komunitas yang terdiri atas bentuk mosaik atau secara
setempat diganggu pada berbeda di masa lampau oleh hempasan angin, api,
penyakit, dan lain-lain. Setelah gangguan, kemudian diikuti kenaikan diversitas
sesuai dengan waktu sampai suatu titik di mana dominansi oleh sedikit spesies
yang mampu hidup lama dan berukuran besar yang mengakibatkan diversitas turun.[3]
Herba
merupakan tumbuhan yang tidak berkayu dimana batang dari tumbuhan ini
mengandung banyak air. Herba ini bisa saja hidup di tempat kering seperti
kaktus. Namun bisa juga hidup di tempat ternaung dan setengah ternaung bahkan
dapat juga hidup di daerah yang tergenang air seperti enceg condok.
IV.
Alat dan Bahan
Alat dan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini;
Tabel
Alat
No.
|
Alat
|
Jumlah
|
1
|
Meteran
|
1 buah
|
2
|
Soil Tester
|
1 buah
|
3
|
Tali Rapia
|
1 Roll
|
Tabel Bahan
No.
|
Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Kertas Label
|
Secukupnya
|
2
|
Kantong
Pelastik
|
Secukupnya
|
3
|
Patok
|
4 buah
|
4
|
Kertas Koran
|
Secukupnya
|
V.
Prosedur Kerja
Langkah kerja dalam praktikum kali ini yaitu;
a.
menentukan lokasi yang akan
dipasang plot, yaitu daerah terdedah dan ternaung,
b.
memasang plot secara acaka sebesar
1 x 1 m2 sebanyak 5 (lima) masing-masing lokasi,
c.
mencatat parameter vegetasi
(spesises) untuk masing-masing spesies setiap plot sampel,
d.
menghitung kerapat realtif
(KR), Dominasi Relatif (DR), dan indeks diversitas untuk masing-masing spesies
pada setiap plot. Hasil perhitungan dimasukan dalam table,
e.
membuat kesimpulan
berdasarakn Di > 1, Indeks Diversitas Tingggi dan Di < 1, Indeks
Diversitas rendah.
VI.
Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
TERNAUNG
|
|||||||||||
No
|
Nama Spesies
|
Titik
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||||
Ʃ
|
Cover
|
Ʃ
|
Cover
|
Ʃ
|
Cover
|
Ʃ
|
Cover
|
Ʃ
|
Cover
|
||
1
|
Rumput Kerisan
|
3
|
|
4
|
|
10
|
|
3
|
|
1
|
|
2
|
Tumbuhan 1
|
11
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Ilalang
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
4
|
Rumput Menjalar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
5
|
Rumput Bambu
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
6
|
Tumbuhan Paku 1
|
|
|
12
|
|
11
|
|
3
|
|
|
|
7
|
Tumbuhan Paku 2
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
TERDEDAH
|
|||||||||||
No
|
Nama Spesies
|
Titik
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||||
Ʃ
|
Cover
|
Ʃ
|
Cover
|
Ʃ
|
Cover
|
Ʃ
|
Cover
|
Ʃ
|
Cover
|
||
1
|
Rumput Kerisan
|
2
|
|
1
|
|
4
|
|
4
|
|
2
|
|
2
|
Rumput
Sempritan
|
1
|
|
|
|
3
|
|
5
|
|
1
|
|
3
|
Rumput Gajah
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
4
|
Cemot
|
|
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Lavender
|
2
|
|
1
|
|
|
|
1
|
|
1
|
|
6
|
Senggani
|
1
|
|
|
|
1
|
|
1
|
|
|
|
7
|
Rumput Bambu
|
10
|
|
5
|
|
8
|
|
4
|
|
7
|
|
TERNAUNG
|
|||
No
|
Spesies
|
Jumlah
|
|
Cover
|
Ʃ
|
||
1
|
Rumput Kerisan
|
|
21
|
2
|
Tumbuhan 1
|
|
14
|
3
|
Ilalang
|
|
5
|
4
|
Rumput Menjalar
|
|
4
|
5
|
Rumput Bambu
|
|
2
|
6
|
Tumbuhan Paku 1
|
|
25
|
7
|
Tumbuhan Paku 2
|
|
11
|
Jumlah
|
82
|
TERDEDAH
|
|||
No
|
Spesies
|
Jumlah
|
|
Cover
|
Ʃ
|
||
1
|
Rumput Kerisan
|
|
10
|
2
|
Rumput
Sempritan
|
|
3
|
3
|
Rumput Gajah
|
|
1
|
4
|
Cemot
|
|
5
|
5
|
Lavender
|
|
3
|
6
|
Senggani
|
|
13
|
7
|
Rumput Bambu
|
|
34
|
Jumlah
|
69
|
TERNAUNG
|
|||||||||||
No
|
Nama Spesies
|
Ʃ
|
K
|
KR
|
F
|
FR
|
D
|
DR
|
NP
|
Pi
|
Di
|
1
|
Rumput Kerisan
|
21
|
1.05
|
25.6
|
1
|
35.71
|
0.25
|
25.77
|
87.08
|
0.29
|
0.005
|
2
|
Tumbuhan 1
|
14
|
0.7
|
17.07
|
0.4
|
14.28
|
0.17
|
17.52
|
48.87
|
0.16
|
0.044
|
3
|
Ilalang
|
5
|
0.25
|
6.09
|
0.2
|
7.14
|
0.06
|
6.18
|
19.41
|
0.06
|
0.042
|
4
|
Rumput Menjalar
|
4
|
0.2
|
4.87
|
0.2
|
7.14
|
0.04
|
4.12
|
16.13
|
0.05
|
0.039
|
5
|
Rumput Bambu
|
2
|
0.2
|
2.43
|
0.2
|
7.14
|
0.02
|
2.06
|
11.63
|
0.04
|
0.035
|
6
|
Tumbuhan Paku 1
|
25
|
1.25
|
30.48
|
0.6
|
21.42
|
0.3
|
30.93
|
82.83
|
0.28
|
0.009
|
7
|
Tumbuhan Paku 2
|
11
|
0.55
|
13.41
|
0.2
|
7.14
|
0.13
|
13.4
|
33.95
|
0.11
|
0.048
|
Jumlah (Ʃ)
|
82
|
4.2
|
99.95
|
2.8
|
99.97
|
0.97
|
99.98
|
299.9
|
0.99
|
0.222
|
|
|
|
||||||||||
TERDEDAH
|
|||||||||||
No
|
Nama Spesies
|
Ʃ
|
K
|
KR
|
F
|
FR
|
D
|
DR
|
NP
|
Pi
|
Di
|
1
|
Rumput Kerisan
|
10
|
0.5
|
14.49
|
1
|
21.73
|
0.14
|
14.43
|
50.65
|
0.16
|
0.044
|
2
|
Rumput
Sempritan
|
3
|
0.15
|
4.34
|
0.8
|
17.39
|
0.04
|
4.12
|
25.85
|
0.08
|
0.046
|
3
|
Rumput Gajah
|
1
|
0.05
|
1.44
|
0.2
|
4.34
|
0.01
|
1.03
|
6.81
|
0.02
|
0.024
|
4
|
Cemot
|
5
|
0.25
|
7.24
|
0.2
|
4.34
|
0.07
|
7.22
|
18.8
|
0.06
|
0.042
|
5
|
Lavender
|
3
|
0.15
|
4.34
|
0.8
|
17.39
|
0.04
|
4.12
|
25.85
|
0.08
|
0.046
|
6
|
Senggani
|
13
|
0.65
|
18.84
|
0.6
|
13.04
|
0.18
|
18.56
|
50.44
|
0.16
|
0.044
|
7
|
Rumput Bambu
|
34
|
1.7
|
49.27
|
1
|
21.73
|
0.49
|
50.52
|
121.5
|
0.4
|
0.049
|
Jumlah (Ʃ)
|
69
|
3.45
|
99.96
|
4.6
|
99.96
|
0.97
|
100
|
299.9
|
0.96
|
0.295
|
Kesimpulan: Di tempat ternaung Di < 1, Indek Diversitasnya
rendah
Di tempat terdedah Di < 1, Indek Diversitasnya rendah
VII. Pembahasan
A.
Lokasi
Terdedah
Pada lokasi terdeah dipasang 5 plot
dengan ukuran 1 × 1 m2 dengan lokasi yang tersebar. Di lokasi
dijumpai tujuh (7) spesies juga yang terdiri dari rumput kerisan, rumput
sempritan, rumput gajah, cemot, lavender, senggani, dan rumput bambu. Setiap
spesies tumbuhan tersebut memiliki tingkat kerapatan, dominasi, dan diversitas
yang berbeda yaitu rumput kerisan dengan kerapatan 0,5, dominasi 0,14 dan
diversitasnya 0,004, rumput sempritan dengan kerapatan 0,15, dominasi 0,04 dan
diversitasnya 0,046, rumput gajah dengan kerapatan 0,05, dominasi 0,01 dan
diversitasnya 0,024, cemot dengan kerapatan 0,25, dominasi 0,07 dan
diversitasnya 0,042, lavender dengan kerapatan 0,15, dominasi 0,04 dan
doiversitasnya 0,046, senggani dengan kerapatan 0,65, dominasi 0,18 dan
diversitasnya 0,044, dan rumput bambu dengan kerapatan 1,7, dominasi 0,49 dan
diversitasnya 0,049. Kerapaatan pada lokasi terdedah yaitu 3,45 dengan rata-rata
kerapatan setiap spesies di lokasi 0,493. Dominasi di lokasi ini adalah 0,97
dengan rata-rata dominasi setiap spesies di tempat terdedah 0,139. Diversitas
atau keanekaragaman dari lokasi terdedah yaitu 0,295 dengan rata-rata
diversitas setiap spesies 0,042. Jadi indeks diversitas pada lokasi ternaung
adalah rendah karena Di = 0,295 < 1.
B.
Lokasi
Ternaung
Pada lokasi ternaung ini juga dilakukan
hal yang sama dengan tempat terdedah yaitu memasang 5 plot dengan ukuran 1 × 1
m2 dengan lokasi yang tersebar. Di lokasi tersebut dijumapai tujuh
(7) spesies tumbuhan yaitu, rumput kerisan, tumbuhan 1 (belum teridentifikasi),
ilalang, rumput menjalar, rumput bambu, tumbuhan paku satu (1), dan tumbuhan
paku dua (2). Dari semua spesies tumbuhan tersebut memiliki kerapatan,
dominasi, dan kisaran diversitasnya yang berbeda, rumput kerisan dengan
kerapatan 1,05, dominasi 0,25, dan indeks diversitas 0,005, tumbuhan 1 (belum
teridentifikasi) dengan kerapatan 0,7, dominasi 0,17, dan indeks diversitas
0,044, ilalang dengan kerapatan 0,25, dominasi 0,06, dan indeks diversitas
0,042, rumput menjalar dengan kerapatan 0,2, dominasi 0,04, dan indeks
diversitas 0,039, rumput bambu dengan kerapatan 0,1, dominasi 0,02, dan indeks
diversitas 0,035, tumbuhan paku satu 1 dengan kerapatan 1,25, dominasi 0,30,
dan indeks diversitas 0,009, dan tumbuhan paku 2 dengan kerapatan 0,55,
dominasi 0,13, dan indeks diversitas 0,048. Kerapatan spesies tumbuhan pada
lokasi ternaung ini adalah 4,1 dengan rata-rata kerapatan perspesies 0,586.
Dominasi spesies tumbuhan pada lokasi ini yaitu 0,97 dengan rata-rata setia
spesies di lokasi ternaung 0,139. Berdasarkan indeks diversitas dari semua
spesies tumbuhan tersebut diketahui jumlah indeks diversitas atau
keanekaragaman di temapat terbuka adalah 0,222 dengan rata-rata keseluruhan
spesies yang ditemukan adalah 0,032. Jadi lokasi ternaung memiliki
keanekaragaman atau diversitas yang rendah karena Di (Indeks Deversitas) < 1.
C.
Faktor-faktro
mempengaruhi keanekaragaman
Rendahnya diversitas ini dapat disebabkan
oleh faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu:[4]
1.
faktor elevasi, faktor
elevasi, yaitu faktor tinggi rendahnya tempat di permukaan bumi. Tempat-tempat
yang ketinggiannya berbeda, misalnya dataran rendah, dataran tinggi, dan gunung
yang tinggi mengakibatkan perbedaan jenis tumbuh-tumbuhan.
2.
faktor kesuburan tanah, perbedaan
tingkat kesuburan tanah di tiap-tiap daerah di muka bumi akan menyebabkan
perbedaan flora di daerah tersebut.
3.
faktor iklim, tipe-tipe
yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain mengakibatkan
corak flora berbeda pula.
4.
faktor biologis, faktor
biologis timbul dari saling mempengaruhi antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri.Selain
itu, pengaruh manusia terhadap penyebaran dan kelestarian flora sangat besar.
Selain keempat (4) faktor di atas masih ada faktor
lain yang mempengaruhi keanekaragaman adalah:[5]
1.
fragmentasi (pemecahan) habitat,
fragmentasi habitat terjadi akibat pembukaan lahan untuk berbagai keperluan
manusia. Sebagai akibat, populasi hewan atau tumbuhan terpecah menjadi
komplek-komplek kecil yang telah rentan terhadap gangguan. Dalam populasi yang
kecil, kemungkinan tidak terdapat cukup organisme dalam usia produktif. Ketahanan
suatu populasi terhadap kepunahan bergantung pada; besar populasi tersebut pebandingan
laju kelahiran dan laju kematian.
2.
pencemaran lingkungan, perubahan
iklim global akibat pencemaran udara, diperkirakan akan mempengaruhi penyebaran
dan ketahanan makhluk hidup. Akumulasi pencemaran seperti DDT, dioxin, dll. Dalam
perairan telah mengakibatkan kematian sebagaian populasi spesies tumbuhan.
3.
introduksi spesies eksotis
(secara alami atau atau tidak sengaja), spesies yang masuk habitat yang bukan
habitat asalnya dapat menjadi “pencemaran bilogis”. Suatu organisme yang
dikeluarkan dari habitat aslinya kemingkinan menjadi terbebas dari pemangsa,
pesaing, parasit atau penyakit yang mengendalikan populasinya dalam kondisi
alami. Pada habitatnya yang baru organisme ini kemungkinan dapat tumbuh dan
berkembang baik dengan pesat dan mengalahkan populasi asli.
4.
asimilasi genetic, spesies
langka dapat menjadi terancam apabila berkembangbiak silang dengan spesies
berkerabat dekat yang berjumlah lebih banyak atau lebih kuat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan menunjukan bahwa lokasi terdedah dan ternaung memiliki keanekaragaman
yang rendah karena setiap lokasi memiliki nilai indeks diverstisa di bawah 1.
Indeks diversitas di kedua lokasi di pengaruhi oleh faktor-faktor yang telah
disebutkan di atas.
VIII. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah,
1.
indeks diversitas daerah
ternaung 0,222 yang berarti keanekaragaman atau deversitasnya rendah karena Di
< 1.
2.
indeks diversitas daerah
terdedah 0,295 yang berarti keanekaragaman atau deversitasnya rendah karena Di
< 1.
3.
faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap diversitas yaitu;
a.
faktor elevasi,
b.
faktor kesuburan tanah,
c.
faktor iklim,
d.
faktor biologis,
e.
fragmentasi (pemecahan) habitat,
f.
pencemaran lingkungan,
g.
introduksi spesies eksotis
(secara alami atau atau tidak sengaja), dan
h.
asimilasi genetic.
IX.
Saran
Semoga
praktikum ini dapat bermanfaat, untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita
semua serta dapat memberi pengalaman untuk kita dalam melakukan pembelajaran
kedepanya.
X.
Daftar Pustaka
Indriyanto.
2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara
Mitchell,Cambell reece-. 2003. Biologi Edisi Kelima-Jlid 2.
Jakarta: Erlangga
Tim Penyusun, 2015, Penuntun Praktikum
Ekologi Tumbuhan, (Palangka Raya: IAIN Palangka Raya, hlm. 29)
https://anasunni.wordpress.com/2012/12/11/makalah-keanekaragaman-hayati/ (Palangka Raya, 30 Desember 2015,
19.30 WIB)
http://documents.tips/documents/struktur-dan-komposisi-vegetasi-herba-praktikum.html
(Palangkaraya, 23 Desember 2015 22:40 WIB)
https://id.scribd.com/doc/247259230/Indeks-Diversitas-Dan-Nilai-Penting
(Palangkaraya, 23 Desember 2015 23:05 WIB)
http://ssbelajar.blogspot.co.id/2013/07/faktor-yang-mempengaruhi-keanekaragaman-vegetasi.html
(Palangka Raya, 30 Desember 2015, 19.32 WIB)
[1] http://documents.tips/documents/struktur-dan-komposisi-vegetasi-herba-praktikum.html
(Palangkaraya, 23 Desember 2015 22:40 WIB)
[2] https://id.scribd.com/doc/247259230/Indeks-Diversitas-Dan-Nilai-Penting
(Palangkaraya, 23 Desember 2015 23:05 WIB)
[3] Tim Penyusun, 2015, Penuntun Praktikum
Ekologi Tumbuhan, (Palangka Raya: IAIN Palangka Raya, hlm. 29)
[4]http://ssbelajar.blogspot.co.id/2013/07/faktor-yang-mempengaruhi-keanekaragaman-vegetasi.html
(Palangka Raya, 30 Desember 2015, 19.32 WIB)
[5] https://anasunni.wordpress.com/2012/12/11/makalah-keanekaragaman-hayati/ (Palangka Raya, 30 Desember 2015, 19.30 WIB)
Komentar yang membangun sangat dinantikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar