Pencarian

Selasa, 12 April 2016

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN (SPEKTRUM LIFE FORM)


I.              Topik Praktikum
Spektrum Life Form
II.           Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui dan membandingkan spectrum life form pada tipe tegakan atau stand yang berbeda (daerah ternaung, transisi, dan terdedah)
III.        Dasar Teori
Beberapa komunitas terdiri dari beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang semenetara yang lainnya mengandung jumlah spesies yang di dalam komunitas mempunyai dampak yang sangat besar pada ciri umumnya, konsep ini memiliki suatu komunitas yang berbeda kekayaan spesies yang sama tetapi jumlahnya lebih terbagi secara beranekaragam. Istilah keragaman spesies seprti yang digunakan oleh para ahli ekologi. Mepertimbangkan kedua komponen keanekaragaman yaitu kekayaan spesies dan kelimpahan relatif.
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil.
Menurut Kimmins, variasi struktur dan komposisi umbuhan dalam suatu komunitas dipengaruhi antara lain oleh fenologi, dispersal, dan natalitas. Keberhasilannya menjadi individu baru dipengaruhi oleh vertilitas dan fekunditas yang berbeda setiap spesies sehingga terdapat perbedaan struktur dan komposisi masing-masing spesies.
Dapat dikatakan hampir tidak ada komunitas tumbuh-tumbuhan  yang terdiri atas spesies yang hanya memiliki satu bentuk hidup saja, dan secara umum suatu komunitas tumbuh-tumbuhan  yang ada di bawah suatu perangkat kondisi ikilim biasanya dicirikan oleh agihan kekerapan  tertentu tipe bentuk hidup diantara anggota-anggotanya. Agihan tersebut dinamakan spektrum bentuk hidup, dan dengan membandingkan spektrum bentuk hidup  dari dua komunitas tumbuh-tumbuhan maka dapat diperoleh sifat alami dari faktor iklim yang utama yang mengendalikan komposisi spesies komunitas tumbuh-tumbuhan.
Spektrum bentuk hidup dapat dibuat data berbagai tipe komposisi spesies komunitas tumbuh-tumbuhan. Kebanyakan kajian mengenai spekrum bentuk hidup hanya sekedar berdasarkan atas daftar spesies (flora) penyusun tegakan yang berbeda atau area georafi yang berbeda. Dalam kondisi ini, persentase spesies yang termasuk ke dalam setiap kelas bentuk hidup akan membentuk spektrum.
Raunkiaer telah mengembangkan spektrum bentuk hidup normal untuk flora di dunia. Spektrum bentuk hidup ini di dasarkan pada 1000 spesies tumbuh-tumbuhan yang dipilih secara acak dan digunakan sebagai pembanding.[1]
Metode untuk menunjukkan spektruk biologi yang paling banyak digunakan adalah sistem life form Raunkier. Raunkier membuat klasifikasi dunia tumbuhan yang didasarkan atas letak kuncup pertumbuhan terhadap permukaan tanah. Ia membagi dunia tumbuhan ke dalam 5 golongan yaitu:
1.        Phanerophyte (P)
Merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai letak titik kuncup pertumbuhan minimal 25 cm di atas permukaan tanah. Ke dalam kelompok tumbuhan ini termasuk semua tumbuhan berkayu, baik pohon, perdu, semak yang tinggi, liana, tumbuhan yang merambat berkayu, epifit dan batang succulen yang tinggi.
2.        Chamaephyte (Ch)
Kelompok tumbuhan ini juga merupakan tumbuhan berkayu, tetapi letak kuncup pertumbuhannya kurang dari 25 cm di atas permukaan tanah. Ke dalam kelompok tumbuhan ini termasuk tumbuhan setengah perdu atau suffruticosa (perdu rendah kecil, bagian pangkal berkayu dengan tunas berbatang basah), stoloniferus, sukulen rendah dna tumbuhan berbentuk bantalan.
3.        Hemicrytophyte (H)
Tumbuhan kelompok ini mempunyai titik kuncup pertumbuhan tepat di atas permukaan tanah. Dalam kelompok ini termasuk herba berdaun lebar musiman, rerumputan dan tumbuhan roset.
4.        Cryptophyte (Cr)
Titik kuncup pertumbuhan berada di bawah tanah atau di dalam air. Dalam kelompok ini termasuk tumbuhan umbi, rimpang, tumbuhan perairan emergent, mengapung dan berakar pada air.
5.        Therophyte (Th)
Termasuk semua tumbuhan satu musim, dimana pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan titik pertumbuhan berupa embrio dalam biji. Biasanya dalam pengungkapan vegetasi berdasarkan klasifikasi Raunkier, vegetasi dijabarkan dalam bentuk spektrum yang menggambarkan jumlah setiap tumbuhan untuk setiap bentuk tadi. Hasilnya akan memperlihatkan perbedaan struktur tumbuhan untuk daerah-daerah dengan kondisi regional tertentu. Dengan demikian sifat klimatik habitat yang berbeda tercermin oleh karakteristik fisiognomi anggota komunitas dan karakteristik akan diturunkan pada bentuk struktur yang dikenal dengan life form suatu spesies. Dengan membandingkan life form dua atau lebih komunitas akan didapatkan sifat klimatik penting yang mengendalikan komposisi komunitas. Sifat komunitas terhadap berbagai faktor lingkungan yang mengendalikan ruang (yang mengendalikan nilai penutupan) dan hubungan kompetitif komunitas tersebut.
Membantu dalam menginterpretasi spektrum life form suatu komunitas tumbuhan, Raunkier membuat spektrum life form normal untuk flora dunia. Spektrum life form ini didasarkan pada 1000 spesies yang dipilih secara acak dan digunakan sebagai pembanding. Persentasi spesies dalam kelas untuk spektrum life form normal tersebut adalah[2]:
P
Ch
H
Cr
Th

46
9
26
6
13
100%

IV.        Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu;
Tabel Alat
No.
Alat
Jumlah
1
Jaring Serangga
1 buah
2
Alat Tulis
1 buah

Tabel Bahan
No.
Bahan
Jumlah
1
Kertas Label
Secukupnya
2
Kantong Pelastik
Secukupnya
3
Karet gelang
Secukupnya
4
Tabel Pengamatan
Secukupnya
5
Literatur Pengamatan
Secukupnya

V.           Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dijalankan dalam praktikum kali ini yaitu;
a.    mencari tiga lingkungan atau lokasi yang berbeda yaitu; daerah terdedah, ternaung, dan transisi, (dalam praktikum menggunakan dua daerah yaitu terdedah dan ternaung),
b.    memasang plot dengan ukuran 10 x 10 m2 pada masing-masing daerah,
c.    mencatat semua jenis tumbuhan yang ada pada masing-masing plot,
d.   mengelompokkan jenis tumbuhan tersebut menurut system klasifikasi life form Raunkier yaitu Phanerophyte (P), Chamaephyte (Ch), Hemicrytophyte (He), Cryptophyte (Cr), dan Therophyte (Th),
e.    membuat perbandingan antara life form tersebut dengan atara daerah transisi dan ternaung.
VI.        Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
DAERAH TRANSISI







No
Nama Spesies
Kelompok
Jumlah
Cover
P
Ch
H
Cr
Th
1
Rumput Krisan




300

2
Pohon Laban




3

3
Pohon Akasia




20

4
Pohon Jambe




2

5
Lavender




5

6
Senggani




3

7
Jamur Kayu




7

8
Jamur Grigit




27

9
Cemot




1

10
Rumput Bambu




204

11
Rumput Sempritan




2

12
Pohon Paken




2

13
Pohon Jengkol




2

14
Pohon Cempedak




2

15
Rumpu Gajah




3

Jumlah (Ʃ)
583


DAERAH TERNAUNG







No
Nama Spesies
Kelompok
Jumlah
Cover
P
Ch
H
Cr
Th
1
Pakis Haji




17

2
Tumbuhan Paku




24

3
Rumput Kerisan




47

4
Ilalang




36

5
Tumbuhan Menjalar




1

6
Rumput Sempritan




1

7
Rumput Bambu




22

8
Benalu




1

9
Pohon Jengkol




3

10
Jamur




1

11
Pohon Jarak




4

12
Pohon Cempedak




1

Jumlah (Ʃ)
158


No
Perbandingan
P
Ch
H
Cr
Th
1
Raunkire
46
9
26
6
13
2
Terdedah
57.29
5.83
35.51

1.37
3
Ternaung
53.16
26.58
15.19

5.06

VII.     Pembahasan
Praktikum ini dilakukan di Wisata Alam Bukit Tengkiling dengan tujuan untuk mengetahui bentuk hidup tanaman dari spesies yang diamati. Pada praktikum kali ini kita terlebih dulu menentukan 2 daerah yaitu : daerah ternaung dan daerah transisi.
Dari praktikum lapangan ini yaitu menentukan lokasi yang memenuhi persyaratan tipe life form (Phanerophyte, Chamaeophyte, Hemycriptophyte, Cryptophyte, Therophyte) . Kemudian membuat pada area plot seluas 10 x 10 m2 dengan memasang patok dan tali rafia. Lalu Mengidentifikasikan dan mengelompokan tanaman yang termasuk dalam plot berdasarkan tipe-tipe  Life form Runkier (Phanerophyte, Chamaeophyte, Hemycriptophyte, Cryptophyte, Therophyte) serta menghitung persentase spesies dari masing-masing Spektrum Life Form.
Tipe life form dapat dilihat dengan banyak cara, satu diantaranya adalah dengan tipe life form dari Raunkier yang berdasarkan kuncup perenating dikelompokan sebagai berikut :
Phanerophyte (P): kuncup perenating pada ketinggian paling tidak 25 cm diatas permukaan tanah. Ini berupa pohon, semak tinggi, liana, tumbuhan merambat berkayu, epifit dan batang sukulen yang tinggi.
Chamaeophyte (Ch): kuncup perenaying berkedudukan dekat dengan permukaan tanah (dibawah 25 cm). Herba, suffrutescent (suffruticose, perdu rendah, kecil, bagian pangkal berkayu dengan tunas berbatang basah), atau tumbuhan berkayu rendah, tumbuhan succulent rendah, tumbuhan cushion (bantalan).
 Hemycriptophite (H): herba perenial dimana bagian aerial mati pada akhir pertumbuhan, meninggalkan kuncup pada atau tepatv dibawah permukaan tanah. Herba berdaun lebar musiman dan rumput-rumputan, tumbuahn roset.
Cryptophite (Cr): kuncup perenating terletak dibawah lapisan tanah atau terbenam dalam permukaan air. Tumbuhan darat dengan rimpang dalam, umbi atau tuber, tumbuahn perairan emergent, mengapung atau tenggelam dan berakar pada dasar.
Therophyte (Th): tumbuhan annual melampaui kala buruk dengan biji.[3]
Berdasarkan dari  hasil pengamatan spektrum life form di Wisata Alam Bukit Tengkiling untuk daerah transisi dengan seluas plot kuadran 10x10 m2. Di dapatkan hasil Pnanerophyte dengan persentase 57,29 %, Chamaephyte (Ch) dengan persentase 5,83, Hemicrytophyte dengan persentase 35,51, dan Therophyte dengan persentase 1,37. Pada daerah transisi  yang paling dominan adalah Pnanerophyte, sedangkan yang terendah adalah Therophyte. Berdasarkan total presentasi daerah transisi adalah 100% (total persentase pas 100% dapat dikatakan hal ini menunjukkan kepadatan).
Sedangkan pada daerah ternaung dengan seluas plot 10x10 m2 di dapatkan hasil pengamatan yaitu, Pnanerophyte persentase 53,16, Chamaephyte dengan persentase 26,58, Hemicryphyte dengan persentase 15,19, dan Therophyte dngan persentase 5,06. Sama dengan daerah transisi yang paling dominan adalah Pnanerophyte dan yang terendah adalah Therophyte. Dan total persentase di daerah ternaung adalah 100% (sama dengan daerah transisi hal ini dikatakan menunjukkan kepadatan).
Dari data yang didapatkan di daerah transisi dan daerah ternaung yang memiliki hasil data persentasi total sama 100% dapat dikatakan sesuai dengan persentase spesies dalam kelas untuk spektrum life form normal yang dibuat oleh raunkier.
VIII.  Kesimpulan
Pada praktikum kali dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1.        Raunkier membuat klasifikasi dunia tumbuhan yang didasarkan letak kuncup pertumbuhan. Raunkier membagi dunia tumbuhan menjadi 5 golongan yaitu :
a.         Pnanerophyte
b.         Chamaephyte
c.         Hemicryphyte
d.        Cryptophyte
e.         Therophyte
2.        Berdasarkan data yang dihasilkan pada daerah transisi Pnanerophyte 57,29 %, Chamaephyte (Ch) 5,83 %, Hemicrytophyte 35,51 %, dan Therophyte 1,37 %.
3.        Sedangkan data yang dihasilkan pada daerah ternaung Pnanerophyte persentase 53,16, Chamaephyte 26,58 %, Hemicryphyte 15,19 %, dan Therophyte 5,06 %.
4.        Dari hasil total persentase daerah transisi dan daerah ternaung sama yaitu 100 %, hal ini dinyatakan sesuai dengan persentase spesies dalam kelas untuk spektrum life form nomal yang dibuat oleh Raunkier.
IX.        Saran
Semoga praktikum ini dapat bermanfaat, untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita semua serta dapat memberi pengalaman untuk kita dalam melakukan pembelajaran kedepanya.
X.           Daftar Pustaka
Ayatusa”adah.2015.Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan.Palangka Raya:IAIN Palangaka Raya.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara
Mitchell,Cambell reece-. 2003. Biologi Edisi Kelima-Jlid 2. Jakarta: Erlangga
http://documents.mx/documents/spectrum-life-form.html  (diakses selasa, 22 Desember 2015 13:00 WIB)


[1]http://documents.mx/documents/spectrum-life-form.html  (diakses selasa, 22 Desember 2015 13:00 WIB)
[2] Ayatusa”adah.2015.Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan.Palangka Raya:IAIN Palangaka Raya
 

Komentar yang membangun sangat dinantikan

Tidak ada komentar: