Pencarian

Rabu, 04 Juni 2014

Laporan Praktikum Pengetahuan Lingkungan "EKOSISITEM HEWAN PANTAI"

I.              Topik Praktikum

Ekosistem Hewan Pantai

II.           Tujuan Praktikum

Untuk mengamati jumlah estimasi suatu hewan spesies tertentu yang ditemukan pada ekosistem hewan pantai dengan luat area tertentu dengan sistem inventarisasi dan metode survei.

III.        Dasar Teori

Ekosistem merupakan kesatuan alam yang sangat kompleks susunan dan fungsinya. Ekositem yang tidak/belum dicampuri manusia disebut ekosisitem alamiah, sedangkan yang sudah dikelola atau dibuat oleh manusia disebut agroekosistem, seperti ladang, sawah, tegalan, kebun, empang dan sungai buatan. Akuarium juga merupakan ekosistem buatan.
Ekosistem juga diartikan sebagai tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap komponen lingkungan hidup yang saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu yang bersifat dinamis. Artinya, bisa terjadi perubahan, baik besar maupun kecil, yang disebabkan oleh faktor alamiyah maupun akibat ulah manusia.
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a.              Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan). Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b.             Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan). Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c.              Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d.             Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
Dalam lingkungan yang normal atau alami, antara komponen menjalani interaksi. Interaksi tersebut terjadi antara komponen abiotik dan biotik maupun antara komponen yang ada dalam kedua komponen tersebut.
Interkasi komponen abiotik dengan komponen biotik. Komponen biotik banyak dipengaruhi oleh komponen abiotik. Tumbuhan sangat bergantung keberadaan dan pertumbuhannya dari tanah, air, udara tempat hidupnya. Jenis tanaman tertentu dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah tertentu. Sebaran tumbuhan juga sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Misalnya, di pantai tanaman kelapa dapat tumbuh subur, tetapi tidak demikian di daerah pegunungan.
Sebaliknya komponen abiotik juga dipengaruhi oleh komponen biotik. Keberadaan tumbuhan mempengaruhi kondisi tanah, air, dan udara disekitarnya. Banyak tumbuhan membuat tanah menjadi gembur dan dapat menyimpan air lebih banyak serta membuat udara menjadi sejuk. Organisme lainnya seperti cacing juga mampu menggemburkan tanah, menghancurkan samapah atau serasah daun, dan menjadi pengudaraan tanah menjadi  lebih baik, sehingga semua itu dapat menyuburkan tanah.
Interkasi antar komponen abiotik, didalam antarkomponen abiotik juga saling berinteraksi. Proses pelapukan batuan dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi keberadaan air di suatu wilayah. Suhu udara di suatu tempat, dalam kadar tertentu, dipengaruhi oleh warna batuan keberadaan tubuh-tubuh air dan sebagainya. Kandungan mineral dalam air juga dipengaruhi oleh batuan dan tanah yang dilaluinya.
Interaksi antar komponen biotik, antar komponen juga berinteraksi. Interaksi tersebut dapat terjadi antar organisme, populasi maupun komonitas.
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
a.              Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1.             Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a.       Litoral, merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b.      Neretik, merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c.       Batial, merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d.      Abisal, merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
2.             Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a.       Epipelagik, merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b.      Mesopelagik, merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c.       Batiopelagik, merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d.      Abisalpelagik, merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e.       Hadal pelagik, merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
b.             Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
1.             Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih kearah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2.             Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
c.              Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
d.             Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.



IV.        Alata dan Bahan

a.    Tabel Alat
No.
Alat
Keterangan
1.
Buku Determinasi Hewan
1 (satu buah)
2.
Kamera
1 (satu buah)
3.
Toples Kaca Besar
3 (tiga buah)
4.
Termometer
1 (satu buah)
5.
Soil Tester
1 (satu buah)
6.
Alat Suntik
1 (satu buah)
7.
Kaos Tangan Karet
Sepasang
8.
Senter
1 orang satu


b.   Tabel Bahan
No.
Bahan
Keterangan
1.
Beberapa Hewan Pantai
Secukupnya
2.
Formalin
Secukupnya
3.
Alkohol
Secukupnya
4.
Aquades
Secukupnya


V.           Prosedur Kerja

1.        Mengukur suhu dan kelembapan pantai dengan menggunakan alat termometer dan soil tester.
2.        Menyusuri pantai dengan alat batu penerangan.
3.        Meinventarisasi semua hewan pantai yang di peroleh dan memasukannya kedalam toples kaca.
4.        Menghitung jumlah hewan yang didapat setiap per spesies.
5.        Menyuntikan hewan yang berdaging tebal dan besar dengan formalin yang telah dicampur alkhol dan aquades.
6.        Memasukkan kedalam toples kaca yang bersisi bahan awetan basah dengan perbandingan 1:3:10 yang terdiri dari formalin 95% sebanyak 10 ml, alkohol 95% sebanyak 30 ml, dan aquades sebanyak 100 ml atau secukupnya sesuai kebeutuhan.
7.        Membawa semua hewan yang diperoleh kelaboratorium biologi untuk diidentifikasi.
8.        Mengidentifikasi hewan yang didapat dengan bantuan buku determinasi.
9.        Memasukkan data yang diperoleh pada tabel pengamatan.


VI.        Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan
No.
Nama Spesies
Jumlah
Karakteristik
1.
Kepiting
2 ekor
1.      Memiliki kaki berjumlah 10 pasang.
2.      Memiliki karapas ekor pendek.
3.      Mempunyai sepasang capit.
4.      Perut (abdomen) tersembunyi di bawah dada.
2.
Ubur-Ubur
1 ekor
1.      Tubuhnya berbentuk payung berumbai.
2.      Memiliki gastrovasikuer, oscuium, planula.
3.      Memiliki tentakel.
4.      Ubur-ubur merupakan invertebrata.
3.
Ikan Buntal
2 ekor
1.      Tubuhnya dapat mengembung.
2.      Dapat mengeluarkan duri tajam.
3.      Memiliki racun.
4.
Ular Laut
1 ekor
1.      Tubuh dikelilingi sisik, hewan tidak berkaki.
2.      Berukuran panjang dan ramping.
3.      Berbisa.
4.      Tidak agresif
5.      Berdarah dingin
5.
Kerang
1 ekor
1.      Memiliki cangkang dengan bentuk bulat kipas, simetris, warna dasarnya putih kemerahan.
2.      Bentuk elips dan kedua sisi sama.
3.      Termasuk hewan lunak
6.
Ikan Tembakul
3 ekor
1.      Merupakan ikan ampibi.
2.      Ikan yang aktif.
3.      Bernapas melalui kulit.
7
Keong Pantai
3 ekor
1.      Memiliki cangkang.
2.      Memiliki fleksibilitas seperti pegas.
3.      Bagian bawah perut berfungsi mirip insang.
4.      Matannya berukuran kecil dan berbentuk silinder.

VII.     Gambar Hasil Pengamatan

Tabel Gambar
No.
Nama Hewan
Gambar Hewan
Gambar Pembanding
1.
Kepiting

2.
Ubur-Ubur

3.
Ikan Buntal

4.
Ular Laut

5.
Kerang

6.
Ikan Tembakul

7.
Keong Pantai



VIII.  Pembahasan

Lokasi pengamatan berada di lokasi perairan / pantai Ujung Pandaran Kabupaten Kotawaringin Timur ( Sampit) Kalimantan Tengah. Pengamatan dilakukan untuk melihat seberapa besar ekosistem pantai yang terdapat di Pantai Ujung Pandaran. Waktu pengamatan pada bulan April 2014, proses pengamatan menghitung waktu bulan purnama berlangsung yaitu pada tengah malam disaat bulan purnama mencapai pada puncaknya (bulan purnama penuh). Keadaan lokasi pengamatan memiliki ekosistem yang masih alami.
Pengamatan memperhatikan pasang surut air laut. Pasang dan surut air taut dipengaruhi oleh gaya gravitasVgaya tank bulan dan matahari. Bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai pengaruh yang lebih besar pada pasang dan surutnya air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi matahari. Pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulan baru dan bulan pumama karena pada saat itu, matahari, bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris.
Berdasarkan fase pasang surut terbesar di laut itu, pengamatan ini dilakukan dengan melakukan penyusuran/penyisiran sepanjang pantai selama waktu air laut pasang dengan memperhatikan dan menangkap hewan dan organisme hidup yang keluar atau pun yang terdampar pada saat terjadinya pasang air laut.
Ekosistem pantai sangat dipengaruhi oleh siklus harian arus yang pasang dan surut. Dengan demikina, flora dan fauna yang bisa bertahan di pantai adalah mereka yang bisa beradaptasi dengan cara melekat ke substrat keras agar tidak terhempas gelombang. Wilayah paling atas dari ekosistem pantai adalah titik yang hanya terkena air pada saat pasang naik tinggi. Area ini didiami beberapa jenis moluska, ganggang, kerang, dan beberapa jenis burung pantai. Sementara itu, titik tengah pantai terendam jika pasang tinggi juga pasang rendah. Tempat ini didiami beberapa organisme semisal anemone laut, remis, siput, ganggang, porifera dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu wilayah terdalam dari ekosistem pantai dihuni oleh beragam jenis mahluk invertebrate juga ikan dan berbagai jenis rumput laut.
Hasil pengamatan yang di peroleh yaitu:
1.             Kepiting
Kepiting merupakan fauna yang habitat dan penyebarannya terdapat di air tawar, payau dan laut. Sebagian besar kepiting merupakan fauna yang aktif mencari makan di malam hari (nocturnal).
Klasifikasi
Kingdom             : Animalia
Phylum                : Arthropoda
Sub Phylum         : Crustacea
Class                    : Malacostraca
Ordo                    : Decapoda
Family                 : Ocypodidae
Genus                  : Uca
Spesies                 : Uca  sp
Konsentrasi/aktifitas maksimum kepiting terjadi pada malam hari pada saat air pasang. Kebanyakan kepiting menyisiri pantai, memanjat akar mangrove dan pohon untuk mencari makan. Pada saat siang hari, waktu pasang terendah kebanyakan kepiting tinggal di dalam lubang untuk berlindung dari serangan burung dan predator lainnya.
2.             Ubur-Ubur
Ubur-ubur hanya berhabitat  di perairan dangkal dan dalam di laut.
Adapun klasifikasi dari Ubur-ubur (Aurelia aurita)  adalah sebagai berikut :
Kingdom      : Animalia
Filum            : Cnidaria
Class             : Scyphozoa
Famili           : Aureliae
Genus           : Aurelia
Spesies          : Aurelia aurita
Ubur-ubur hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-pertikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil.
3.             Ikan Buntal
Ikan Buntal adalah predator malam hari, biasanya bersembunyi di celah-celah karang di siang hari dan baru akan berakasi mencari makan pada malam hari. Gigi yang menyatu bersama menjadi satu kesatuan, menciptakan mulut yang kuat dan dapat meretakan kulit kerang siput, landak laut, dan kepiting yang merupakan makanan utama ikan buntal.
Klasifiasi Ilmiah Ikan Buntal
Kingdom      : Animalia
Phylum         : Chordata
Kelas            : Osteichthyes
Ordo             : Tetraodontiformes
Famili           : Tetraodontidae
Genus           : Diodon Holoc
Penyebaran ikan ini adalah di perairan tropis seluruh dunia.
4.             Ular Laut
Ular laut umumnya hidup terbatas di laut-laut tropis, utamanya di Samudra India dan sebelah barat Samudra Pasifik. Salah satu jenis ular laut, yaitu ular perut kuning (Pelamis platurus) ruang hidupnya bahkan mencapai bagian timur Samudra Pasifik. Sedangkan ular zaitun (Aipysurus laevis) lebih banyak hidup di karang-karang.
Kerajaan       : Animalia
Filum            : Chordata
Upafilum      : Vertebrata
Kelas            : Reptilia
Ordo             : Squamata
Upaordo       : Serpentes
Famili           : Elapidae
5.             Kerang
Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska). Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu.
Kingdom      : Animalia
Filum            : Mollusca
Class             : Bivalvia
Ordo             : Lamelia branciata
Family          : Palecypoda
Genus           : Pretoda Martensis
6.             Ikan Tembakul
Periothalamus sp. atau yang biasa disebut ikan glodok adalah jenis ikan yang  bisa merangkak naik ke darat atau bertengger pada akar-akar pohon bakau. Karena kemampuan inilah ikan glodok disebut juga ikan tembakul. Ikan ini hidup di zona pasang surut di lumpur pantai yang ada pohon-pohon bakaunya. Klasifikasi dari ikan glodok adalah sebagai berikut:
Kingdom           : Animalia
Filum                 : Chordata
Kelas                  : Actinopterygii
Ordo                  : Perciformes
Famili                 : Gobiidae
Subfamili           : Oxudercinae
Genus                : Periothalamus
Spesies               : Periothalamus sp
7.             Keong pantai
Kelomang berhabitat di Pantai Tropis dan subtropics dan di pantai yang tidak tercemar. Kelomang sendiri memang sudah ada di Indonesia sendiri. Mereka juga menyukai tempat basah dan lembap dan merupakan hewan nocturnal. kelomang termasuk pemakan segala (omnivora).
Klasifikasi
Kingdom      : Animalia
Phylum         : Arthropoda
Subphylum   : Crustacea
Class             : Malacostraca
Order            : Decapoda
Infraorder     : Anomura
Family          : Coenobitadae
Genus           : Coenobita cavipes
Berdasarkan biota laut dan hewan pantai yang di temukan dapat dikatakan bahwa keadan ekosistem pantai dan laut pada pantai Ujung Pandaran Sampit Kota Waringin Timur masik dalam kondisi yang masih stabil atau masih alami belum mengalami kerusakan ekosistem berarti. Ini ditandakan dengan masih bisa di jumpai dengan mudah hewan dan tumbuhan tingkat rendah yang memiliki tekanan osmosis sel yang kira-kira sama dengan tekanan osmosis air laut.
Keberadaan unsur abiotik dan biotiknya pada pantai yang membentuk rangkaian yang saling berhubungan yang merangkai atara sistem kehidupan terbesar dan yang terkecil. Rangkaian hubungan ini masih dapat di jumpai pada ekosistem pantai di Ujung Pandaran ini, serta keragaman hewan yang di jumpai di ekosistem ini deperti yang di cantumkan pada hasil pengamatan yang terdiri dari hewan yang tergolong kedalam hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi. Keberadaan hewan dan tumbuhan (biotik) yang beragam serta komponen abiotik yang terdapat dalam ekosistem pantai Ujung Pandaran menunjukkan masih terpenuhinya komponen dalam ekosisitem pantai yang alami atau ekosistem pantai yang masih terjaga dan memungkinkan terjadinya aliran energi.

IX.        Kesimpulan dan Saran


A.           Kesimpulan
Dari hasil kegiatan praktikum yang kelima ( 5 ) ini dapat ditaarik kesimpulan adalah
Ekosistem pantai tak lain adalah sebuah kesatuan di alam dimana semua komponen baik itu abiotik maupun biotik saling berinteraksi dan memungkinkan terjadinya aliran energi.

Ekosistem pantai yang terdapat di pantai Ujung Pandaran Sampit Kota Waringin Timur masih tergolong kedalam ekosistem yang alami dan terjaga karena keberadaan unsur abiotik dan biotiknya pada pantai yang membentuk rangkaian yang saling berhubungan yang merangkai atara sistem kehidupan terbesar dan yang terkecil dan masih memungkinkan terjadinya aliran energi. Pantai Ujung Pandaran dalam siklus pasang surunya masih terjaga.

Pasang dan surut air taut dipengaruhi oleh gaya gravitasVgaya tank bulan dan matahari. Bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai pengaruh yang lebih besar pada pasang dan surutnya air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi matahari. Pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulan baru dan bulan pumama karena pada saat itu, matahari, bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris.


Tidak ada komentar: