I.
Topik Praktikum
Lichenes
II.
Tujuan Praktikum
Untuk Mengenal Morfologi dan Anatomi Lichenes,
Untuk Mengenal Tipe-Tipe Thallus Lichenes.
III.
Dasar Teori
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan
antara fungi dan algae sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu
kesatuan. Lemut kerak ini hidup secara epifit pada pohon-pohon, di atas tanah,
di batu cadas, di tepi pantai, atau di tepi gunung-gunung yang tinggi. Tumbuhan
ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah.
Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pingggir batu.
Dalam hidupnya Lichenes tidak memerlukan
syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu
yang lama. Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena
teriknya mata hari tetapi tumbuhan ini tidak mati dan jika turun hujan bisa
hidup lagi. Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang
unik untuk dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut
berguna untuk mengontrol sinar terik matahari, mengusir atau menolak herbivora,
membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan dan lainnya.
Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat Lichenes
ini sangat berguna bagi manusia pada umumnya bagi masyarakat tradisional.
Tumbuhan ini memiliki warna yang berfasiasi seperti putih, hijau, keabu-abuan,
kuning, orange, coklat, merah, dan hitam.
Algae dan jamur bersimbiosis membentuk Lichenes
baru jika bertemu jenis yang tepat, dimana sedikit banyak berpengaruh seperti
jamur tidak dapat melakukan fotosinteasis, kemampuan ini secara alami dilakukan
oleh algae. Lichenes biasanya di temukan di sekitar lingkungan dimana
organisme lain tidak dapat tumbuh dan mereka berhasil membuat satu koloni pada
lingkungan tersebut yang dikarenakan oleh hubungan mutualisme antara algae dan
jamur.
Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai
pengelompokkan atau klasifikasi Lichenes dalam dunia tumbuhan, ada yang
berpendapat bahwa Lichenes di masukan ke dalam kelompok yang tidak
terpisahkan dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpendapat bahwa Lichenes
perlu dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri. Alasan dari pendapat
yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun tubuh Lichenes tidak
akan membentuk tubuh Lichenes tanpa algae, hal ini didudukung oleh
karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada algae dan jamur
yang hidup terpisah.
Bentuk dari Lichenes biasanya dapat
dideteminasi dengan melihat sel jamurnya saja dan sebagian besar jenis jamur
dapat membentuk asosiasi dengan Lichenes. Keanekaragaman dari algae
lebih sedikit dan banyak dari tipe Lichenes mempunyai komponen algae
yang sama. Beberapa Lichenes terdiri dari sianobakteri termasuk ke dalam
algae yang berfungsi sebagai komponen fototropik. Algae atau sianobakteria
biasanya ada pada lapisan yang berbeda pada struktur Lichenes.
Sebagian besar Lichenes tumbuh secara ekstrim,
untuk tumbuh 2 cm Lichenes yang tumbuh pada batu bisa menempuh waktu
bertahun-tahun. Pengukuran pertumbuhan Lichenes berkisar 1 mm per tahun
tetapi tidak lebih dari 3 cm per tahun tergantung dari organisme yang
bersimbiosis, banyaknya hujan yang turun, dan sinar matahari. Walaupun Lichenes
hidup di alam pada kondisi yang tidak menguntungkan Lichenes sangat
sensitive terhadap pencemaran udara dan cepat menghilang pada kondisi udara
yang mempunyai kadar polusi udara yang berat. Salah satu yang menyebabkan ini
terjadi Lichenes dapat menyerap dan mengendapkan mineral dari air hujan
dan udara serta tidak dapat mengeluarkannya sehingga konsentrasi senyawa yang
mematikan seperti SO2 sehngga mudah masuk.
Pembiakan dari Lichenes ini melalui tahapan:
a. Fragmentasi thallus lumut kerak yang mengandung kedua komponen.
b. Soredium adalah bintil-bintil yang tumbuh pada permukaan atas
thallus. Bintil-bintil ini mengandung satu atau sampai beberapa sel algae yang
di kelilingi miselium.
c. Komponen fungi membentuk spora atau konidia di dalam peretesium,
opotesium, dan klistesium. Bila dalam penyebaran, spora-spora tersebut
berkecambah dan hifa tersebut bertemu dengan algae yang sesuai maka akan
terbentuk suatu Lichenes. Tetapi bila tidak maka dalam beberapa hari
hifa tersebut akan mati.
Menurut bentuk pertumbuhan thallus Lichenes
dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a. Crustose, Thallus yang bentuknya seperti berupa kerak
yang menempel pada subtract.
b. Foliose, Thallus yang bentuknya seperti helai daun.
c. Squamulose, Thallus yang berbentuk seperti sisik.
d. Frutiose, Thallus yang berbentuk seperti silinder yang
bercabang yang tegak atau menggantung.
IV.
Alat
Tabel Alat
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1
|
Gela Kimia
|
1 (Satu) Buah
|
2
|
Baki
|
1 (Satu) Buah
|
3
|
Kaca Benda
|
3 (Tiga) Buah
|
4
|
Kaca Penutup
|
3 (Tiga) Buah
|
5
|
Tisue
|
1 (Satu) Buah
|
6
|
Mikroskop
|
1 (Satu) Buah
|
7
|
Loupe
|
1 (Satu) Buah
|
8
|
Pipet Tetes
|
1 (Satu) Buah
|
9
|
Silet
|
1 (Satu) Buah
|
V.
Bahan
Tabel Bahan
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1
|
Berbagai Macam Lichenes
|
|
- Lumut Kerak
|
Secukupnya
|
|
- Lumut Tebing
|
Secukupnya
|
|
2
|
Aquadest
|
Secukupnya
|
VI.
Prosedur Kerja
a.
Menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan.
b.
Menggambar bentuk morfologi
dari bahan yang dibawa.
c.
Menyiapkan mikroskop, kaca
benda, dan kaca penutup.
d.
Menyiapkan preparat dan
mengiris secara melintang setipis
mungkin setiap bahan dan meletakkannya di atas kaca benda, lalu memberi
beberapa tetes aquadest, kemudian menutupnya dengan kaca penutup.
e.
Mengamati di bawah
mikroskop dan menggambar hasil pengamatan serta memberi keterangan setiap
gambar.
VII. Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No.
|
Gambar Pengamatan
|
Gambar Pembanding
|
Keterangan
|
1.
|
Morfologi Lumut Kerak
|
|
|
|
|
|
1.
Permukaan kasar.
2.
Lumut.
3.
Algae Hijau
|
|
Anatomi Lumut Kerak
|
|
|
|
|
|
1.
Korteks Atas.
2.
Lapisan Empulur.
3.
Rhizoid.
Perbisaran 10 x 10
|
2.
|
Morfologi Lumut Tebing
|
|
|
|
|
|
1.
Permukaan Kasar Basah.
2.
Lumut.
|
|
Anatomi Lumut Tebing
|
|
|
|
|
|
1.
Foliose.
2.
Batang.
Perbesaran
5 x 10
|
VIII. Pembahasan
Lichenophyta atau Lichenes merupakan
suatu simbiosis antara jamur dan algae. Simbiosis ini menguntungkan kedua macam
komponen ini. Hubungan algae dan jamur ini sangat erat, sehingga diberinama
ilmiah yang binomalia seperti halnya pada tanaman lain.
Lichenes lLemut kerak) ini hidup secara epifit
pada pohon-pohon, di atas tanah, di batu cadas, di tepi pantai, atau di tepi
gunung-gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut
berperan dalam pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat
masuk pada bagian pingggir batu, dalam hidupnya Lichenes tidak
memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam
waktu yang lama.
Lichenes dapat dibagi atas Ascolichenes
dan Basidiolichenes. Contoh dari Ascolichenes adalah Graphis,
lobaria, parmelia, dan Parmelia, dan sebagainya (marga yang berbeda
di daerah tropik). Basidiolichenes tidak begitu banyak spesiesnya,
misalnya C. Pavania.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada
praktikum kali ini, kami menggunakan bahan dari Ascolichenes dengan
spesies Parmelia sp, dan Graphis Scipt.
1. Parmeliam sp
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi :
Lichenes
Kelas :
Ascolichenes
Ordo :
Lecanoporales
Famili :
Parmeliaceae
Genus : Parmelia
Spesies : Parmelia
sp
· Ciri-cirinya:
a. Tipe thallus foliose ini melekat pada subtrat.
b. Bentuk thallus seperti lembaran daun.
c. Jenis jamur ascomycetes.
d. Warna putih kecoklatan, kehijau-hijauan.
e. Arah tumbuh horizontal.
f. Bagian tepi disebut apotesia.
g. Melekat pada subtrat melalui rizin.
· Habitat:
Menyebar sangat luas dimuka bumi dan mampu menghuni tempat-tempat ekstrim, seperti tundra, permukaan batu, di
punggung gunung atau pantai.
· Sifat hidup:
Epifit (menempel pada batu, dinding, dan kulit kayu pohon tropika), namun mampu menghasilkan
makanan sendiri yaitu, pada lapisan gonidium mengandung ganggang.
· Anatomi:
a. Pigmen hijau (klorofil), merupakan simbiosis dari algae.
b. Serat-serat yang tidak beraturan berwarna coklat kehitaman,
merupakan simbiosis jamur Ascomycetesy.
c. Aksospora, berwarna putih di bagian atas.
d. Rizin, terdapat pada bagian bawah.
e. Hifa, Membungkusi sel algae.
· Perkembang biakan:
a. Secara Vegetatif, dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu
dengan membentuk potongan lumut kerak yang soredium itu akan terlepas dari
induknya untuk segera hidup sendiri. Apabila jatuh di tempat yang cocok akan
tumbuh menjadi individu baru. Dapat juga dilakukan dengan membentuk struktur
khusus yang disebut soredia, yaitu sel-sel algae yang terbungkus oleh hifa,
terdapat pada permukaan thallus Licihenes, warna putih seperti tepung,
sel-sel algae ini dapat terlepas.
b. Secara Generatif, di lakukan sendiri-sendiri algae dan alga,
jamur dan jamur. Jamur dapat membentuk askokarp atau basidiokrap yang
mengandung spora. Jika sporanya masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa
angina. Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu dengan algae makan akan
terbentuk individu baru.
2. Graphis scipta
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi :
Lichenes
Kelas :
Ascolichenes
Ordo :
Graphydales
Famili :
Grapidaceae
Genus : Graphis
Spesies : Graphis
scipta
· Ciri-cirinya:
a. Bentuknya crustoe.
b. Hidupnya menempel dikuliti batang-batang pohong.
c. Thallus berukuran kecil, datar, dan selalu melekat di permukaan
batu, kulit pohon, atau di tanah.
d. Menempel pada subtract pada suatu cakram pelekat yang berasal
dari lapisan teras..
e. Warna putih kehijauan, kehijau-hijauan.
f. Arah tumbuh vertikal.
· Habitat:
Menempel pada kulit pepohonan. Tempat hidupnya mulai dari dataran tinggi,
dataran rendah dan permukaan laut.
· Sifat hidup:
Epifit (menempel pada batu, dinding, dan kulit kayu pohon tropika), namun mampu menghasilkan
makanan sendiri yaitu, pada lapisan gonidium mengandung ganggang.
· Anatomi:
a. Thallus berukuran kecil, datar, dan tipis.
b. Simbiosis jamur Mycobionts dan algae Photobionts.
c. Askokrap dan basidokrap (perkembang biakan generative)
d. Kloroflas, pigmen berwana hijau dari algae
e. Hifa, serat yang berwana coklat kehitaman merupakan simbiosis
dari jamur.
· Perkembang biakan:
Secara vegetative dan generative. Vegetative dengan cara fragmentasi dan
membuat struktur khusus yang disebut soredia, dan pada generative membentuk
askokrap dan basidiokrap.
IX.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan.
a. Lichenes merupakan simbiosis antara jamur dan algae.
b. Hidup Lichenes secara epifit pada permukaan pohon, di
atas tanah, di atas batu cadas, di tepi pantai atau di gunung-gunung.
c. Lichenes tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan
dalam pembentukan tanah.
d. Lichenes bersifat endolitik, karena dapat masuk pada
bagian pinggir kayu atau batu.
e. Hidup Lichenes tahan terdapat kekurangan air dalam waktu
lama.
f. Paramelia sp, memiliki tipe thallus foliose barbentuk
seperti lembaran daun, habitat di semua permukaan bumi, sifiat hidup epifit,
perkembangbiakan secara vegetative (fragmentasi dan soredium), dan generative
(membentuk askokrap dan basidiokrap)
g. Graphis scipta, tipe thallus crustose, hidup epifit,
perkembang biakan secara vegetative dan generative, habitat dataran rendah,
dataran tinggi, dan permukaan laut.
X.
Saran
Mari kita tingkatkan bersama-sama praktikum kita yang
sudah baik menjadi lebih baik lag, untuk teman-teman sesame praktikan mari kita
ciptakan suasana praktikum dengan serius dan menyenangkan.
XI.
Daftar Putaka
Campbell, Reece. 2008. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kimball, J.W. 2004. Biologi 2. Jakarta: Erlangga
Usmiyatun.
2015. Penuntun Praktikum (BTR). Palangka Raya: IAIN Palangka Raya
Komentar yang membangun sangat dinantikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar