Pencarian

Sabtu, 13 Juni 2015

Laporan Praktikum Botani Tumbuhan Rendah (LICHENES)

I.              Topik Praktikum
Lichenes

II.           Tujuan Praktikum
Untuk Mengenal Morfologi dan Anatomi Lichenes, Untuk Mengenal Tipe-Tipe Thallus Lichenes.

III.        Dasar Teori
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan algae sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lemut kerak ini hidup secara epifit pada pohon-pohon, di atas tanah, di batu cadas, di tepi pantai, atau di tepi gunung-gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pingggir batu.
Dalam hidupnya Lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya mata hari tetapi tumbuhan ini tidak mati dan jika turun hujan bisa hidup lagi. Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol sinar terik matahari, mengusir atau menolak herbivora, membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan dan lainnya. Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat Lichenes ini sangat berguna bagi manusia pada umumnya bagi masyarakat tradisional. Tumbuhan ini memiliki warna yang berfasiasi seperti putih, hijau, keabu-abuan, kuning, orange, coklat, merah, dan hitam.
Algae dan jamur bersimbiosis membentuk Lichenes baru jika bertemu jenis yang tepat, dimana sedikit banyak berpengaruh seperti jamur tidak dapat melakukan fotosinteasis, kemampuan ini secara alami dilakukan oleh algae. Lichenes biasanya di temukan di sekitar lingkungan dimana organisme lain tidak dapat tumbuh dan mereka berhasil membuat satu koloni pada lingkungan tersebut yang dikarenakan oleh hubungan mutualisme antara algae dan jamur.
Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokkan atau klasifikasi Lichenes dalam dunia tumbuhan, ada yang berpendapat bahwa Lichenes di masukan ke dalam kelompok yang tidak terpisahkan dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpendapat bahwa Lichenes perlu dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri. Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun tubuh Lichenes tidak akan membentuk tubuh Lichenes tanpa algae, hal ini didudukung oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada algae dan jamur yang hidup terpisah.
Bentuk dari Lichenes biasanya dapat dideteminasi dengan melihat sel jamurnya saja dan sebagian besar jenis jamur dapat membentuk asosiasi dengan Lichenes. Keanekaragaman dari algae lebih sedikit dan banyak dari tipe Lichenes mempunyai komponen algae yang sama. Beberapa Lichenes terdiri dari sianobakteri termasuk ke dalam algae yang berfungsi sebagai komponen fototropik. Algae atau sianobakteria biasanya ada pada lapisan yang berbeda pada struktur Lichenes.
Sebagian besar Lichenes tumbuh secara ekstrim, untuk tumbuh 2 cm Lichenes yang tumbuh pada batu bisa menempuh waktu bertahun-tahun. Pengukuran pertumbuhan Lichenes berkisar 1 mm per tahun tetapi tidak lebih dari 3 cm per tahun tergantung dari organisme yang bersimbiosis, banyaknya hujan yang turun, dan sinar matahari. Walaupun Lichenes hidup di alam pada kondisi yang tidak menguntungkan Lichenes sangat sensitive terhadap pencemaran udara dan cepat menghilang pada kondisi udara yang mempunyai kadar polusi udara yang berat. Salah satu yang menyebabkan ini terjadi Lichenes dapat menyerap dan mengendapkan mineral dari air hujan dan udara serta tidak dapat mengeluarkannya sehingga konsentrasi senyawa yang mematikan seperti SO­ sehngga mudah masuk.
Pembiakan dari Lichenes ini melalui tahapan:
a.    Fragmentasi thallus lumut kerak yang mengandung kedua komponen.
b.    Soredium adalah bintil-bintil yang tumbuh pada permukaan atas thallus. Bintil-bintil ini mengandung satu atau sampai beberapa sel algae yang di kelilingi miselium.
c.    Komponen fungi membentuk spora atau konidia di dalam peretesium, opotesium, dan klistesium. Bila dalam penyebaran, spora-spora tersebut berkecambah dan hifa tersebut bertemu dengan algae yang sesuai maka akan terbentuk suatu Lichenes. Tetapi bila tidak maka dalam beberapa hari hifa tersebut akan mati.
Menurut bentuk pertumbuhan thallus Lichenes dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a.    Crustose, Thallus yang bentuknya seperti berupa kerak yang menempel pada subtract.
b.    Foliose, Thallus yang bentuknya seperti helai daun.
c.    Squamulose, Thallus yang berbentuk seperti sisik.
d.   Frutiose, Thallus yang berbentuk seperti silinder yang bercabang yang tegak atau menggantung.

IV.        Alat
Tabel Alat
No.
Nama Alat
Jumlah
1
Gela Kimia
1 (Satu) Buah
2
Baki
1 (Satu) Buah
3
Kaca Benda
3 (Tiga) Buah
4
Kaca Penutup
3 (Tiga) Buah
5
Tisue
1 (Satu) Buah
6
Mikroskop
1 (Satu) Buah
7
Loupe
1 (Satu) Buah
8
Pipet Tetes
1 (Satu) Buah
9
Silet
1 (Satu) Buah

V.           Bahan
Tabel Bahan
No.
Nama Alat
Jumlah
1
Berbagai Macam Lichenes

-       Lumut Kerak
Secukupnya
-       Lumut Tebing
Secukupnya
2
Aquadest
Secukupnya

VI.        Prosedur Kerja
a.         Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.        Menggambar bentuk morfologi dari bahan yang dibawa.
c.         Menyiapkan mikroskop, kaca benda, dan kaca penutup.
d.        Menyiapkan preparat dan mengiris  secara melintang setipis mungkin setiap bahan dan meletakkannya di atas kaca benda, lalu memberi beberapa tetes aquadest, kemudian menutupnya dengan kaca penutup.
e.         Mengamati di bawah mikroskop dan menggambar hasil pengamatan serta memberi keterangan setiap gambar.

VII.     Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No.
Gambar Pengamatan
Gambar Pembanding
Keterangan
1.
Morfologi Lumut Kerak




1.      Permukaan kasar.
2.      Lumut.
3.      Algae Hijau

Anatomi Lumut Kerak




1.      Korteks Atas.
2.      Lapisan Empulur.
3.      Rhizoid.
Perbisaran 10 x 10
2.
Morfologi Lumut Tebing




1.      Permukaan Kasar Basah.
2.      Lumut.

Anatomi Lumut Tebing





1.      Foliose.
2.      Batang.
Perbesaran 5 x 10

VIII.  Pembahasan
Lichenophyta atau Lichenes merupakan suatu simbiosis antara jamur dan algae. Simbiosis ini menguntungkan kedua macam komponen ini. Hubungan algae dan jamur ini sangat erat, sehingga diberinama ilmiah yang binomalia seperti halnya pada tanaman lain.
Lichenes lLemut kerak) ini hidup secara epifit pada pohon-pohon, di atas tanah, di batu cadas, di tepi pantai, atau di tepi gunung-gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pingggir batu, dalam hidupnya Lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama.
Lichenes dapat dibagi atas Ascolichenes dan Basidiolichenes. Contoh dari Ascolichenes adalah Graphis, lobaria, parmelia, dan Parmelia, dan sebagainya (marga yang berbeda di daerah tropik). Basidiolichenes tidak begitu banyak spesiesnya, misalnya C. Pavania.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada praktikum kali ini, kami menggunakan bahan dari Ascolichenes dengan spesies Parmelia sp, dan Graphis Scipt.

1.    Parmeliam sp
Klasifikasi:
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Lichenes
Kelas          : Ascolichenes
Ordo          : Lecanoporales
Famili         : Parmeliaceae
Genus         : Parmelia
Spesies       : Parmelia sp
·      Ciri-cirinya:
a.    Tipe thallus foliose ini melekat pada subtrat.
b.    Bentuk thallus seperti lembaran daun.
c.    Jenis jamur ascomycetes.
d.   Warna putih kecoklatan, kehijau-hijauan.
e.    Arah tumbuh horizontal.
f.     Bagian tepi disebut apotesia.
g.    Melekat pada subtrat melalui rizin.
·      Habitat:
Menyebar sangat luas dimuka bumi dan mampu menghuni tempat-tempat  ekstrim, seperti tundra, permukaan batu, di punggung gunung atau pantai.
·      Sifat hidup: 
Epifit (menempel pada batu, dinding, dan kulit kayu  pohon tropika), namun mampu menghasilkan makanan sendiri yaitu, pada lapisan gonidium mengandung ganggang.
·      Anatomi:
a.    Pigmen hijau (klorofil), merupakan simbiosis dari algae.
b.    Serat-serat yang tidak beraturan berwarna coklat kehitaman, merupakan simbiosis jamur Ascomycetesy.
c.    Aksospora, berwarna putih di bagian atas.
d.   Rizin, terdapat pada bagian bawah.
e.    Hifa, Membungkusi sel algae.
·      Perkembang biakan:
a.    Secara Vegetatif, dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu dengan membentuk potongan lumut kerak yang soredium itu akan terlepas dari induknya untuk segera hidup sendiri. Apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Dapat juga dilakukan dengan membentuk struktur khusus yang disebut soredia, yaitu sel-sel algae yang terbungkus oleh hifa, terdapat pada permukaan thallus Licihenes, warna putih seperti tepung, sel-sel algae ini dapat terlepas.
b.    Secara Generatif, di lakukan sendiri-sendiri algae dan alga, jamur dan jamur. Jamur dapat membentuk askokarp atau basidiokrap yang mengandung spora. Jika sporanya masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angina. Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu dengan algae makan akan terbentuk individu baru.

2.    Graphis scipta
Klasifikasi:
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Lichenes
Kelas          : Ascolichenes
Ordo          : Graphydales
Famili         : Grapidaceae
Genus         : Graphis
Spesies       : Graphis scipta
·      Ciri-cirinya:
a.     Bentuknya crustoe.
b.    Hidupnya menempel dikuliti batang-batang pohong.
c.    Thallus berukuran kecil, datar, dan selalu melekat di permukaan batu, kulit pohon, atau di tanah.
d.   Menempel pada subtract pada suatu cakram pelekat yang berasal dari lapisan teras..
e.    Warna putih kehijauan, kehijau-hijauan.
f.     Arah tumbuh vertikal.
·      Habitat:
Menempel pada kulit pepohonan. Tempat hidupnya mulai dari dataran tinggi, dataran rendah dan permukaan laut.
·      Sifat hidup: 
Epifit (menempel pada batu, dinding, dan kulit kayu  pohon tropika), namun mampu menghasilkan makanan sendiri yaitu, pada lapisan gonidium mengandung ganggang.
·      Anatomi:
a.    Thallus berukuran kecil, datar, dan tipis.
b.    Simbiosis jamur Mycobionts dan algae Photobionts.
c.    Askokrap dan basidokrap (perkembang biakan generative)
d.   Kloroflas, pigmen berwana hijau dari algae
e.    Hifa, serat yang berwana coklat kehitaman merupakan simbiosis dari jamur.
·      Perkembang biakan:
Secara vegetative dan generative. Vegetative dengan cara fragmentasi dan membuat struktur khusus yang disebut soredia, dan pada generative membentuk askokrap dan basidiokrap.

IX.        Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan.
a.    Lichenes merupakan simbiosis antara jamur dan algae.
b.   Hidup Lichenes secara epifit pada permukaan pohon, di atas tanah, di atas batu cadas, di tepi pantai atau di gunung-gunung.
c.    Lichenes tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah.
d.   Lichenes bersifat endolitik, karena dapat masuk pada bagian pinggir kayu atau batu.
e.    Hidup Lichenes tahan terdapat kekurangan air dalam waktu lama.
f.   Paramelia sp, memiliki tipe thallus foliose barbentuk seperti lembaran daun, habitat di semua permukaan bumi, sifiat hidup epifit, perkembangbiakan secara vegetative (fragmentasi dan soredium), dan generative (membentuk askokrap dan basidiokrap)
g.    Graphis scipta, tipe thallus crustose, hidup epifit, perkembang biakan secara vegetative dan generative, habitat dataran rendah, dataran tinggi, dan permukaan laut.

X.           Saran
Mari kita tingkatkan bersama-sama praktikum kita yang sudah baik menjadi lebih baik lag, untuk teman-teman sesame praktikan mari kita ciptakan suasana praktikum dengan serius dan menyenangkan.

XI.        Daftar Putaka
Campbell, Reece. 2008. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kimball, J.W. 2004. Biologi 2. Jakarta: Erlangga
Usmiyatun. 2015. Penuntun Praktikum (BTR). Palangka Raya: IAIN Palangka Raya


Komentar yang membangun sangat dinantikan

Tidak ada komentar: