I.
Topik Praktikum
Pterydophyta
II.
Tujuan Praktikum
Untuk Mengenal Morfologi Gametofit dan Sporofit Pada
Divis Pterydophyta
III.
Dasar Teori
Indonesia dikenal sebagai salah satu keaneka ragaman
hayati yang utama di dunia. Walaupun luasnya hanya meliputi 1,3 %, permukaan
bumi namun kawansan ini mengandung berbagai janis makhluk hidup. Ditinjau dari
keanekaragaman tumbuhan ditemukan 225-330 jenis bakteri dan algae biru, 4.280 –
12.000 janis fungi, 1.000-18.000 jenis ganggang (algae), 1500 jenis lumut,
1.250 – 1.500 jenis paku-pakuan, 100 jenis Gymnospermae, dan 2500 –
30.000 jenis tumbuhan berbunga dengan 100 – 150 suku tumbuhan.
Tumbuhan paku merupakan divisi yang warganya telah
jelas memiliki kormus, artinya tumbuhan dengan nyata dapat di bedakan dengan
tiga bagian pokok, yaitu akar, batang, dan daun namun belum menghasilkan biji.
Kebanyakn tumbuhan paku memiliki perawakan yang khas, yaitu adanya daun muda
yang bergulung yang akan membuka jika dewasa, ciri yang hampir unik ini disebut
vernasi bergulung sebagai akibat lambatnya pertumbuhan permukaan daun sebelah
atas dari pada sebelah bawah pada perkembangan awalnya. Pterydophyta
adalah divisi yang semua anggotanya telah memiliki akar, batang dan daun yang
sudah jelas. Perkembang biakan secara generative dilakukan dengan menggunakan
spora.
Pada beberapa jenis paku yang hidup ditanah, batang
tumbuhan paku sejajar dengan tanah, karena tumbuhnya menyerupai akar maka
batang tersebut rizoma. Batang ini sering tertutup oleh rambut atau sisik yang
berfungsi sebagai pelindung. Rizoma ini tumbuh pula akar-akar yang lembut. Daun
paku ada yang berbentuk tunggal, majemuk, maupun menyirip ganda. Helaian daun
secara menyeluruh disebut ental, terkadang tumbuhan ada dua mavam ental, yaitu
yang subur dan yang mandul. Pada ental yang subur tumbuh sporangia pada
permukaan daun bagian bawah. Kumpulan dari sporangia disebut sorus sedangkan
sorus disebut dengan sori. Spora terletak pada kotak spora dan tidak jarang
sorus tersebut dilindungi oleh satu lapisan penutup yang di sebut indusium yang
umumnya berbentuk ginjal.
Organ paku-pakuan terdiri atas dua bagian, yaitu:
a. Organ vegetative, yang terdiri dari akar, batang, dan daun
(organ nutrivitum)
1. Akar,
Akar pelaku adalah serabut pada bagian ujung tudung akar atau kaliptra.
Di belakang tudung akar titik tumbuh akar berbentuk bidang emapat, yang
aktifitasnya: ke luar menghasilkan kaliotra, dan ke dalam membentuk sel-sel
akar.
2. Batang
Batang tumbuhan paku umumnya berupa akar tongkat atau rizoma. Jaringan
batang dari luar ke dalam yaitu:
·
Epidermis, umunya keras
karene mempunyai jaringan penguat yang terdiri dari sel-sel batu atau
sklerenkim.
·
Korteks, bagian ini banyak
mengandung ruang-ruang sel yang terbentuk lubang-lubang besar.
·
Stele, terdiri atas
jaringan parenkim dan mengandung berkas pembuluh atau pengangkut, yaitu xylem
dan floem bertipe konsentris.
3. Daun
Berdasarkan bentuk dan sifatnya daun dapat dibedakan atas dua golongan
yaitu: Megaphyllus (paku yang mempunyai daun besar) dan Macrophyllus
(Paku yang mempunyai daun kecil.
b. Organ generative, yang berupa organ reproduksi
Paku berkembang biak dengan spora, setiap kotak spora
dikelilingi oleh sederetan sel-sel yang melingkar membuat bangunan seperti
cincin dan disebut annulus. Annulus berfungsi untuk mengatur pengeluaran spora.
Aktivitas annulus dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara. Di dalam sel-sel
annulus penuh berisi air, bila dalam keadan basah sel-sel annulus akan
mengembang, namun bila dalam keadaan kering sel-sel annulus akan menyusut.,
maka sel-sel annulus mengerut dan memendek menyebabkan dinding kotak menjadi
retak. Kotak spora pecah, spora dihembuskan keluar melalui celah yang terjadi
pada waktu sel annulus mengerut. Perkembangan tumbuhan paku secara gametofit
bersifat seksual dengan menghasilkan sel-sel gamet (gamet jantan dan gamet
betina) sporofit bersifat aseksual dengan menghasilkan spora.
Tumbuhan paku menghasilkan spora yang sangat lembut.
Spora-spora dihasilkan oleh kotak spora dan tersimpat rapat di dalamnya. Bila kotak
spora telah masak, dinding pecah dan berhamburan sporanya. Spora paku cukup
ringan sihingga mudah dibawa angin, karena itu mudah tersebar luas, dalam udara
kering mampu mempertahankan viabilitasnya selam berapa bulan, tetapi jika
dibasahi pada suhu yang cocok, spora akan berkecambah.
IV.
Alat
Tabel Alat
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1
|
Gela Kimia
|
1 (Satu) Buah
|
2
|
Baki
|
1 (Satu) Buah
|
3
|
Kaca Benda
|
1 (Satu) Buah
|
4
|
Kaca Penutup
|
1 (Satu) Buah
|
5
|
Tisue
|
1 (Satu) Buah
|
6
|
Mikroskop
|
1 (Satu) Buah
|
7
|
Loupe
|
1 (Satu) Buah
|
8
|
Pipet Tetes
|
1 (Satu) Buah
|
9
|
Silet
|
1 (Satu) Buah
|
V.
Bahan
Tabel Bahan
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1
|
Lycopodium sp
|
Secukupnya
|
2
|
Nephrolepis
cordifolia
|
Secukupnya
|
3
|
Chingia sp
|
Secukupnya
|
4
|
Stenochlaena
palustris
|
Secukupnya
|
5
|
Diplazium
esculentum
|
Secukupnya
|
6
|
Adiantum cuneatum
|
Secukupnya
|
7
|
Aquadest
|
Secukupnya
|
VI.
Prosedur Kerja
a.
Menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan.
b.
Mengamati morfologi dari
masing-masing paku dengan memperhatikan letak dan bentuk sorus (kotak spora).
c.
Menggambar morfologi
tumbuhan paku yang telah diamati dan melengkapi dengan keterangan setiap
gambar.
d.
Mengamati sorus yang
terdapat pada bahan di bawah mikroskop..
e.
Menggambar hasil pengamatan
dan memberi keterangan setiap gambar.
VII. Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No.
|
Gambar Pengamatan
|
Gambar Pembanding
|
Keterangan
|
1.
|
Morfologi Lycopodium sp
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Morfologi Nephrolepis
cordifolia
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Morfologi Adiantum
cuneatum
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Morfologi Chingia sp
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Morfologi Stenochlaena
palustri
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Morfolgi Diplazium
esculentum
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
Morfologi Spora
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
Anatomi Spora
|
|
|
|
|
|
|
VIII. Pembahasan
Pterydophyta adalah divisi yang semua
anggotanya telah memiliki akar, batang dan daun yang sudah jelas. Perkembang
biakan secara generative dilakukan dengan menggunakan spora. Organ paku-pakuan
terdiri atas dua bagian, yaitu: 1. Organ vegetative, yang terdiri dari akar,
batang, dan daun (organ nutrivitum). 2. Organ generative, yang berupa organ
reproduksi dengan spora.
Tumbuhan paku menghasilkan spora yang sangat lembut.
Spora-spora dihasilkan oleh kotak spora dan tersimpat rapat di dalamnya. Bila
kotak spora telah masak, dinding pecah dan berhamburan sporanya. Spora paku
cukup ringan sihingga mudah dibawa angin, karena itu mudah tersebar luas, dalam
udara kering mampu mempertahankan viabilitasnya selam berapa bulan, tetapi jika
dibasahi pada suhu yang cocok, spora akan berkecambah.
Berdasarkan pengamatan yang di lakukan dapat ditarik
pembahasan sebagai berikut.
1. Preparat Licopodium sp
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi :
Peterydophyta
Kelas :
Lycopodinae
Ordo : Lycopdiales
Famili : Licopodiaceae
Genus : Lycopodium
Spesies : Lycopodium
sp
Ini adalah tanaman spora, dengan
panjang batang hingga 1 m, batang dengan banyak cabang, dan padat. Bentuk daun
spiral diatur kecil. Daunnya 3-5 mm dan 0,7 – 1 mm lebar dengan bentuk
meruncing. Cabang-cabang bantalan kerucut spora berbentuk tegak 5-15 cm di atas
tanah, dan memiliki kerucut spora berwana kuning-hijau 2-3 cm dan 5 mm luasnya.
2. Preparat Nephrolepis sp
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Peterydophyta
Kelas :
Peteridopsida
Ordo :
Polypodiales
Famili :
Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis
sp
Nephrolepis pada umumnya
hidup di tanah tapi juga yang hidup secara epifit. Dapat ditemukan pada taran
tinggi, daerah kering seperti padang pasir, daerah berair atau are-area
terbuka. Selain itu juga dapat ditemukan emapat tipe habitat Nephrolepis
yaitu, hutan rindang yang memiliki celah permukaan berkarang, khusunya yang
terlindung dari sinar matahari, terdapat di daerah rawa, dan genengan air serta
tumbuh epifit pada pohon-pohon tropik.
3. Preparat Chingia sp
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Peterydophyta
Kelas :
Filicopsida
Ordo :
Polypodiales
Famili :
Thelypteridaceae
Genus : Chingia
Spesies : Chingia
sp
Chingia merupakan paku
teristerial, sorus mengumpul pada bagian tengah tulang daun, pada batang
terdapat bulu rambut, posisi daun bersilang. Tumbuhan paku ini banyak ditemukan
di Sumatra dan Jawa, tumbuh di hutan dan biasanya dekat aliran sungai.
4. Preparat Stenochlaena palustris
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Peterydophyta
Kelas :
Filicopsida
Ordo :
Filicales
Famili :
Blechnaceae
Genus : Stenochlaena
Spesies : Stenochlaena
palustris
Stenochlaena palustris atau
Kalakai merupakan paku tanah yang memiliki panjang 5-10 m dengan akar rimpang
yang memanjat tinggi, kuat, pipih, persegi. Tumbuhnya secara perlahan atau
epifit dengan akar utama berada di tanah. Daun Kalakai menyirip tunggal.
Kalakai hidup di daerah tanah gambut, air tawar, dan hutan belukar. Cara
penyebaran kalakai dengan tunas, sulur, dan spora.
5. Preparat Diplazium esculentum
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Peterydophyta
Kelas :
Peteridopsida
Ordo :
Polypodiales
Famili :
Polypodiaceae
Genus : Diplazium
Spesies : Diplazium
esculentum
Diplazium esculentum ini
memiliki ciri-ciri daun majemuk, menyirip, lenset, tepi bergerigi, ujung
runcing, pangkal tumpul, panjang 5 - 6 cm, lebar 1 - 2 cm, tangkai silindris,
berambut, bertulang menyirip, berwarna hijau. Batang tegak nampak berdaging
dengan ental banyak mencapai panjang 1,2 m lebih. Akar serabut, sori atau spora
tumbuh disepanjang urat anak daun pada ketiak anak daun tumbuh tunas untuk
perbanyakan diri. Spora dihasilkan pada sporofil, terutama di muka permukaan
bawah daun.
6. Preparat Adiantum cuneatum
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Peterydophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Marginales
Famili :
Polypodiaceae
Genus : Adiantum
Spesies : Adiantum
cuneatum
Karakteristik dari paku ini yaitu
daun bergerigi dan bergelombang, bentuk tidak teratur, daun tumbuh dari rizoma.
Daun melipat kearah dalam sebagai indisium melindungi sorus. Akar dengan jenis
serabut, bentuknya rimpang tegak, akar sejati naik atau memanjat. Ujung akar
dilindungi kaliptra atau tudung akar. Batang bercabang rimpang, ujung batang
terdapat jaringan meristematic yang membentuk akar dan batang.
7. Spora pada tumbuhan paku
Spora pada tumbuhan paku dihasilkan
oleh daun yang memiliki fungsi khusus dalam menghasilkan spora (sporofit).
Sporofit memiliki kotak spora yang di sebut sporangium, biasanya terletak
dibagian bawah daun. Sporangium merupakan suatu benda yang menghasilkan spora.
Sporangium-sporangium terkumpul dalam suatu kotak yang disebut sorus. Kumpulan
sorus disebut sori. Sorus dilindungi oleh pembungkus yang disebut indiusium.
Sporangium terdiri atas
sporangiofor, annulus, operculum, dan peristome. Sporangiopor adalah
sporangium. Annulus merupakan sederet sel mati yang mengelilingi sporangium.
Dinding sel annulus tebal kecuali yang menghadap keluar. Annulus berfungsi
untuk mengeluarkan spora dengan menekan sporangium. Operculum adalah tutup
kotak spora. Poristom adalah gigi pengunci yang melingkari operculum.
Sacara garis besar tumbuhan paku
mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Peran tersebut ada yang meguntungkan
dan ada yang merugikan. Perannya yaitu:
a. Tumbuhan paku dapat digunakan sebagai tanaman hias.
b. Beberapa tumbuhan paku dapat digunakan sebagai obat.
c. Dapat dijadikan bahan makanan.
d. Dapat mengikat unsur nitrogen bebas dari udara sehingga dapat
menyuburkan tanah.
e. Batang paku yang kuat bisa digunakan sebagai tiang bangunan.
f. Tepung spora Lycopodium dapat digunakan untuk bahan
pembuatan kembang api.
g. Sebagian tumbuhan paku dapat digunakan sebagai alat pembersih.
h. Tumbuhan paku yang merugikan ada beberapa yang menjadi gulma.
IX.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan.
a. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang berkormus atau memiliki
akar, batang, dan daun.
b. Memiliki rizoma atau batang tumbuhan paku yang berada di dalam
tanah pada rizoma terdapat akar serabut.
c. Daun muda paku-pakuan menggulung.
d. Daun tumbuhan paku ada yang berfungsi sebagai penghasil spora,
dan berfungsi untuk fotosintesis atau keduanya
e. Perkembang biakan secara generative dengan cara peleburan antara
spermatozoid dengan ovum yang dihasilkan oleh protalium.
f. Perkembang baiakan secara vegetative dengan cara membentuk
spora. Spora tersebut terdapat di dalam kotak spora. Kotak spora terkumpul
diwadah yang disebut sorus yang terletak di bawah permukaan daun.
X.
Saran
Mari kita tingkatkan bersama-sama praktikum kita yang
sudah baik menjadi lebih baik lag, untuk teman-teman sesame praktikan mari kita
ciptakan suasana praktikum dengan serius dan menyenangkan.
XI.
Daftar Putaka
Campbell, Reece. 2008. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Jumadi. 1998. Tumbuhan Tingkat Rendah. Bandung: ITB Press
Kimball, J.W. 2004. Biologi 2. Jakarta: Erlangga
Usmiyatun.
2015. Penuntun Praktikum (BTR). Palangka Raya: IAIN Palangka Raya
Komentar yang membangun sangat dinantikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar