Pencarian

Senin, 15 Juni 2015

Laporan Praktikum Botani Tumbuhan Rendah (PTERYDOPHYTA)

I.              Topik Praktikum
Pterydophyta

II.           Tujuan Praktikum
Untuk Mengenal Morfologi Gametofit dan Sporofit Pada Divis Pterydophyta

III.        Dasar Teori
Indonesia dikenal sebagai salah satu keaneka ragaman hayati yang utama di dunia. Walaupun luasnya hanya meliputi 1,3 %, permukaan bumi namun kawansan ini mengandung berbagai janis makhluk hidup. Ditinjau dari keanekaragaman tumbuhan ditemukan 225-330 jenis bakteri dan algae biru, 4.280 – 12.000 janis fungi, 1.000-18.000 jenis ganggang (algae), 1500 jenis lumut, 1.250 – 1.500 jenis paku-pakuan, 100 jenis Gymnospermae, dan 2500 – 30.000 jenis tumbuhan berbunga dengan 100 – 150 suku tumbuhan.
Tumbuhan paku merupakan divisi yang warganya telah jelas memiliki kormus, artinya tumbuhan dengan nyata dapat di bedakan dengan tiga bagian pokok, yaitu akar, batang, dan daun namun belum menghasilkan biji. Kebanyakn tumbuhan paku memiliki perawakan yang khas, yaitu adanya daun muda yang bergulung yang akan membuka jika dewasa, ciri yang hampir unik ini disebut vernasi bergulung sebagai akibat lambatnya pertumbuhan permukaan daun sebelah atas dari pada sebelah bawah pada perkembangan awalnya. Pterydophyta adalah divisi yang semua anggotanya telah memiliki akar, batang dan daun yang sudah jelas. Perkembang biakan secara generative dilakukan dengan menggunakan spora.
Pada beberapa jenis paku yang hidup ditanah, batang tumbuhan paku sejajar dengan tanah, karena tumbuhnya menyerupai akar maka batang tersebut rizoma. Batang ini sering tertutup oleh rambut atau sisik yang berfungsi sebagai pelindung. Rizoma ini tumbuh pula akar-akar yang lembut. Daun paku ada yang berbentuk tunggal, majemuk, maupun menyirip ganda. Helaian daun secara menyeluruh disebut ental, terkadang tumbuhan ada dua mavam ental, yaitu yang subur dan yang mandul. Pada ental yang subur tumbuh sporangia pada permukaan daun bagian bawah. Kumpulan dari sporangia disebut sorus sedangkan sorus disebut dengan sori. Spora terletak pada kotak spora dan tidak jarang sorus tersebut dilindungi oleh satu lapisan penutup yang di sebut indusium yang umumnya berbentuk ginjal.
Organ paku-pakuan terdiri atas dua bagian, yaitu:
a.    Organ vegetative, yang terdiri dari akar, batang, dan daun (organ nutrivitum)
1.    Akar,
Akar pelaku adalah serabut pada bagian ujung tudung akar atau kaliptra. Di belakang tudung akar titik tumbuh akar berbentuk bidang emapat, yang aktifitasnya: ke luar menghasilkan kaliotra, dan ke dalam membentuk sel-sel akar.
2.    Batang
Batang tumbuhan paku umumnya berupa akar tongkat atau rizoma. Jaringan batang dari luar ke dalam yaitu:
·      Epidermis, umunya keras karene mempunyai jaringan penguat yang terdiri dari sel-sel batu atau sklerenkim.
·      Korteks, bagian ini banyak mengandung ruang-ruang sel yang terbentuk lubang-lubang besar.
·      Stele, terdiri atas jaringan parenkim dan mengandung berkas pembuluh atau pengangkut, yaitu xylem dan floem bertipe konsentris.
3.    Daun
Berdasarkan bentuk dan sifatnya daun dapat dibedakan atas dua golongan yaitu: Megaphyllus (paku yang mempunyai daun besar) dan Macrophyllus (Paku yang mempunyai daun kecil.
b.    Organ generative, yang berupa organ reproduksi
Paku berkembang biak dengan spora, setiap kotak spora dikelilingi oleh sederetan sel-sel yang melingkar membuat bangunan seperti cincin dan disebut annulus. Annulus berfungsi untuk mengatur pengeluaran spora. Aktivitas annulus dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara. Di dalam sel-sel annulus penuh berisi air, bila dalam keadan basah sel-sel annulus akan mengembang, namun bila dalam keadaan kering sel-sel annulus akan menyusut., maka sel-sel annulus mengerut dan memendek menyebabkan dinding kotak menjadi retak. Kotak spora pecah, spora dihembuskan keluar melalui celah yang terjadi pada waktu sel annulus mengerut. Perkembangan tumbuhan paku secara gametofit bersifat seksual dengan menghasilkan sel-sel gamet (gamet jantan dan gamet betina) sporofit bersifat aseksual dengan menghasilkan spora.
Tumbuhan paku menghasilkan spora yang sangat lembut. Spora-spora dihasilkan oleh kotak spora dan tersimpat rapat di dalamnya. Bila kotak spora telah masak, dinding pecah dan berhamburan sporanya. Spora paku cukup ringan sihingga mudah dibawa angin, karena itu mudah tersebar luas, dalam udara kering mampu mempertahankan viabilitasnya selam berapa bulan, tetapi jika dibasahi pada suhu yang cocok, spora akan berkecambah.

IV.        Alat
Tabel Alat
No.
Nama Alat
Jumlah
1
Gela Kimia
1 (Satu) Buah
2
Baki
1 (Satu) Buah
3
Kaca Benda
1 (Satu) Buah
4
Kaca Penutup
1 (Satu) Buah
5
Tisue
1 (Satu) Buah
6
Mikroskop
1 (Satu) Buah
7
Loupe
1 (Satu) Buah
8
Pipet Tetes
1 (Satu) Buah
9
Silet
1 (Satu) Buah

V.           Bahan
Tabel Bahan
No.
Nama Alat
Jumlah
1
Lycopodium sp
Secukupnya
2
Nephrolepis cordifolia
Secukupnya
3
Chingia sp
Secukupnya
4
Stenochlaena palustris
Secukupnya
5
Diplazium esculentum
Secukupnya
6
Adiantum cuneatum
Secukupnya
7
Aquadest
Secukupnya

VI.        Prosedur Kerja
a.         Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.        Mengamati morfologi dari masing-masing paku dengan memperhatikan letak dan bentuk sorus (kotak spora).
c.         Menggambar morfologi tumbuhan paku yang telah diamati dan melengkapi dengan keterangan setiap gambar.
d.        Mengamati sorus yang terdapat pada bahan di bawah mikroskop..
e.         Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan setiap gambar.

VII.     Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No.
Gambar Pengamatan
Gambar Pembanding
Keterangan
1.
Morfologi Lycopodium sp





2.
Morfologi Nephrolepis cordifolia





3.
Morfologi Adiantum cuneatum






4.
Morfologi Chingia sp






5.
Morfologi Stenochlaena palustri





6.
Morfolgi Diplazium esculentum






7.
Morfologi Spora





8.
Anatomi Spora






VIII.  Pembahasan
Pterydophyta adalah divisi yang semua anggotanya telah memiliki akar, batang dan daun yang sudah jelas. Perkembang biakan secara generative dilakukan dengan menggunakan spora. Organ paku-pakuan terdiri atas dua bagian, yaitu: 1. Organ vegetative, yang terdiri dari akar, batang, dan daun (organ nutrivitum). 2. Organ generative, yang berupa organ reproduksi dengan spora.
Tumbuhan paku menghasilkan spora yang sangat lembut. Spora-spora dihasilkan oleh kotak spora dan tersimpat rapat di dalamnya. Bila kotak spora telah masak, dinding pecah dan berhamburan sporanya. Spora paku cukup ringan sihingga mudah dibawa angin, karena itu mudah tersebar luas, dalam udara kering mampu mempertahankan viabilitasnya selam berapa bulan, tetapi jika dibasahi pada suhu yang cocok, spora akan berkecambah.
Berdasarkan pengamatan yang di lakukan dapat ditarik pembahasan sebagai berikut.

1.    Preparat Licopodium sp
Klasifikasi:
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Peterydophyta
Kelas          : Lycopodinae
Ordo          : Lycopdiales
Famili         : Licopodiaceae
Genus         : Lycopodium
Spesies       : Lycopodium sp
Ini adalah tanaman spora, dengan panjang batang hingga 1 m, batang dengan banyak cabang, dan padat. Bentuk daun spiral diatur kecil. Daunnya 3-5 mm dan 0,7 – 1 mm lebar dengan bentuk meruncing. Cabang-cabang bantalan kerucut spora berbentuk tegak 5-15 cm di atas tanah, dan memiliki kerucut spora berwana kuning-hijau 2-3 cm dan 5 mm luasnya.

2.    Preparat Nephrolepis sp
Klasifikasi:
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Peterydophyta
Kelas          : Peteridopsida
Ordo          : Polypodiales
Famili         : Dryopteridaceae
Genus         : Nephrolepis
Spesies       : Nephrolepis sp
Nephrolepis pada umumnya hidup di tanah tapi juga yang hidup secara epifit. Dapat ditemukan pada taran tinggi, daerah kering seperti padang pasir, daerah berair atau are-area terbuka. Selain itu juga dapat ditemukan emapat tipe habitat Nephrolepis yaitu, hutan rindang yang memiliki celah permukaan berkarang, khusunya yang terlindung dari sinar matahari, terdapat di daerah rawa, dan genengan air serta tumbuh epifit pada pohon-pohon tropik.

3.    Preparat Chingia sp
Klasifikasi:
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Peterydophyta
Kelas          : Filicopsida
Ordo          : Polypodiales
Famili         : Thelypteridaceae
Genus         : Chingia
Spesies       : Chingia sp
Chingia merupakan paku teristerial, sorus mengumpul pada bagian tengah tulang daun, pada batang terdapat bulu rambut, posisi daun bersilang. Tumbuhan paku ini banyak ditemukan di Sumatra dan Jawa, tumbuh di hutan dan biasanya dekat aliran sungai.

4.    Preparat Stenochlaena palustris
Klasifikasi:
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Peterydophyta
Kelas          : Filicopsida
Ordo          : Filicales
Famili         : Blechnaceae
Genus         : Stenochlaena
Spesies       : Stenochlaena palustris
Stenochlaena palustris atau Kalakai merupakan paku tanah yang memiliki panjang 5-10 m dengan akar rimpang yang memanjat tinggi, kuat, pipih, persegi. Tumbuhnya secara perlahan atau epifit dengan akar utama berada di tanah. Daun Kalakai menyirip tunggal. Kalakai hidup di daerah tanah gambut, air tawar, dan hutan belukar. Cara penyebaran kalakai dengan tunas, sulur, dan spora.

5.    Preparat Diplazium esculentum
Klasifikasi:
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Peterydophyta
Kelas          : Peteridopsida
Ordo          : Polypodiales
Famili         : Polypodiaceae
Genus         : Diplazium
Spesies       : Diplazium esculentum
Diplazium esculentum ini memiliki ciri-ciri daun majemuk, menyirip, lenset, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 5 - 6 cm, lebar 1 - 2 cm, tangkai silindris, berambut, bertulang menyirip, berwarna hijau. Batang tegak nampak berdaging dengan ental banyak mencapai panjang 1,2 m lebih. Akar serabut, sori atau spora tumbuh disepanjang urat anak daun pada ketiak anak daun tumbuh tunas untuk perbanyakan diri. Spora dihasilkan pada sporofil, terutama di muka permukaan bawah daun.

6.    Preparat Adiantum cuneatum
Klasifikasi:
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Peterydophyta
Kelas          : Filicinae
Ordo          : Marginales
Famili         : Polypodiaceae
Genus         : Adiantum
Spesies       : Adiantum cuneatum
Karakteristik dari paku ini yaitu daun bergerigi dan bergelombang, bentuk tidak teratur, daun tumbuh dari rizoma. Daun melipat kearah dalam sebagai indisium melindungi sorus. Akar dengan jenis serabut, bentuknya rimpang tegak, akar sejati naik atau memanjat. Ujung akar dilindungi kaliptra atau tudung akar. Batang bercabang rimpang, ujung batang terdapat jaringan meristematic yang membentuk akar dan batang.

7.    Spora pada tumbuhan paku
Spora pada tumbuhan paku dihasilkan oleh daun yang memiliki fungsi khusus dalam menghasilkan spora (sporofit). Sporofit memiliki kotak spora yang di sebut sporangium, biasanya terletak dibagian bawah daun. Sporangium merupakan suatu benda yang menghasilkan spora. Sporangium-sporangium terkumpul dalam suatu kotak yang disebut sorus. Kumpulan sorus disebut sori. Sorus dilindungi oleh pembungkus yang disebut indiusium.
Sporangium terdiri atas sporangiofor, annulus, operculum, dan peristome. Sporangiopor adalah sporangium. Annulus merupakan sederet sel mati yang mengelilingi sporangium. Dinding sel annulus tebal kecuali yang menghadap keluar. Annulus berfungsi untuk mengeluarkan spora dengan menekan sporangium. Operculum adalah tutup kotak spora. Poristom adalah gigi pengunci yang melingkari operculum.
Sacara garis besar tumbuhan paku mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Peran tersebut ada yang meguntungkan dan ada yang merugikan. Perannya yaitu:
a.    Tumbuhan paku dapat digunakan sebagai tanaman hias.
b.    Beberapa tumbuhan paku dapat digunakan sebagai obat.
c.    Dapat dijadikan bahan makanan.
d.   Dapat mengikat unsur nitrogen bebas dari udara sehingga dapat menyuburkan tanah.
e.    Batang paku yang kuat bisa digunakan sebagai tiang bangunan.
f.     Tepung spora Lycopodium dapat digunakan untuk bahan pembuatan kembang api.
g.    Sebagian tumbuhan paku dapat digunakan sebagai alat pembersih.
h.    Tumbuhan paku yang merugikan ada beberapa yang menjadi gulma.

IX.        Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan.
a.  Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang berkormus atau memiliki akar, batang, dan daun.
b. Memiliki rizoma atau batang tumbuhan paku yang berada di dalam tanah pada rizoma terdapat akar serabut.
c.   Daun muda paku-pakuan menggulung.
d. Daun tumbuhan paku ada yang berfungsi sebagai penghasil spora, dan berfungsi untuk fotosintesis atau keduanya
e. Perkembang biakan secara generative dengan cara peleburan antara spermatozoid dengan ovum yang dihasilkan oleh protalium.
f.  Perkembang baiakan secara vegetative dengan cara membentuk spora. Spora tersebut terdapat di dalam kotak spora. Kotak spora terkumpul diwadah yang disebut sorus yang terletak di bawah permukaan daun.

X.           Saran
Mari kita tingkatkan bersama-sama praktikum kita yang sudah baik menjadi lebih baik lag, untuk teman-teman sesame praktikan mari kita ciptakan suasana praktikum dengan serius dan menyenangkan.

XI.        Daftar Putaka
Campbell, Reece. 2008. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Jumadi. 1998. Tumbuhan Tingkat Rendah. Bandung: ITB Press
Kimball, J.W. 2004. Biologi 2. Jakarta: Erlangga
Usmiyatun. 2015. Penuntun Praktikum (BTR). Palangka Raya: IAIN Palangka Raya

Komentar yang membangun sangat dinantikan

Tidak ada komentar: