Pencarian

Minggu, 07 Juni 2015

Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan (Tata Letak Daun pada Batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum) dan Metamorfosis Akar, Batang, dan Daun)



Tata Letak Daun pada Batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)
Tata letak daun pada batang atau cabang-cabangnya umumnya terpisah-pisah dengan suatu jarak yang nyata. Tempat kedudukannya daun disebut buku-buku (nodus), jarak antara buku satu dengan buku-buku berikutnya disebut ruas (internodium), Untuk mengetahui tata letak daun pada batang terlebih dahulu harus dietahui jumlah daun yang terdapat pada satu buku batang, maka ada 3 kemungkinan tersebut adalah :
1.        Pada setiap buku terdapat satu helai daun atau letak daun tersebar (folio sparsa)
Walaupun tersebar tetapi ditemui juga hal-hal yang bersifat beraturan. Untuk menentukan rumus daun (divergensi) diambil salah satu titik (tempat daun) dan bergerak mengikuti garis spiral yang menuju ke titik daun yang diatasnya (yaitu jarak yang terpendek). Garis yang terbentuk tegak lurus antara dua daun disebut garis ortostik. Garis spiral yang menghubungkan daun berturut-turut dari bawah keatas (menurut tua mudanya daun) disebut spiral genetik.
2.        Pada setiap buku terdapat dua helai daun
Pada setiap buku letak daun berhadapan dan membentuk silang dengan daun di bawahnya. Tata letak seperti ini disebut berhadapan bersilangan (folia decussata) contoh Soka
3.        Pada setiap buku terdapat lebih dua helai daun
Di sebut juga susunan daun berkarang/folia verticillata contoh alamanda Rumusnya sulit ditentukan.
Hasil Pengamatan
A.      Mangga
      
   Klasifikasi ilmiah : 
   Kerajaan  : Plantae 
   Filum       : Magnoliophyta
   Klas         : Magnoliopsida
  Ordo        : Sapindales
  Famili       : Anacardiaceae
  Genus      : Mangifera
  Spesies     : M.indica

Bentuk pangkal daun mangga berbentuk runcing (acutus), daun mangga memiliki tulang daun primer / tulang ibu daun (costa) berjumlah 1 dan arahnya menuju ujung daun, tulang daun primer tulang-tulang cabang (nervus lateralis) mencapi tepi daun. Daun mangga termasuk ke dalam tipe Camptodromous / Brochidodromous (simpul). Tepi daun halus, terkadang sedikit bergelombang. Pada permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua dan permukaan bagian bawah hijau muda. Batang daun mangga berkayu/kering. Batang tumbuh tegak dengan percabangan dan ranting banyak. Cabang dan rangting ditumbuhi daun lebat. Kulit batang pohon mangga tebal dan kasar, banyak celah-celah kecil dan bersisik bekas tangkai daun. Warna kulit batang biasanya cokelat tua hingga abu-abu kehitaman. Tata letak daun mangga pada batang tersebar.
B.       Daun singkong
       
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Bangsa:
Genus:
Spesies:
M. esculenta
Nama Daerah:
Daun Singkong
Manihot esculenta
Crantz
Daun singkong (M. esculenta), memiliki ujung daun meruncing, pangkal daun romping rata, tipe daun yang berbagi menjari (palmatipartitus), yaitu tepi daun berbagi, sedangkan daunnya mempunyai susunan tulang yang menjari. Daging daun memilki sifat seperti kertas (papyraceus dan chartaceus), karena daunnya tipis tetapi cukup tegar (koko saat di sobek). Permukaan daun singking berbentuk gundul (glaber). Batang singkong kering, dan tata letak daun tersebar.

C.      Daun Mahoni  
       
Klasifikasi 
Kingdom      : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
  : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
            : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
            : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) 
Sub Kelas     : Rosidae
Ordo
             : Sapindales
Famili
           : Meliaceae
Genus           : Swietenia
Spesies
          : Swietenia mahagoni (L.) Jacq.

Bentuk helai daun ( sircum sciptio ) pada daun pohon mahoni daun besar ( Swietenia macrophylla ) adalah memanjang ( oblong ) yaitu dimana daun lebih kurang 2.5 kali lebarnya. Bentuk tepi daun ( Margo folii ) pada daun pohon mahoni daun lebar. Bentuk pangkal daun( basis folii ) pada daun pohon mahoni daun besar  runcing ( acute ) yaitu bentuk pangkal daun menyempit dan diakhiri dengan bentuk sudut. Memiliki bentuk ujung daun ( apex folii ) meruncing ( acuminate ), dimana pada ujung daun menyempit perlahan – lahan hingga ke titik ujung, sehingga ujung daun tampak sempit, panjang dan runcing. Pertulangan daun ( venation ) pada daun pohon mahoni susunan tulang – tiulang daun yang terdiri atas satu ibu tulang daun memanjang dari pangkal helaian daun ke ujung, sedangkan tulang – tulang cabang berpangkal pada ibu tulang daun kemudian merentang melengkung menuju ke ujung daun hamper sejajar dengan tepi daun. Kondisi permukaan daun pada daun pohon mahoni daun besarterlihat hijau, mengkilap, dan licin. Pada tata letak daun pohon yang diamati, daun pohon mahoni daun besar memiliki tata daun berhadapan bersilang ( opposite ) yaitu pada tempat melekatnya daun (nadus) terdapat dua daun yang letaknya berhadapan. Batang daunnya berkayu/kering dan tata letak daunnya tersebar.

D.      Sawi 
       
Klasifikasi
Kingdom
      : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
  : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
            : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
            : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas     : Dilleniidae
Ordo
             : Capparales 
Famili           : Brassicaceae (suku sawi-sawian)
Genus
           : Brassica
Spesies
          : Brassica rapa var. parachinensis L.
Daun tanaman sawi berupa daun yang bersayap, bertangkai panjang dan bentuknya pipih serta berwarna hijau, ujung daun membulat, pangkal daun runcing, tepi daun rata, bangun daun jorong, pertulangan daun menyirip. Batang tanaman sawi berupa batang yang pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan, batang daunnya berair/basah, serta tataletak daunnya tersebar. 

E.       Daun Pepaya
       
Klasifikasi
Kingdom
         : Plantae
Subkingdom
   : Tracheobionta
Super Divisi    : Spermatophyta
Divisi
              : Magnoliophyta
Kelas
               : Magnoliopsida
Sub Kelas
        : Dilleniidae
Ordo
               : Violales
Famili
              : Caricaceae
Genus
              : Carica
Spesies
            : Carica papaya L.


Daun pepaya merupakan daun tunggal, berukuran besar, dan bercangap, juga mempunyai bagian-bagian daun lengkap (falicum completum) berupa pelepah atau upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun pepaya dikatakan mempunyai bangun bulat (orbicularis), ujung daun yang meruncing, pangkal daun romping rata, tepi daun berbagi, tangkai daun panjang dan berongga. Dari susunan tulang daunnya, daun pepaya termasuk daun-daun yang bertulang menjari (palminervis). Daun yang muda terbentuk dibagian tengah tanaman. Daun papaya mengandung getah. Bentuk batang pada tanaman pepaya yaitu berbentuk bulat dan batangnya bersifat basah. Arah tumbuh batang yaitu tegak lurus yakni  arahnya lurus ke atas. Permukaan batang tanaman pepaya yaitu licin. Batangnya berongga, biasanya tidak bercabang, dan tingginya dapat mencapai 10 m. batang papaya mengandung getah. Tata letak daun pada batangnya tersebar.

Metamorfosis Akar, Batang, dan Daun
A.      Kuncup (gemma)
Kuncup adalah calon tunas, jadi terdiri atas calon batang dan calon daundaunnya.
Menurut tempatnya kuncup dibedakan dalam 3 macam :
1.    Kuncup ujung (gemma terminalis), terdapat pada ujung-ujung batang, cabang-cabang dan ranting-ranting.
2.    Kuncup ketiak (gemma axillaris), terdapat didalam ketiak daun.
3.    Kuncup liar (gemma adventicius), tidak terdapat pada ujung atau ketiak daun.
Menurut tempatnya kuncup liar dapat dibedakan seperti berikut :
1.    Disembarang tempat pada batang, biasanya menghasilkan wiwilan atau tunas air, ch. pada pohon coklat (Theobroma cacao L.)
2.    Pada tepi daun, dapat menghasilkan tumbuhan baru, ch. pada cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.).
3.    Pada akar, juga dapat menjadi tumbuhan baru, ch. pada sukun (Artocarpus communis Forst.)
Berdasarkan tujuannya maka kuncup dapat pula dibedakan seperti beriku:
1.   Kuncup daun (gemma foliifera), kuncup berkembang menjadi tunas yang mendukung daun-daun.
2.    Kuncup bunga (gemma florifera), kuncup berkembang menjadi bunga.
3.    Kuncup campuran (gemma mixtra), yaitu kuncup yang berkembang menghasilkan tunas dengan daun-daun dan bunga.


      Melihat ada atau tidaknya perlindungan bagi kuncup, dapat pula dibedakan :

1.    Kuncup telanjang (gemma nudus), yaitu kuncup tidak mempunyai alat-alat pelindung.
2.    Kuncup tertutup (gemma cllausus), yaitu kuncup yang mempunyai perlindungan yang menyelubungi kuncup tadi.



B.       Rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus)
1.    Rimpang (rhizoma), sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan merupakan satu tumbuhan baru.
2.    Umbi (tuber), merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat, seperti kerucut atau tidak beraturan, merupakan tempat penimbunan makanan pula seperti rimpang, dapat merupakan penjelmaan batang, dan akar. Oleh sebab itu umbi dibedakan dalam :
a.         Umbi batang (tuber caulogenum), merupakn penjelmaan batang.
b.        Umbi akar (tuber rhizogenum), merupakan metamorfosis akar.
3.    Umbi lapis (bulbus) adalah penjelmaan batang beserta daunnya.
Dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yang terdiri atas daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging.
C.       Alat pembelit atau sulur (cirrhus)
Menurut asalnya alat-alat pembelit dapat dibedakan atas :
1.    Cabang pembelit (sulur dahan atau sulur cabang), yaitu alat pembelit yang terjadi dari cabang atau tunas, ch. air mata pengantin (antigonon leptopus).
2.    Daun pembelit (sulur daun), yaitu alat pembelit yang biasanya merupakan penjelmaan suatu begian daun, jadi bukan berasal dari daun seluruhnya.
3.    Akar pembelit, yaitu akar yang berubah menjadi suatu alat pembelit ch., pada panili (Vanilla planifolia).
D.      Piala (ascidium) dan gelembung (utriculus)
Alat-alat tersebut merupakan metamorfosis daun atau sebagian daun dan lazimnya digunakan untuk menangkap serangga (insectivora) :
1.    Piala (ascidium), biasanya merupakan ujung daun yang di ubah menjadi badan menyerupai piala yang lengkap dengan tutupnya. Ch. Nepenthes ampullaria.
2.    Gelembung (utriculus), terdapat pada tumbuhan pemakan serangga yang hidup di air, ch. rumput gelembung (Utricularia flexuosa).
E.       Duri (spina)
Menurut asalnya duri dapat dibedakan dalam :
1.    Duri dahan (spina caulogenum), penjelmaan cabang atau dahan ch. pada (Bougainvillea spectabilis).
2.    Duri daun (spina phyllogenum), metamorfosis daun, seperti terdapat pada kaktus (Cactus opuntia).
3.    Duri akar (Spina rhizogenum), yaitu akar yang menjadi keras dan mempunyai ujung-ujung yang tajam, seperti ch. terdapat pada gembili (Dioscorea aculeata).
4.    Duri daun penumpu (spina stipulogenum), berasal dari daun penumpu. Ch. pada susura (Euphorbia trigona).
F.        Alat-alat tambahan (organa accessoria)
Bergantung pada susunan dalamnya,alat-alat ini dibedakan dalam 3 golongan :
1.    Papila (papillae), yaitu benjolan pada permukaan suatu alat, yang merupakan peninggian dinding sel yang sebelah luar. Ch. pada bunga lelang (Clitoria ternatea).
2.    Rambut-rambut atau trikoma (trichoma), yaitu alat-alat tumbuhan yang berupa rambut atau sisik yang pada pembentukannya hanya kulit luar tubuh tumbuhan saja.
Trikoma pada tumbuhan dapat berupa :
a.    Sisik bulu (ramentum), ialah bulu-bulu yang pipih yang menutupi batang atau bagian-bagian tumbuhan yang lain. Ch. pada pakis haji (Cycas rumphii).
b.    Sisik (lepis), bagian-bagian yang pipih menempel rapat pada ala-talat tumbuhan, ch. tangkai daun, terdapat pada sisi bawah daun durian (Durio ziberthinus).
c.    Bulu-bulu atau rambut halus (pilus). Bulu-bulu atau rambut ini bermacam-macam bentuk dan susunanya, ada yang bercabang dan ada yang seperti bintang. Ch. pada daun waru (Hibiscus tiliaceus).
d.   Rambut kelenjar (pilus capitatus), bentuknya seperti bulu-bulu umumnya, tetaapi dari bagian ujungnya dapat dikeluarkan suatu zat, ch. semacam resin, terdapat pada daun tembakau (Nicotiana tabacum).
3.    Emergensia (emergentia), yaitu alat-alat tambahan yang tidak hanya tersusun atas bagian-bagian kulit luar, akan tetapi bagian yang lebih dalam daripada kulit luar ikut pula mengambil bagian dalam pembentuknnya. Yang digolongkan dalam emergensia yaitu :
a.    Rambut-rambut gatal atau perangsang (stimulus), yaitu rambut-rambut yang ujungnya mudah patah dan jika sudah patah ujungnya menjadi alat semacam jarum penyuntik yang tajam, mudah menusuk kulit dan memasukkan zat-zat yang memberikan rasa gatal dan panas pada kulit, terdapat pada daun kemaduh (Laportea stimulans).
b.    Duri tempel (aculeus), duri yang mudah ditanggalkan dari pendukungnya, terdapat pada bunga mawar (Rosa sp).


Hasil Pengamatan
A.      Cocor bebek
       
Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi      :
Magnoliophyta
Kelas      :
Magnoliopsida
Ordo       :
Saxifragales
Famili     :
Crassulaceae
Genus     :
Kalanchoe
Seksi       : Bryophyllum
Spesies    : K. pinnata

Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa cocor bebek (Kalanchoe pinsata) yaitu salah satu spesies yang mempunyai modifikasi kuncup liar (gemma adventicius) yaitu kuncup-kuncup yang tidak terdapat pada ujung atau ketiak daun. Pada cocor bebek kuncup liar terdapat pada tepi daun jika tumbuh kuncup liar ini dapat menghasilkan tumbuhan baru. Cocor bebek (Latin: Kalanchoe pinnata syn. Bryophyllum calycinum syn. Bryophyllum pinnatum) adalah tumbuhan sukulen (mengandung air) yang berasal dari Madagaskar. Tanaman ini terkenal karena metode reproduksinya melalui tunas daun (tunas/adventif). Cocor bebek memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal berdaging dan mengandung banyak air. Warna daun hijau muda (kadang kadang abu-abu). Bunga majemuk.

B.       Kantong Semar
        
Klasifikasi
Kingdom
    : Plantae (Tumbuhan)
Divisi
          : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
          : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
   : Dilleniidae
Ordo
           : Nepenthales
Famili
         : Nepenthaceae
Genus
         : Nepenthes
Spesies
       : Nepenthes alata
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa kantong semar adalah spesies yang memiliki modifikasi daun penangkap serangga (piala), merupakan metamorfosis daun dimana helaian daun yang beralih fungsi sebagai alat penangkap serangga. Di dalamnya terdapat penarik serangga misalnya kelenjar madu, sisa helaian daun ujung untuk menutup serangga yang ada didalamnya secara osmotis. Piala (ascidium) biasannya merupakan ujung daun yang diubah menjadi badan menyerupai piala terdapat kelenjar madu untuk menarik serangga. Dan jika serangga tergelincir masuk ke dalam piala, oleh zat-zat enzima yang dikeluarkan oleh kelenjar yang terdapat pada dinding sebelah dalam piala. Akan dicernakan dan dapat diserap untuk kepentingan kehidupan tumbuhan.
C.      Wortel
Klasifikasi
Kingdom
         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
        : Rosidae
Ordo
               : Apiales
Famili
              : Apiaceae
Genus
              : Daucus
Spesies
            : Daucus carota L.
Bentuk modifikasi akar pada wortel seperti tombak (fusiformis). Pangkalnya besar meruncing ke arah ujung dengan serabut-serabut akar tumbuh tersebar di bagian batang akar. Akar pada wortel merupakan akar tunggang yang sedikit memiliki cabang dan mempunyai bentuk yang istemewa yaitu bentuk tombak, dan biasanya pada bagian ini menjadi tempat penimbunan makanan sehingga metamorfosisnya terjadi pada umbi yaitu umbi akar (tuber rhizogenum). Umbi akar adalah umbi yang merupakan penjelmaan akar,dan karena akar tidak pernah  mempunyai daun, umbi yang berasal dari akar pada dasar nya akan merupakan umbi yang telanjang. Melihat akar yang mana yang mengalami metamorfosis menjadi umbi itu,maka umbi akar dapat merupakan penjelmaan.


D.      Mawar
Klasifikasi
Kingdom
      : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
  : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
            : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
            : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
     : Rosidae
Ordo
             : Rosales 
Famili           : Rosaceae (suku mawar-mawaran)
Genus
           : Rosa
Spesies
          : Rosa hybrida
Berdasarkan hasil praktikum metamorfosisi pada tumbuhan mawar didapatkan bahwa mawar mengalami metemorfosisi di dua tempat yaitu, metamorfosisi pada kuncup bunga dan duri temple. Kuncup bunga (gemma florifera atau alabastrum) yaitu, kuncup yang tidak berkembang menjadi tunas, melainkan menjadi bunga (mengalami metamorfosis). Kuncup bunga dapat dijumpai pada ujung batang maupun dalam ketiak daun. Duri tempel (aculeus), merupakan sebuah alat tambahan dan selanjutnya akan diuraikan atau duri yang mudah ditanggalkan dari alat pendukungnya.


DAFTAR PUSTAKA
Puryaningsih,Sri. 2009. Diktat Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Palangka Raya: STAIN Palangka Raya
Tjitrosoepomo,Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Warnita, dkk. Materi Ajar Matakuliah Botani (Morfologi Luar). (online) ( http://faperta.unand .ac.id/ deposit/BahanAjarBotani.pdf ) (Palangka Raya, 17 Oktober 2014, 13.30 WIB)
http://belitongspunye.blogspot.com. (Palangka Raya, 17 Oktober 2014, 16.34 WIB)
http://nandagokilz1.wordpress.com. (Palangka Raya, 17 Oktober 2014, 15.57 WIB)
http://novi-biologi.blogspot.com. (Palangka Raya, 17 Oktober 2014, 16.50 WIB)
http://tanamanobat-herbal.blogspot.com. (Palangka Raya, 17 Oktober 2014, 16.49 WIB)
http://www.4shared.com. (Palangka Raya, 17 Oktober 2014, 16.42 WIB)


Komentar yang membangun sangat dinantikan

Tidak ada komentar: