Tata Letak Daun pada Batang (Phyllotaxis
atau Dispositio Foliorum)
Tata letak daun pada batang atau cabang-cabangnya umumnya terpisah-pisah
dengan suatu jarak yang nyata. Tempat kedudukannya daun disebut buku-buku (nodus),
jarak antara buku satu dengan buku-buku berikutnya disebut ruas (internodium),
Untuk mengetahui tata
letak daun pada batang terlebih dahulu harus dietahui jumlah daun yang terdapat
pada satu buku batang, maka ada 3 kemungkinan tersebut adalah :
1.
Pada setiap buku terdapat satu helai daun atau
letak daun tersebar (folio sparsa)
Walaupun tersebar tetapi ditemui juga hal-hal yang bersifat beraturan.
Untuk menentukan rumus daun (divergensi) diambil salah satu titik (tempat daun)
dan bergerak mengikuti garis spiral yang menuju ke titik daun yang diatasnya
(yaitu jarak yang terpendek). Garis yang terbentuk tegak lurus antara dua daun
disebut garis ortostik. Garis spiral yang menghubungkan daun berturut-turut
dari bawah keatas (menurut tua mudanya daun) disebut spiral genetik.
2.
Pada setiap buku terdapat dua helai daun
Pada setiap buku letak daun berhadapan dan membentuk silang dengan daun
di bawahnya. Tata letak seperti ini disebut berhadapan bersilangan (folia decussata)
contoh Soka
3.
Pada setiap buku terdapat lebih dua helai daun
Di sebut juga susunan daun berkarang/folia verticillata contoh
alamanda Rumusnya sulit ditentukan.
Hasil Pengamatan
A. Mangga
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan :
Plantae
Filum :
Magnoliophyta
Klas :
Magnoliopsida
Ordo :
Sapindales
Famili :
Anacardiaceae
Genus :
Mangifera
Spesies :
M.indica
Bentuk pangkal daun mangga berbentuk runcing (acutus),
daun mangga memiliki tulang daun primer / tulang ibu daun (costa)
berjumlah 1 dan arahnya menuju ujung daun, tulang daun primer tulang-tulang
cabang (nervus lateralis) mencapi tepi daun. Daun mangga termasuk ke
dalam tipe Camptodromous / Brochidodromous (simpul). Tepi daun halus, terkadang sedikit bergelombang. Pada permukaan daun bagian atas berwarna
hijau tua dan permukaan bagian bawah hijau muda. Batang daun mangga berkayu/kering. Batang tumbuh
tegak dengan percabangan dan ranting banyak. Cabang dan rangting ditumbuhi daun
lebat. Kulit batang pohon mangga tebal dan kasar, banyak celah-celah kecil dan
bersisik bekas tangkai daun. Warna kulit batang biasanya cokelat tua hingga
abu-abu kehitaman. Tata letak daun
mangga pada batang tersebar.
B. Daun singkong
|
||||||||||||||||||||
Manihot
esculenta
Crantz |
Daun singkong (M. esculenta), memiliki ujung daun meruncing,
pangkal daun romping rata, tipe daun yang berbagi menjari (palmatipartitus),
yaitu tepi daun berbagi, sedangkan daunnya mempunyai susunan tulang yang
menjari. Daging daun memilki sifat seperti kertas (papyraceus dan chartaceus),
karena daunnya tipis tetapi cukup tegar (koko saat di sobek). Permukaan daun
singking berbentuk gundul (glaber). Batang singkong kering, dan tata letak daun
tersebar.
C. Daun Mahoni
Klasifikasi
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Bentuk helai daun ( sircum sciptio ) pada daun pohon mahoni
daun besar ( Swietenia macrophylla ) adalah memanjang ( oblong ) yaitu dimana daun lebih kurang
2.5 kali lebarnya. Bentuk tepi daun ( Margo folii
) pada daun pohon mahoni daun lebar.
Bentuk pangkal daun( basis
folii ) pada daun pohon mahoni daun besar runcing ( acute ) yaitu bentuk pangkal daun
menyempit dan diakhiri dengan bentuk sudut. Memiliki bentuk ujung daun ( apex folii ) meruncing ( acuminate ), dimana pada ujung daun
menyempit perlahan – lahan hingga ke titik ujung, sehingga ujung daun
tampak sempit, panjang dan runcing. Pertulangan daun ( venation ) pada daun pohon mahoni susunan tulang – tiulang daun
yang terdiri atas satu ibu tulang daun memanjang dari pangkal helaian daun ke
ujung, sedangkan tulang – tulang cabang berpangkal pada ibu tulang daun
kemudian merentang melengkung menuju ke ujung daun hamper sejajar dengan tepi
daun. Kondisi permukaan daun pada daun pohon mahoni daun besarterlihat hijau,
mengkilap, dan licin. Pada tata letak daun pohon yang diamati, daun pohon mahoni daun besar
memiliki tata daun berhadapan bersilang ( opposite
) yaitu pada tempat melekatnya daun (nadus)
terdapat dua daun yang letaknya berhadapan. Batang
daunnya berkayu/kering dan tata letak daunnya tersebar.
D. Sawi
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas :
Dilleniidae
Ordo : Capparales
Ordo : Capparales
Famili : Brassicaceae
(suku sawi-sawian)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa var. parachinensis L.
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa var. parachinensis L.
Daun tanaman sawi
berupa daun yang bersayap, bertangkai panjang dan bentuknya pipih serta
berwarna hijau, ujung daun
membulat, pangkal daun runcing, tepi daun rata, bangun daun jorong, pertulangan
daun menyirip. Batang tanaman sawi berupa batang yang
pendek dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan, batang daunnya berair/basah, serta tataletak
daunnya tersebar.
E. Daun Pepaya
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi :
Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Daun pepaya
merupakan daun tunggal, berukuran besar, dan bercangap, juga mempunyai
bagian-bagian daun lengkap (falicum
completum) berupa pelepah atau upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun pepaya dikatakan mempunyai
bangun bulat (orbicularis), ujung
daun yang meruncing, pangkal daun
romping rata, tepi daun berbagi, tangkai daun panjang dan
berongga. Dari susunan tulang daunnya, daun pepaya termasuk daun-daun yang
bertulang menjari (palminervis). Daun
yang muda terbentuk dibagian tengah tanaman. Daun papaya mengandung getah. Bentuk batang
pada tanaman pepaya yaitu berbentuk bulat dan batangnya bersifat basah. Arah tumbuh batang
yaitu tegak lurus yakni arahnya lurus ke
atas. Permukaan batang tanaman pepaya yaitu licin. Batangnya berongga, biasanya
tidak bercabang, dan tingginya dapat mencapai 10 m. batang papaya mengandung
getah. Tata letak daun pada
batangnya tersebar.
Metamorfosis Akar, Batang, dan Daun
A. Kuncup (gemma)
Kuncup adalah calon
tunas, jadi terdiri atas calon batang dan calon daundaunnya.
Menurut tempatnya
kuncup dibedakan dalam 3 macam :
1. Kuncup ujung (gemma terminalis), terdapat pada
ujung-ujung batang, cabang-cabang dan ranting-ranting.
2. Kuncup ketiak (gemma axillaris), terdapat
didalam ketiak daun.
3. Kuncup liar (gemma adventicius), tidak terdapat
pada ujung atau ketiak daun.
Menurut tempatnya
kuncup liar dapat dibedakan seperti berikut :
1. Disembarang tempat pada batang, biasanya menghasilkan
wiwilan atau tunas air, ch. pada pohon coklat (Theobroma cacao L.)
2. Pada tepi daun, dapat menghasilkan tumbuhan baru, ch.
pada cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.).
3. Pada akar, juga dapat menjadi tumbuhan baru, ch. pada
sukun (Artocarpus communis Forst.)
Berdasarkan tujuannya maka kuncup dapat pula dibedakan seperti beriku:
1. Kuncup daun (gemma foliifera), kuncup berkembang menjadi tunas yang mendukung daun-daun.
2. Kuncup bunga (gemma florifera), kuncup berkembang menjadi bunga.
3. Kuncup campuran (gemma mixtra), yaitu kuncup yang berkembang menghasilkan tunas dengan daun-daun dan
bunga.
Melihat ada atau tidaknya perlindungan bagi kuncup, dapat pula dibedakan :
1. Kuncup telanjang (gemma nudus),
yaitu kuncup tidak mempunyai alat-alat pelindung.
2. Kuncup tertutup (gemma cllausus), yaitu kuncup yang mempunyai perlindungan yang menyelubungi kuncup
tadi.
B. Rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan
umbi lapis (bulbus)
1. Rimpang (rhizoma), sesungguhnya adalah batang
beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh
mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan merupakan
satu tumbuhan baru.
2. Umbi (tuber), merupakan suatu badan yang
membengkak, bangun bulat, seperti kerucut atau tidak beraturan, merupakan
tempat penimbunan makanan pula seperti rimpang, dapat merupakan penjelmaan
batang, dan akar. Oleh sebab itu umbi dibedakan dalam :
a.
Umbi batang (tuber
caulogenum), merupakn penjelmaan batang.
b.
Umbi akar (tuber
rhizogenum), merupakan metamorfosis akar.
3. Umbi lapis (bulbus) adalah penjelmaan batang
beserta daunnya.
Dinamakan umbi lapis
karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yang terdiri atas daun-daun
yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging.
C. Alat pembelit atau sulur (cirrhus)
Menurut asalnya
alat-alat pembelit dapat dibedakan atas :
1. Cabang pembelit (sulur dahan atau sulur
cabang), yaitu alat pembelit yang terjadi dari cabang atau tunas, ch. air
mata pengantin (antigonon leptopus).
2. Daun pembelit (sulur daun), yaitu alat pembelit
yang biasanya merupakan penjelmaan suatu begian daun, jadi bukan berasal dari
daun seluruhnya.
3. Akar pembelit, yaitu akar yang berubah menjadi suatu
alat pembelit ch., pada panili (Vanilla planifolia).
D. Piala (ascidium) dan gelembung (utriculus)
Alat-alat tersebut
merupakan metamorfosis daun atau sebagian daun dan lazimnya digunakan untuk menangkap
serangga (insectivora) :
1. Piala (ascidium), biasanya merupakan ujung daun
yang di ubah menjadi badan menyerupai piala yang lengkap dengan tutupnya. Ch. Nepenthes
ampullaria.
2. Gelembung (utriculus), terdapat pada tumbuhan
pemakan serangga yang hidup di air, ch. rumput gelembung (Utricularia
flexuosa).
E. Duri (spina)
Menurut asalnya duri
dapat dibedakan dalam :
1. Duri dahan (spina caulogenum), penjelmaan
cabang atau dahan ch. pada (Bougainvillea spectabilis).
2. Duri daun (spina phyllogenum), metamorfosis
daun, seperti terdapat pada kaktus (Cactus opuntia).
3. Duri akar (Spina rhizogenum), yaitu akar yang
menjadi keras dan mempunyai ujung-ujung yang tajam, seperti ch. terdapat pada
gembili (Dioscorea aculeata).
4. Duri daun penumpu (spina stipulogenum), berasal
dari daun penumpu. Ch. pada susura (Euphorbia trigona).
F.
Alat-alat tambahan (organa
accessoria)
Bergantung pada susunan
dalamnya,alat-alat ini dibedakan dalam 3 golongan :
1. Papila (papillae), yaitu benjolan pada
permukaan suatu alat, yang merupakan peninggian dinding sel yang sebelah luar.
Ch. pada bunga lelang (Clitoria ternatea).
2. Rambut-rambut atau trikoma (trichoma), yaitu
alat-alat tumbuhan yang berupa rambut atau sisik yang pada pembentukannya hanya
kulit luar tubuh tumbuhan saja.
Trikoma pada tumbuhan
dapat berupa :
a. Sisik bulu (ramentum), ialah bulu-bulu yang
pipih yang menutupi batang atau bagian-bagian tumbuhan yang lain. Ch. pada
pakis haji (Cycas rumphii).
b. Sisik (lepis), bagian-bagian yang pipih
menempel rapat pada ala-talat tumbuhan, ch. tangkai daun, terdapat pada sisi
bawah daun durian (Durio ziberthinus).
c. Bulu-bulu atau rambut halus (pilus). Bulu-bulu
atau rambut ini bermacam-macam bentuk dan susunanya, ada yang bercabang dan ada
yang seperti bintang. Ch. pada daun waru (Hibiscus tiliaceus).
d. Rambut kelenjar (pilus capitatus), bentuknya
seperti bulu-bulu umumnya, tetaapi dari bagian ujungnya dapat dikeluarkan suatu
zat, ch. semacam resin, terdapat pada daun tembakau (Nicotiana tabacum).
3. Emergensia (emergentia), yaitu alat-alat
tambahan yang tidak hanya tersusun atas bagian-bagian kulit luar, akan tetapi
bagian yang lebih dalam daripada kulit luar ikut pula mengambil bagian dalam
pembentuknnya. Yang digolongkan dalam emergensia yaitu :
a. Rambut-rambut gatal atau perangsang (stimulus),
yaitu rambut-rambut yang ujungnya mudah patah dan jika sudah patah ujungnya
menjadi alat semacam jarum penyuntik yang tajam, mudah menusuk kulit dan memasukkan
zat-zat yang memberikan rasa gatal dan panas pada kulit, terdapat pada daun
kemaduh (Laportea stimulans).
b. Duri tempel (aculeus), duri yang mudah
ditanggalkan dari pendukungnya, terdapat pada bunga mawar (Rosa sp).
Hasil Pengamatan
A. Cocor bebek
Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Saxifragales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Saxifragales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa cocor bebek (Kalanchoe
pinsata) yaitu salah satu spesies yang mempunyai modifikasi kuncup liar (gemma
adventicius) yaitu kuncup-kuncup yang tidak terdapat pada ujung atau ketiak
daun. Pada cocor bebek kuncup liar terdapat pada tepi daun jika tumbuh kuncup
liar ini dapat menghasilkan tumbuhan baru. Cocor bebek (Latin: Kalanchoe pinnata syn. Bryophyllum calycinum syn. Bryophyllum pinnatum) adalah
tumbuhan sukulen (mengandung air) yang berasal dari Madagaskar. Tanaman ini terkenal karena metode reproduksinya melalui tunas daun
(tunas/adventif). Cocor bebek
memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal berdaging dan mengandung
banyak air. Warna daun hijau muda (kadang kadang abu-abu). Bunga majemuk.
B. Kantong Semar
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Nepenthales
Famili : Nepenthaceae
Genus : Nepenthes
Spesies : Nepenthes alata
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Nepenthales
Famili : Nepenthaceae
Genus : Nepenthes
Spesies : Nepenthes alata
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa kantong semar adalah spesies yang
memiliki modifikasi daun penangkap serangga (piala),
merupakan metamorfosis daun dimana helaian daun yang beralih fungsi sebagai
alat penangkap serangga. Di dalamnya terdapat penarik serangga misalnya
kelenjar madu, sisa helaian daun ujung untuk menutup serangga yang ada
didalamnya secara osmotis. Piala (ascidium) biasannya merupakan ujung daun yang diubah menjadi
badan menyerupai piala terdapat kelenjar madu untuk menarik serangga. Dan jika
serangga tergelincir masuk ke dalam piala, oleh zat-zat enzima yang dikeluarkan
oleh kelenjar yang terdapat pada dinding sebelah dalam piala. Akan dicernakan
dan dapat diserap untuk kepentingan kehidupan tumbuhan.
C. Wortel

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carota L.
Bentuk
modifikasi akar pada wortel seperti tombak (fusiformis). Pangkalnya besar meruncing ke arah ujung
dengan serabut-serabut akar tumbuh tersebar di bagian batang akar. Akar pada
wortel merupakan akar tunggang yang sedikit memiliki cabang dan mempunyai
bentuk yang istemewa yaitu bentuk tombak, dan biasanya pada bagian ini menjadi tempat
penimbunan makanan sehingga
metamorfosisnya terjadi pada umbi yaitu umbi akar (tuber rhizogenum). Umbi akar adalah umbi yang merupakan penjelmaan akar,dan karena akar tidak pernah mempunyai daun, umbi yang berasal dari akar
pada dasar nya akan merupakan umbi yang telanjang. Melihat akar yang mana yang
mengalami metamorfosis menjadi umbi itu,maka umbi akar dapat merupakan
penjelmaan.
D. Mawar

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Berdasarkan hasil praktikum metamorfosisi pada tumbuhan mawar didapatkan
bahwa mawar mengalami metemorfosisi di dua tempat yaitu, metamorfosisi pada
kuncup bunga dan duri temple. Kuncup bunga (gemma florifera atau
alabastrum) yaitu, kuncup yang tidak berkembang menjadi tunas, melainkan
menjadi bunga (mengalami metamorfosis). Kuncup bunga dapat dijumpai pada ujung batang
maupun dalam ketiak daun. Duri tempel (aculeus),
merupakan sebuah alat tambahan dan selanjutnya akan diuraikan atau duri yang
mudah ditanggalkan dari alat pendukungnya.
DAFTAR PUSTAKA
Puryaningsih,Sri. 2009. Diktat Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan.
Palangka Raya: STAIN Palangka Raya
Tjitrosoepomo,Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press
Warnita, dkk. Materi Ajar Matakuliah Botani (Morfologi Luar). (online) ( http://faperta.unand
.ac.id/ deposit/BahanAjarBotani.pdf ) (Palangka
Raya, 17 Oktober 2014, 13.30 WIB)
http://nandagokilz1.wordpress.com. (Palangka
Raya, 17 Oktober 2014, 15.57 WIB)
http://novi-biologi.blogspot.com. (Palangka
Raya, 17 Oktober 2014, 16.50 WIB)
http://tanamanobat-herbal.blogspot.com. (Palangka
Raya, 17 Oktober 2014, 16.49 WIB)
http://www.4shared.com. (Palangka
Raya, 17 Oktober 2014, 16.42 WIB)
Komentar yang membangun sangat dinantikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar