Pencarian

Minggu, 14 Juni 2015

Laporan Praktikum Botani Tumbuhan Rendah (BRYOPHYTA)

I.              Topik Praktikum
Bryophta

II.           Tujuan Praktikum
Untuk Mengamatai Morfologi dan Anatomi Lumut Kelas Musci (Lumut Daun)

III.        Dasar Teori
Bryophta kadang-kadang dapat di anggap sebagai moyang tumbuhan berpembuluh. Kesederhanaan strukturnya, tidak ada jaringan pembuluh dan pembatas pada tempat-tempat basah menyetakan bahwa mereka dalah bentuk intermediet di antara algae dan tumbuhan berpembuluh.
Bryophta adalah tumbuhan darat berklorofil yang tumbuh di tempat-tempat lembab. Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran generasi dari sporofit diploid dengan gametofit yang haploid. Meskipun sporofit secara morfologi dapat dibidakan dengan gametofit, tetapi sporofit ini tidak pernah merupakan tumbuhan yang mandiri yang hidup bebas. Sporofit tumbuhnya selalu dalam ikatan gametofit yang berupa tumbuhan mandiri, menyedikan nutrisi bagi sporofit. Pada Bryophta alat-alat kelamin yang berupa anteridium dan arkegonium, sporangium, selalu terdiri atas banyak sel. Berlainan dengan gametangium dan sporangium thallopyta, organ-organ itu selalu berdinding yang terdiri atas banyak sel mandul.
Beberapa tumbuhan lumut masih mempunyai talus, tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Bryophta yang dapat dibedakan batang dan daunnya belum memiliki akar sejati tetapi hanya memiliki akar rhizoid.
Bryophta bereproduksi secara aseksual dan secara seksual. Aseksual terjadi melalui pembentuka spora. Spora ini dihasilkan dengan sporangium melaluli pembelahan secara miosis. Spora yang dihasilkan adalah spora haploid (n). spora ini kemudian akan tumbuh menjadi protonema. Adapun secara seksual Bryophta yaitu, dengan cara penyatuan gamet betina yang dihasilkan arkegonia berupa sel telur dan gamet jantan yang dihasilkan oleh antheridia berupa sperma. Sperma bergerak menuju sel telur di arkegonia dengan perantara air. Pertemuan sel telur dan sperma menyebabkan terjadinya fertilisasi yang menghasilkan zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi protonema. Protonema tersebut berkembang menjadi sporofit yang diploid (2n).
Bryophta dibagi atas dua kelas yaitu:

1.    Kelas Hepaticiae (Lumut Hati)
Hepticiae berupa lumut yang primitive, hidup di teristerial (darat), di tempat-tempat lembab, dan berbentuk thallus. Jika terdapat bagian menyerupai batang dan daun maka daun-daunnya terdapat dalam dua baris yang berhadapan atau berseling, dan baris ketiga kadang-kadang terdapat pada sisi bawah batang. Daun ini terletak hanya satu sel dan tanpa urat daun tengah: sel-sel daun memiliki ukuran yang sama disebut isodiametris. Sebagian besar ditemukan di daerah tropik, tidak mempunyai akar hanya rhizoid yang masuk ke dalam subtract. Rhizoid uniseluler dan tidak bercabang, sporofit berumur pendek. Pada kapsul sporangium ada atau tidak ada benang-benang elater yang berfungsi mengeluarkan spora.
Ciri-ciri morfologi lumut hati yaitu bentuk tubuh beupa lembaran dan banyak lekukan atau tepi berkuping (membelah dua), memiliki struktur serupa akar, batang dan daun filoid, tidak mempunyai urat daun, reproduksi lumut hati terjadi secara seksual dan aseksual. Seksual dengan peleburan gamet yang berbeda, lumut hati mengalami metagenesis. Aseksual dengan cara fragmentasi, pembentukan kuncup eram, pembentukan tunas-tunas cabang, pembentukan umbi, dan penebalan ujung thallus.

2.    Kelas Musci (Lumut Daun)
Lumut yang termasuk kelas musci adalah tanaman darat yang tumbuh di tempat-tempat lembab dan memiliki thallus simetri radial. Gametofit merupakan tumbuhan yang tegak yang terdiri atas batang dan daun yang tebalnya satu lapis sel dan umumnya uruat daun di tengah.
Ciri-ciri lumut daun yaitu, memiliki daun semu dan batang semu, mempunyai akar semu, sporofit dan gametofit menyatu, bersifat homotalik dan heterotalik. Repdoduksi vegetative lumut daun dengan membentuk kuncup di cabang-cabang batang. Jika dari batang terbentuk kuncup muncullah lumut yang baru, lumut ini juga mengalami fase sporofit dan gametofit. Alat reproduksi seksual terdapat pada bagian pucuk berupa anteredium dan arkegonium.

IV.        Alat
Tabel Alat
No.
Nama Alat
Jumlah
1
Gela Kimia
1 (Satu) Buah
2
Baki
1 (Satu) Buah
3
Kaca Benda
3 (Tiga) Buah
4
Kaca Penutup
3 (Tiga) Buah
5
Tisue
1 (Satu) Buah
6
Mikroskop
1 (Satu) Buah
7
Loupe
1 (Satu) Buah
8
Pipet Tetes
1 (Satu) Buah
9
Silet
1 (Satu) Buah

V.           Bahan
Tabel Bahan
No.
Nama Alat
Jumlah
1
Lumut Daun
Secukupnya
2
Aquadest
Secukupnya

VI.        Prosedur Kerja
a.         Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.        Menggambar bentuk morfologi dari bahan yang dibawa.
c.         Menyiapkan mikroskop, kaca benda, dan kaca penutup.
d.        Mengambil bagian lumut daun, lalu meletakkannya di atas kaca benda, kemudian memberi beberapa tetes aquadest, dan menutupnya dengan kaca penutup.
e.   Mengamati di bawah mikroskop dan menggambar hasil pengamatan serta memberi keterangan setiap gambar.

VII.     Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No.
Gambar Pengamatan
Gambar Pembanding
Keterangan
1.
Morfologi Lumut Daun




1.      Lumut
2.      Subtrat dari tanah
2
Anatomi Lumut Daun




1.      Daun bentuk foliose
2.      Batang
Perbisaran 10 x 10

VIII.  Pembahasan
Lumut daun atau lumut sejati adalah anggota tumbuhan yang tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk kedalam super divisi tumbuhan lumut Bryophyta. Lumut ini disebut lumut sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar, batang dan daun.
Ciri-ciri dan karakteristik musci yaitu, gametofit tumbuhan tegak atau merayap, berkembang dari protonema, mempunyai daun, batang, dan akar rhizoid multiselulur, daun hanya terdiri dari satu lapisan sel dengan rusuk tengah tersusun spiral atau melingkari batang, arkegonium membentuk kalipra  yang menempel diatas kapsul, kapsul bagian bawah fotosintestik dan mempunyai stomata, kapsul dijumpai adanya alater, tangkai (serta) bertambah panjang secara perlahan selam perkembangan kapsul, kuat dan biasanya berwarna.
Pengamatan yang kami lakukan pada praktikum kali ini yaitu pengamatan terhadap lumut dengan preparat dari spesies Sphagnum ruppinense yang tergolong kedalam kelas musci atau lumut daun dan termasuk ke dalam super divisi Bryophyta.
Berdasarkan struktur tubuh Sphagnum ruppinense tersusun atas akar rhizoid (yang merupakan sederet sel dengan sekat yang tidak sempurna), batang (pertumbuhan memanjang dan penampang melintang batang terdiri atas epidermis, yang terdiri dari satu lapis sel, korteks kulit pertama terdiri dari beberapa lapis sel, dan silinder pusat terdiri dari jaringan parenkim tidak mempunyai jaringan pengangkut dan jaringan penyokong), daun (hanya setebal selapis sel kecuali di ibu tulang daun terdiri dari beberapa lapis sel, terdapat kloroflas, sel mati yang dindingnya mengalami penebalan seperti spiral.
Morfologi dari Sphagnum ruppinense memiliki beberapa bagian seperti daun tersusun atas lobes, lobule, dan under leave dengan bentuk filoid, memiliki seta atau batang atau tangkai, dan midrib garis tengah daun, melekat pada subtrat dengan sel yang memanjang di sebut dengan rhizoid. Sphagnum ruppinense dapat melakukan fotosintesis karena mengandung klorofil.
Lumut ini biasanya ditemukan pada tanah yang lembab dengan kerapatan tinggi pada lintang utara. Lumut ini juga berfungsi untuk mengikat karbon organik karena berlimpahnya bahan-bahan resisten yang tidak mudah diurai oleh mikroba, sebagai tempat penyimpanan karbon, yang berperan dalam menstabilkan karbon dioksida di atmosfer bumi, dan sebagai komponen pembentuk tanah.
Secara anatomi Sphagnum ruppinense terdiri atas kulit batang terdapat sel yang telah mati, jaringan kulit bersifat seperti spons, dinding mempunyai liang-liang yang bulat dan memiliki spora sebagai alat perkembang biakan. Reproduksi dengan spora. Spora tumbuh menjadi protonema, kemudian menjadi tumbuhan lumut. Tumbuhan ini terbagi menjadi anteridium yang menghasilkan sperma dan akegonium yang menghasilkan sel telur. Peleburan keduanya menghasilkan zigot dan tumbuh menjadi embrio. Embrio tumbuh menjadi sporangium dan menghasilkan spora.
Klasifikasi:
Kingdom      : Plantae
Divisi            : Bryophyta
Kelas            : Bryopsida
Ordo             : Sphagnales
Famili           : Sphagnaceae
Genus           : Sphagnum
Spesies          : Sphagnum ruppinense

IX.        Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan.
a.    Lumut daun memiliki struktur:
·           Akar, rhizoid yang merupakan sederet sel dengan sekat yang tidak serupa.
·           Batang, pertumbuhan memanjang, penampang melintang terdiri atas epidermis, korteks, dan silinder pusat.
·           Daun, hanya setebal selapis sel, ibu tulang daun terdiri dari beberapa lapis sel, dan memiliki kloroflas, serta sel mati yang dindingnya mengalami penebalan spiral.
b.    Pada spesies Sphagnum ruppinense memiliki karakteristik:
·           Morfologi: 1. Filoid, adalah bagian yang meyerupai daun. 2. Rhizoid, adalah bagian
yang berfungsi menyerap zat-zat hara. 3. Sporangium, adalah kotak spora. 4. Spora adalah alat perkembang biakan.
·           Anatomi: 1. Kulit batang terdiri atas selapis sel yang telah mati. 2. Jaringan kulit
bersifat seperti spons. 3. Mempunyai liang-liang yang bulat pada dindingnya. 4. Memiliki spora sebagai alat perkembang biakan.

X.           Saran
Mari kita tingkatkan bersama-sama praktikum kita yang sudah baik menjadi lebih baik lag, untuk teman-teman sesame praktikan mari kita ciptakan suasana praktikum dengan serius dan menyenangkan.

XI.        Daftar Putaka
Campbell, Reece. 2008. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kimball, J.W. 2004. Biologi 2. Jakarta: Erlangga
Prawirohartono, Slamet. 1989. Biologi. Jakarta: Erlangga
Usmiyatun. 2015. Penuntun Praktikum Botani Tumbuhan Rendah. Palangka Raya: IAIN Palangka Raya


Komentar yang membangun sangat dinantikan

Tidak ada komentar: