Pencarian

Rabu, 17 Juni 2015

Makalah Filsafat Ilmu (Ontologi)



BAB II
PEMBAHASAN

                  A.    KEBERADAAN ONTOLOGI

Ontologi adalah penjelasan tentang keberadaan atau eksistensi yang mempermasalahkan   akar-akar (akar yang paling mendasar tentang apa yang di sebut ilmu pengetahuan itu). Jadi dalam ontologi yang di permasalahkan adalah akar-akarnya hingga sampai menjadi ilmu.[1]
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula alam pikiraan yunani telah menunjukkan munculnya perenungan di bidang ontaologi. Yang tertua di antara segenap filsafat yunani yang di kenal adalah Thales. Atas perenungan terhadap air merupakan asal mula ari segala sesuatu.[2]
Kata antologi berasal dari perkataan yunani:  On  =  being, dan Logos = logic. Jadi Ontologi adalah The theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan). Louis O. Kattsoff dalam Elements of filosophy mengatakan, ontologi itu mencari ultimate reality dan menceritakan bahwa di antara contoh pemikiran ontologi adalah pemikiran Thales, yang berpendapat bahwa airlah yang menjadi ultimate subtance yang mengeluarkan semua benda. Jadi asal semua benda hanya satu saja yaitu air.[3]
Noeng muhadjir dalam bukunya filsafat ilmu mengatakan , ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens bagus, menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya. Sedangkan menurut Jujun S. Suriasumantri dalam pengantar ilmu dalam perspektif mengatakan, ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkatan lain, suatu pengkajian mengenai teori tentang ada.
Sementara itu, A. Dardiri dalam bukunya Humaniora, filsafat, dan logika mengatakan, ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda di mana entitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan (objek-0bjek fisis, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan ada: dalam kerangka tradisional ontologi di anggap sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada, dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika filsafat mengatakan, ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir dari kenyatan. Karena itu ia di sebut ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada pengetahuan. Dalam agama ontologi pemikiran tentang tuhan.
Amsal bakhtiar dalam bukunya Filsafat Agama I mengatakan, ontologi berasal dari kata Ontos = sesuatu yang terwujud, ontologi adaah teori/ilmu tentang wujud, tentang hakikat yang ada. Ontologi tidak banyak berdasar pada alam nyata, tetapi berdasarkan pada logika semata-mata.
 beberapa pengetahuan di atas dapat di simpulkan bahwa;
1.      Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahasa yunani yaitu, On/Ontos =ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
2.      Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Trem ontologi pertama kali di perkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M. Untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam perkembangan Christian Wolff (1679-1754 M) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika dan metafisika khusus. Metafisika umum di maksudkan sebagai istilah lain dari ontologi. Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adaah cabang filsafat yang membicarakan prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika khusus masih dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi, dan teologi.
      Kosmologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan tentang alam semesta, Psikologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan tentang jiwa manusia. Teologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan Tuhan.
                 B.     PAMAHAMAN ONTOLOGI
1.      Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyatan itu hanyalah  satu saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri. Harusah salah satunya merupakan sumber yang pokok dan dominan menentukan perkembangan yang lainnya. Istilah  monisme oleh Thomas Davidson di sebut dengan Block Universe. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran:
a.       Materialisme
Aliran ini mengangap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyatan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa atau ruh tindaklah merupakan suatu kenyatan yang berdiri sendiri. Jiwa atau ruh itu hanyalah merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.
Kalau dikatakan bahwa materialisme sering di sebut naturalisme, sebenarnya ada sedikit perbedaan di antara dua paham itu. Namun begitu materialisme dapat dianggap suatu penampakan dari naturalisme. Naturalisme berpendapat bahwa alam saja yang ada, yang lainnya di luar alam tidak ada. Yang di maksud alam di sini ialah segala-galanya, meliputi benda dan ruh. Jadi benda dan ruh sama nilainya dianggap sebagai alam yang satu. Sebaliknya, materialisme menganggap ruh adalah kejadian dari benda. Jadi tidak sama nilai benda dan ruh seperti dalam naturalisme.
Dari segi di mensiya, paham ini sering dikaitkan dengan teori atomisme. Menurut teori ii semua materi tersusun dari sejumlah bahan yang disebut unsur. Unsur-unsur itu bersifat tetap, tak dapat dirusakkan. Bagian-bagian yang terkecil dari unsur itulah yang di namakan atom-atom. Atom dari unsur sama rupanya sama pula, dan sebaliknya. Namun perbedaan hanya mengenai berat dan besarnya. Mereka bisa bersatu menjadi molekul yang terkecil dari atom-atom itu. Selanjutnya atom-atom dengan kesatuannya molekul-molekul itu bergerak terus menuruti undang-undang tertentu. Jadi materialisme menggap bahwa kenyatan ini merupakan suatu mekanis seperti suatu mesin yang besar.
Dalam perkembangannya, sebagai aliran yang paling tua, paham ini timbul dan tenggelam seiring roda kehidupan manusia yang selalu di warnai dengan filsafat dan agama. Alasan mengapa aliran ini berkembang sehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah:
-          Pada pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba, biasanya dijadikan kebenaran terakhir. Pikiran sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu di luar ruang yang abstrak.
-          Penemuan-penemuan menunjukkan berapa bergantungannya jiwa pada badan. Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani. Jasmani lebih menonjol dalam peristiwa ini.
-          Dalam sejarahnya manusia memang bergantung pada benda seperti pada padi. Dewi sri dan tuhan dari situ. Kesemuanya ini memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah benda.
b.      Idealisme
Sebagai lawan materialisme adalah aliran idealisme yang di namakan juga dengan spiritualisme. Idealisme berarti serba cita, sedang spiritualisme berati serba ruh.
Idealisme diambil dari kata “Idea” , yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan ruhani.
Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa hakikat benda adalah ruhani, spirit atau sebangsanya adalah:
-          Nilai ruh lebih tinggi dari pada badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya. Sehingga materi hanyalah badannya, bayangan atau perjelmaan saja.
-          Manusia lebih dapat memahami dirinya dari pada dunia luar dirinya.
-          Materi ialah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi itu saja.
Mareka bagi penganut idealisme sebenarnya tidak ada. Segala kenyataan ini termasuk kenyataan manusia adalah sebagai ruh. Ruh itu tidak hanya menguasai manusia perorang, tetapi juga kebudayaan. Jadi kebudayan adalah perwujudan dari alam cita-cita dan cita-cita itu adalah ruhani. Karenanya aliran ini dapat disebut idealisme dan dapat disebut spiritualisme.
2.      Dualisme
Setelah kita memahami bahwa hakikat itu satu (monisme) baik materi ataupun ruhani, ada juga pandangan yang mengatakan bahwa hakikat itu ada dua. Aliran ini di sebut dualisme. Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit. Materi bukan muncul dari ruh, dan ruh bukan muncul dari benda. Sama-sama hakikat. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia.
Umunya manusia tidak akan mengalami kesulitan untuk menerima prinsip dualisme ini, karena setiap kenyatan lahir dapat segera di tangkap oleh pancaindera kita, sedang kenyataan batin dapat segera diakui adanya oleh akal dan perasaan hidup.
3.      Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyatan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictionary of Philosophy and Religion di katakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa yunani kuno adalah anaxagoros dan empedocles yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara.
 BAB III  Penutup
 A. Kesimpulan 
Ontologi adalah penjelasan tentang keberadaan atau eksistensi yang mempermasalahkan   akar-akar (akar yang paling mendasar tentang apa yang di sebut ilmu pengetahuan itu). Jadi dalam ontologi yang di permasalahkan adalah akar-akarnya hingga sampai menjadi ilmu
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyatan itu hanyalah  satu saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun rohani. 
Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahasa yunani yaitu, On/Ontos =ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. 
    Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin tidak mengakui validitas alternatif yang positif. Istilah nihilisme diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev dalam novelnya Fathers and childern yang di tulisnya pada tahun 1862 di rusia. Dalam novel itu Bazarov sebagai tokoh sentral mengatakan lemahnya kutukan ketika ia menerima ide nihilisme.
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Timbulnya aliran ini di karenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dengan tegas selalu menyangkal adanya suatu kenyatan mutlak yang bersifat trancendent.
Jadi agnostisme adalah paham pengingkatan atau penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakikat benda baik materi maupun ruhani. Aliran ini mirip dengan skeptisisme yang berpendapat bahwa manusia diragukan kemampuannya mengetahui hakikat. Namun tampaknya agnostisisme lebih dari itu karena menyerah sama sekali.

Daftar Pustaka

Prof. Dr. Asmal Bakhtiar, M.A.  Filsafat Ilmu, PT Raja grafindo Persada, Jakarta : 2002


[1] Prof. Dr. Asmal Bakhtiar, M.A.  Filsafat Ilmu, PT Raja grafindo Persada,2002 hlm.132
[2] Ibid 135
[3] Ibid 131

Tidak ada komentar: